Jumat, 28 Oktober 2011

ALAT PELINDUNG DIRI

 (PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT)
PENDAHULUAN
Hazard lingkungan kerja baik fisik maupun kimiawi perlu untuk dikendalikan sedemikian rupa sehingga tercipta suatu lingkungan kerja yang sehat, aman dan nyaman.
Terdapat berbagai cara untuk menanggulangi bahaya-bahaya yang terdapat di lingkungan kerja dan cara-cara tersebut misalnya Pengendalian secara teknik (Mechanical/Engineering Control). Pengendalian secara administratif (Administrative Control) dan Penggunaan Alat Pelindung Diri (personal protective equipment). Pengendalian secara teknik adalah cara pengendalian yang paling efektif dan merupakan alternatif pertama yang dianjurkan, sedangkan  Penggunaan Alat Pelindung Diri merupakan suatu cara yang terakhir ( The last line of defense) yang ditempuh dalam rangka Pengendalian Lingkungan kerja.
Filosofi Alat Pelindung Diri (APD)mengatakan bahwa  Alat Pelindung Diri dapat menyebabkan rasa ketidaknyamanan, membatasi gerakan dan persepsi sensories lainnya.
Hal demikian telah lama dikenal oleh manusia. Oleh karena itu Pengendalian Lingkungan kerja diupayakan melalui kontrol Teknologi, misalnya Pemasangan Local Exhauster (Penangkap debu lokal) dan Pagar Pengaman pada mesin-mesin berputar.
Alat Pelindung Diri (APD) perlu diadakan karena keterbatasan terapan teknologi Pengendalian.

Pentingnya Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
1.    Hak pekerja untuk sehat dan selamat sehingga menjadi suatu kewajiban perusahaan untuk menyediakan
       Alat Pelindung Diri (APD) bagi pekerjanya.
2.    Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu Hirarki Pengendalian Bahaya yang
       diterapkan apabila sudah ada Upaya Pengendalian dan Pengurangan Bahaya.

Tujuan Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD)
1.    Melindungi pekerja dari bahaya akibat pekerjaannya.
2.    Menurunkan tingkat resiko pemajanan terhadap pekerja.

Perencanaan dan Pelaksananaan Program Alat Pelindung Diri (APD)
1.    Perusahaan harus melakukan identifikasi bahaya di tempat kerja termasuk pada pekerjaannya sendiri.
2.    Penentuan Jenis PPE yang sesuai potensi bahaya yang ada.
3.    Sosialisasi penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD)
Perencanaan penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) terhadap pekerja sebaiknya pemilihan Alat Pelindung Diri (APD) dapat memenuhi ketentuan umum sebagai berikut :
1.    Dapat melindungi setiap pekerja dan bahaya-bahaya yang terjadi.
2.    Di disign dan dibuat aman
3.    Bersih dan higienis serta dapat dipertanggungjawabkan
4.    Cocok untuk dipakai setiap pekerja.
5.    Melengkapi lebih dari sekedar Alat Pelindung Diri
6.    Memenuhi standard tertentu

SOSIALISASI PENGGUNAAN Alat Pelindung Diri (APD)
1.    Melalui Pelatihan cara penggunaan, pemeliharaan, penyimpanan, dll
2.    Memotivasi pekerja melalui media komunikasi : safety talk, gambar, poster, dll
3.    Disediakannya buku pedoman pemakaian, pemeliharaan yang diberikan ke seluruh pekerja.
4.    Diterapkan sistem pengawasan/supervisi yang tepat.

Identifikasi Bahaya
1.    Bahaya-bahaya zat kimia
2.    Bahaya kejatuhan suatu barang
3.    Bahaya partikulat-partikulat
4.    Bahaya panas dan temperatur tinggi
5.    Bahaya radiasi cahaya
6.    Pemindahan alat-alat atau bagian-bagian
7.    Pendorong yang memakai roda
8.    Barang-barang yang tajam
9.    Keadaan/kondisi tempat kerja.

JENIS-JENIS Alat Pelindung Diri (APD)
1.    Pelindung Seluruh Tubuh
2.    Pelindung Tubuh
3.    Pelindung Kepala
4.    Pelindung Mata dan Muka
5.    Pelindung Telinga
6.    Pelindung Pernafasan
7.    Pelindung Tangan
8.    Pelindung Kaki
9.    Pelindung Kulit

1.    PELINDUNG KEPALA
Tujuan Pemakaian Alat Pelindung Kepala
Untuk melindungi Kepala dari bahaya terbentur dengan benda tajam atau benda keras, baik yang sifatnya jatuh, melayang dan meluncur termasuk melindungi diri dari panas radiasi bahan-bahan kimia korosif dan mencegah rambut yang rontok dengan mesin-mesin yang berputar.

Jenis pekerjaan yang memerlukan Pelindung Kepala
a.    Pekerjaan di bawah pekerja-pekerja lainnya
b.    Pekerjaan di sekitar atau di bawah “Belt Conveyor”.
c.    Pekerjaan di bawah mesin-mesin atau proses
d.    Pekerjaan di sekitar konduktor energi yang terbuka.

Tingkatan-tingkatan Pelindung Kepala :
a.    Helm Kelas A (Menahan Pengaruh penetrasi dan melindungi diri dari pengaruh-pengaruh listrik yang
       bertekanan rendah)
b.    Helm Kelas B (Menahan Pengaruh penetrasi dan melindungi diri dari pengaruh-pengaruh listrik yang
bertekanan tinggi)
c.    Helm Kelas C (Menahan Pengaruh penetrasi) tidak boleh digunakan di area kerja yang menggunakan alat-alat listrik.

Contoh-contoh
1.    Topi Logam
2.    Topi Plastik
3.    Topi Plastik berlapis asbes
4.    Topi Aluminium
5.    Topi/Kap khusus
6.    Topi Karet
7.    Topi/ peci khusus

2.    PELINDUNG MATA DAN MUKA
Masalah pencegahan kecelakaan yang paling sulit dalam kecelakaan pada mata. Karena itu biasanya tenaga kerja menolak untuk memakai kacamata pengaman yang dirasakan mengganggu kenyamanan dan tidak enak untuk dipakai.
Secara alamiah mata manusia dilengkapi dengan Pelindung yaitu :
a.    Tulang  berfungsi melindungi mata terhadap benturan benda tajam.
b.    Otot di sekita mata  sebagai absorbsi terhadap pukulan.
c.    Alis mata  melindungi mata dari mengalirnya keringat secara langsung.
d.    Bulu-bulu mata  bekerja sebagai tirai pengaman debu yang besarnya > 10  (mikron)

Kacamata pengaman diberikan untuk melindungi mata dari kemungkinan kontak dengan bahaya-bahaya kemasukan debu-debu, gas-gas, uap, cairan korosif, partikel-partikel melayang atau terkena gelombang elektro magnetik.
Jenis pekerjaan yang memerlukan jenis pelindung ini apabila di tempat kerja terdapat beberapa potensi bahaya di bawah ini.
a.    Terdapat pecahan/partikel yang berterbangan
b.    Kilatan api listrik
c.    Gas-gas dan Uap kimia
d.    Cairan : kimia, asam, lelehan besi panas
e.    Debu
f.    Ayunan/putaran benda-benda seperti rantai terali.

Ada 3 macam Alat Pelindung Mata :
a.    Kaca Mata Biasa.
b.    Kaca Mata Goggles : Kaca Mata tertutup semua, tetapi ada lubang-lubang kecil dan ventilasi.
c.    Tameng Muka.

Contoh-contoh
1.    Kaca mata Biasa
2.    Kaca Mata dengan filter khusus/lensa polaroid
3.    Goggles
4.    Goggles dengan lensa tahan sinar Infra Red.
5.    Tameng Plastik
6.    Tameng Logam
7.    Penutup muka khusus
8.    Penutup muka dengan kacamata filter khusus.

3.    PELINDUNG TELINGA
Pelindung telinga diperlukan apabila tingkat kebisingan di tempat kerja sudah mencapai 85 dB diatas 8 jam/hari. Sebelum penyediaan APD telinga diberlakukan ,aka perusahaan seharusnya mengadakan survei tingkat pendengaran para pekerja.

Jenis Pelindung Telinga antara lain :
a.    Kapas
b.    Ear Plugs (Sumbat Telinga)
c.    Ear Muffs (Tutup Telinga)
d.    Canal Caps

Ukuran, bentuk dan saluran telinga untuk setiap individu akan berbeda. Lekukan kedua telinga untuk tiap individu kemungkinan juga berbeda. Diameter telinga pada umumnya 3 – 14 mm. Umumnya berbentuk saluran lonjong dan ada beberapa yang berbentuk bulat dan tidak lurus.
Sumbat telinga dapat dibuat dari kapas, plastik, karet alam dan karet sintetis.

Dalam pamakaiannya kita namakan :
  1. Dispossible ear plug (satu kali pakai dan selesai langsung dibuang)
  2. Non Dispossible ear plug (bisa beberapa kali pakai)Biasanya terbuat dari karet yang dipakai untuk waktu yang lama.

Ear Plugs (Sumbat Telinga)
Keuntungan Ear Plugs (Sumbat Telinga)
1.    Mudah dibawa karena ukurannya kecil.
2.    Relatif lebih nyaman dipakai di tempat yang panas.
3.    Tidak membatasi gerakan kepala.
4.    Harganya relatif murah, dapat dipakai dengan efektif oleh si pemakai kacamata, tutup kepala, anting
       anting dan rambut.

Kerugian Ear Plugs (Sumbat Telinga)
1.    Pemasangannya yang tepat memerlukan waktu yang lebih lama dari tutup telinga.
2.    Tingkat proteksinya lebih kecil dari Ear Muffs (Tutup Telinga)
3.    Bagi Supervisor sulit memonitor tenaga kerja apakah memakai atau tidak.
4.    Hanya dapat dipakai oleh saluran telinga yang sehat.
5.    Bila tangan yang digunakan untuk memasang Ear Plugs (Sumbat Telinga) kotor, maka memudahklan saluran telinga mendapat infeksi.
Ear Muffs (Tutup Telinga)
Tutup telinga terdiri dari dua buah tudung yang berfungsi untuk menyerap suara berfrekuensi tinggi pada pemakaian lama.

Keuntungan Ear Muffs (Tutup Telinga)
1.    Redusir suara oleh tutup telinga lebih besar dari sumbat telinga.
2.    Satu ukuran tutup telinga dapat dipakai oleh beberapa orang dengan ukuran telinga yang berbeda.
3.    Mudah dimonitor pemakaiannya oleh pengawas.
4.    Dapat dipakai pada telinga yang terkena infeksi.
5.    Tidak mudah hilang.

Kerugian Ear Muffs (Tutup Telinga)
1.    Tidak nyaman dipakai di tempat yang panas.
2.    Efektifitas dan kenyamanan pemakainya dipengaruhi oleh pemakaian kacamata, tutup kepala, anting-
       anting, rambut yang menutupi telinga.
3.    Penggunaannya yang terlalu sering mengakibatkan pita penghubung yang berpegas karena sering
       ditekuk, maka daya reduksinya akan berkurang.

Pengaruh Alat Pelindung Telinga terhadap komunikasi
Seseorang dengan pendengaran yang normal apabila bekerja di tempat yang bising (intensitasnya 85 – 105 dBA). Pada kebisingan kontonue mudah baginya mengerti pembicaraan orang lain, bila ia memakai alat pelindung telinga daripada tidak memakainya.
Tetapi bilamana orang yang pendengarannya telah hilang pada frekuensi tinggi dengan tingkat kebisingan di tempat kerja kurang dari 80 dBA, maka pemakaian alat pelindung telinga dapat menyebabkan gangguan komunikasi.
Pemakaian Alat Pelindung Telinga di tempat kerja jenis terputus-putus pada intensitas 85 – 105 dBA, komunikasi akan lebih mudah apabila suaranya mengeras/saat mengeras.
Kebalikannya Komunikasi akan terganggu disaat suara melemah.

Beberapa pertimbangan praktis bagi Pemakaian Alat Pelindung Telinga
Biasanya Alat Pelindung Telinga yang dibutuhkan ditentukan oleh intensitas kebisingan dan waktu pemaparan yang diperkenankan.Pemilihan Alat Pelindung Telinga biasanya tergantung dari kesenangan pemakainya.Alat Pelindung Telinga yang memberikan perlindungan yang akurat dan nyaman akan dapat diterima dengan baik oleh pemakainya.
Latihan tentang pemakaian Alat Pelindung Telinga terhadap tenaga kerja akan tampak bermanfaat ketimbang memberlakukan sangsi.

Faktor-faktor yang mengurangi efektifitas Alat Pelindung Telinga
1.    Kebocoran udara.
2.    Perambatan gelombang suara akan menghambat efektifitas.
3.    Vibrasi/getaran alat itu sendiri.
4.    Konduksi suara melalui tulang dan jaringan.

4.    PELINDUNG PERNAFASAN
Secara umum ada Dua type dasar Alat Pelindung Pernafasan
a.    Respirator/Purifying Respirator
b.    Air Supply Respirator

1.  Respirator/Purifying Respirator
    Membersihkan udara untuk dihirup pemakainya. Digunakan untuk melindungi tenaga kerja dari bahaya pernafasan dari debu, kabut, asap, gas dan uap.

Menurut Cara Kerjanya dapat diklasifikasikan 3 klas, yaitu :
1.    Chemical Respirator
       Digunakan untuk kontaminan yang berbentuk gas dan uap.

2.    Mechanical Respirator
       Digunakan untuk menyaring partikel zat padat.
Contoh :
1.    Debu-debu, uap logam dan asap
2.    Debu semen = 50 mesh, maka respirator yang dipakai kurang dari 50 mesh.

3.    Untuk Campuran Gas, Uap dan zat padat digunakan golongan 1 & 2.
1.    Respirator yang dilengkapi dengan filter digunakan untuk debu-debu dan kabut yang kadar
       kontaminannya tidak terlalu tinggi dan ukuran partikelnya lebih besar dari 1   (mikron).
2.    Respirator untuk uap logam filternya mempunyai pori-porinya  1   (mikron).
3.    Respirator untuk partikel yang sangat toksik diameter porinya 0,3   (mikron).
4.    Khusus untuk gas CO, suatu campuran Mangan Oksida dan Oksida dari Tembaga secara katalis
       dapat merubah gas CO menjadi gas CO2.

2.  Air Supply Respirator
Respirator ini tidak dapat dilengkapi dengan filter melainkan alat ini mensupply pemakaian dengan udara konveksi klas atau udara tabung.
Yang harus diketahui adalah :
a.    Harus minimum Prosentase O2 = 19,5 %  -  23,5 %
b.    Harus minimum Hidro Carbon =   5 mg/l
c.    Harus minimum CO = 20 ppm
d.    CO2 = 100 ppm

Beberapa masalah yang mempengaruhi effisiensi respirator.
1.    Ukuran antropometri muka pemakai yang berbeda-beda sehingga yang cocok untuk seseorang tenaga
       kerja belum tentu cocok untuk orang lain.
2.    Cara pemasangan filter yang salah.
3.    Pemeliharaan respirator yang kurang.

5.    PELINDUNG SELURUH TUBUH

6.    PELINDUNG TUBUH
       Jenis pelindung tubuh harus sesuai dengan jenis bahaya & Pekerjaan, yaitu :
a.    Flame Resistent Cotton atau Duck untuk bahaya panas atau percikan api yang sedang.
b.    Special Flame – Retardant & Heat Resistant Synthetic Fabric untuk memadamkan api atau
       pekerjaan di sekeliling api terbuka.
c.    Rubber, Neoprene, Vynyl  untuk pekerjaan basah, menggunakan zat kimia, pekerjaan potensi korosi
d.    Leather  untuk melindungi pengaruh-pengaruh cahaya/sinar.

APRON  : pakaian pelindung tubuh untuk melindungi tubuh dari percikan bahan radio aktif. Dibuat dari kain, kulit/asbes atau kain dilapisi Aluminium. Tidak boleh dipakai pada tempat kerja yang memakai mesin berputas.
Pakaian kerja disesuaikan dengan jenis pekerjaannya.

Contoh-contah :
1.    Jaket Asbes atau Jas kulit
2.    Jaket Karet
3.    Jaket Plastik karet
4.    Jaket Karet/kulit dilapisi timah hitam.
5.    Pakaian Khusus.

7.    PELINDUNG TANGAN
Pelindung tangan paling banyak dipakai, hal ini tidak mengherankan karena kecelakaan yang paling banyak terdapat pada tangan dari seluruh kecelakaan yang ada.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan alat pelindung tangan
1.    Bahaya yang harus dilindungi.
       Benda korosif, bahaya panas, dingin dan benda kasar.
2.    Daya terhadap kontak dan baha-bahan.
       Misalnya : Bensin, karet dan pelumas.
3.    Kepekaan yang diperlukan dalam melakukan pekerjaan.
4.    Daerah yang harus dilindungi.
       Misalnya : apakah jari-jari saja, atau seluruh tangan, pergelangan tangan atau lengan.

Jenis Pelindung ini seharusnya dapat melindungi diri dari bahaya-bahaya :
a.    Terpotong
b.    Terbakar
c.    Tertusuk
d.    Kontak kulit dengan zat kimia tyang berbahaya
e.    Sengatan arus listrik

Jenis Pelindung Tangan
a.    Metal Mesh (Butir logam)  mencegah bahaya terrpotong, benda tajam
b.    Leather (kulit)  melindungi dari benda-benda yang kasar, potongan-potongan & percikan api atau
       benda panas.
c.    Cotton Fabric (Bahan Katun)  melindungi dari kotoran, potongan kecil dari kayu, benda-benda licin
       atau abrasi. Jangan dipakai pada pekerjaan dengan bahan-bahan yang kasar, tajam dan berat.
d.    Rubber, Neoprene, Vynyl  melindungi dari zat kimia.

Menurut bentuknya sarung tangan dapat dibedakan menjadi :
a.    Sarung tangan biasa (Gloves)
b.    Sarung tangan yang dilapisi dengan plat logam Granntlet) yang digunakan untuk lengan.
c.    Mitth  sarung tangan untuk 4 jari terbungkus.

Beberapa Contoh sarung tangan menurut jenis bahaya yang harus dicegah
a.    Bahaya Listrik   sarung tangan karet
b.    Bahaya Radiasi  sarung tangan karet atau kulit yang dilapisi Pb.
c.    Benda-benda kasar dan keras  sarung tangan kulit yang dilapisi Cr.
d.    Asam dan Basa korosif  sarung tangan karet alami.
e.    Benda-benda panas  sarung tangan kulit terutama terbuat dari Asbes.

Contoh-Contoh
1.    Sarung Tangan kulit
2.    Sarung Tangan kulit dilapisi Logam
3.    Sarung Tangan Kulit berlengan panjang
4.    Sarung Tangan  Karet
5.    Sarung Tangan Karet berlengan panjang
6.    Sarung Tangan Asbes
7.    Sarung Tangan Plastik
8.    Sarung Tangan Tahan api
9.    Pakaian berlengan panjang.

8.    PELINDUNG KAKI
Sepatu keselamatan kerja dipakai untuk melindungi kaki dari kejatuhan benda berat, percikan asam dan basa yang korosif, cairan panas dan terinjak benda tajam.

Pelindung kaki seharusnya dapat melindungi jenis bahaya :
a.    Penekanan
b.    Tertusuk
c.    Panas
d.    Basah atau permukaan licin.

Alat pelindung kaki menurut jenis pekerjaannya
1.    Pekerjaan pengecoran baja
       Dibuat dari Chrom dilapisi Asbes yang tingginya kurang lebih 35 Cm pakai pengikat.
2.    Tempat kerja yang mengandung bahaya peledakan. Sepatu kerja tidak boleh pakai paku, karena dapat
       menimbulkan peledakan kalau terinjak.
3.    Pekerjaan yang berhubungan dengan bahaya listrik hubungan pendek harus tahan terhadap 10.000 volt
       untuk tidak lebih 3 menit dengan menggunakan karet anti elektronik.
4.    Pekerja bangunan yang mempunyai resiko tinggi terinjak benda tajam, kejatuhan benda berat, terbentur
       benda keras, terbuat dari kulit yang dilindungi baja di ujung sepatu jari-jari.

Contoh-contah
1.    Sepatu Steelbox toe
2.    Sepatu Kulit
3.    Sepatu Karet
4.    Sepatu Bot Karet
5.    Sepatu Anti Slip
6.    Sepatu Dilapisi Baja
7.    Sepatu Plastik
8.    Sepatu dengan sol kayu/gabus
9.    Sepatu yang konduktif
10.    Pelindung betis, tungkai dan mata kaki.

9.    PELINDUNG KULIT (PROTECTING SKIN)
a.    Metal Mask      digunakan di kaki, diberi karpet yang tahan api selain Safety shoes. Material yang
       ada berbeda-beda jenisnya. Sol terbuat dari bahan yang tahan bahan chemical, tahan licin oleh
       minyak dan paku, ada bahan metalnya.
b.    Sutrile Resist      untuk hewan, kimia, proses makanan
c.    Neoprene      Terbuat dari karet, minyak panas.
d.    Metatarsal      Kejatuhan barang dari box.

Pada Pekerja Tukang Las menggunakan  Goggles, Apron, Sarung tangan, hardness dan safety belt tidak direkomendasikan lagi, karena ternyata  banyak pekerja yang jatuih dan celaka.

Pada ketinggian 2 meter harus memakai hardness. Type hardness berbeda-beda, tetapi kegunaannya sama. Bahan material terbuat dari bahan kanvas. Tergantung kebutuhan (sesuai dengan standard). Tidak boleh panjang karena bisa terbentur. Hardness ada 2 macam, yaitu :
1.  Hardness Manusia,
2.  Hardness barang..




Tidak ada komentar:

Posting Komentar