Buku terbaru Ippho Santosa ini merupakan lanjutan dari bestseller 7 Kejaiban Rezeki. Dalam buku Percepatan Rezeki Dalam 40 hari Dengan Otak Kanan ini, sangat islami namun tetap dengan gaya Ippho yang santai, sehingga pembaca tak merasa digurui atau pun dipaksa untuk melakukan perubahan diri.
tujuh point yang perlu dipraktekkan untuk membawa keajaiban rezeki ke dalam kehidupan kita,
- Sidik Jari Kemenangan
- Sepasang Bidadari
- Golongan Kanan
- Simpul Perdagangan
- Perisai Langit
- Pembeda Abadi
- Pelangi Ikhtiar
Di dalam buku ini, keutamaan sedekah, dan terus meningkatkan amalan dan ibadah pribadi adalah salah satu langkah percepatan dalam meraih rezeki. Seberapa banyak Ilmu yang didapat namun tidak diamalkan tentunya akan percuma juga. Setidaknya dengan buku ini akan memberikan motivasi bagi kita mendapatkan rezeki yang diridhoi Allah SWT. Mulailah perbanyak sedekah terutama sedekah harta, shalat dhuha minimal 8 rakaat tiap hari, dan jangan lewatkan berkomunikasi langsung dengan Allah dengan Tahajud.
Buku ini juga banyak memberikan perbandingan pemikiran antara Otak Kiri dan Otak Kanan. Misalnya perbandingan Memulai usaha dengan otak kiri vs Otak Kanan, Beribadah dengan cara Otak Kiri vs Otak Kanan, Sedekah cara Otak Kiri vs Otak kanan, dan masih banyak lagi.
Selain itu, buku ini banyak membahas msalah sedekah dan berdagang. Tentunya dan pasti dengan cara otak kanan. Saya selalu tertawa geli saat membaca beberapa dialog dan perumpamaan di dalam buku tersebut. Berikut adalah salah satu kutipan di dalam buku tersebut yang membahas perbedaan antara orang yang ke-kiri-an dan golongan kanan (otak kanan) dalam memulai usaha.
Masih penasaran dengan dalih-dalih orang kiri? Simak saja dan lihatlah bagaimana Golongan Kanan mematahkan dalih-dalih itu dengan sekali sambar.
Kata si Kiri, “Punya modal dulu, ntar baru bisa buka usaha.”Bukui ini layak anda miliki Selamat Membaca
Balas si Kanan, “Pakai modal orang dulu kan bisa” atau “Pakai brosur dulu kan bisa!.”
Kata si Kiri, “Studi kelayakan dulu, ntar baru buka usaha.”
Balas si Kanan, “Buka usaha dulu, ntar baru usahanya dilayakkan.”
Kata si Kiri, “Makanannya enak dulu, ntar baru ramai.”
Balas si Kanan, “Dibikin ramai saja dulu, ntar kesannya enak.”
Kata si Kiri, “Barangnya bagus dulu, ntar baru dijual mahal.”
Balas si Kanan, “Dijual mahal dulu, ntar kesannya bagus.”
Kata si Kiri, “Omzetnya besar dulu, ntar baru bisa terkenal.”
Balas si Kanan, “Dibikin terkanal saja dulu, ntar omzetnya bisa besar.”
Kata si Kiri, “Sekolah tinggi-tinggi dulu, ntar baru bisa sukses.”
Balas si Kanan, “Belajar formal secukupnya saja. Terus, perbanyak belajar informal. Dengan gitu, baru bisa sukses.”
Kata si Kiri, “Kami bangga dengan gelar kesarjanaan.”
Balas si Kanan, “Kami bangga dengan gelas barang dagangan.” Masudnya, menggelas barang dagangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar