Senin, 30 Januari 2012

MRI (Magnetic Resonance Imaging)

MRI (Magnetic Resonance Imaging) merupakan cabang ilmu kesehatan yang berkaitan dengan zat-zat radioaktif, energi pancaran, diagnosis, dan pengobatan penyakit dengan menggunakan radiasi pengion (sinar X) maupun bukan pengion (ultrasound). Wilhelm Conrad Roentgen menemukan radiasi sinar X pada tanggal 8 November 1895 di Wuerzburg University. Awalnya segala sesuatu yang berkenaan dengan radiologi dianggap mengarah ke rontgen (pemeriksaan), tetapi kini radiologi tak hanya sebatas itu. Radiologi juga menyentuh level pencitraan (imaging) baik dengan zat radioaktif maupun dengan energi pancaran.
Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu alat kedokteran di    bidang pemeriksaan diagnostik radiologi , yang menghasilkan rekaman gambar potongan penampang tubuh / organ manusia.
MRI dibagi menjadi 2 yaitu radiologi diagnostik dan radiologi terapik.
Hasil MRI
Gambaran tersebut didapat dengan menggunakan medan magnet   berkekuatan antara 0,064 – 1,5 tesla (1 tesla = 1000 Gauss) dengan resonansi getaran terhadap inti atom hidrogen.
Beberapa faktor kelebihannya adalah kemampuan dalam membuat   potongan koronal, sagital, aksial dan oblik tanpa banyak memanipulasi posisi tubuh pasien sehingga sangat sesuai untuk diagnostik jaringan lunak.
Teknik penggambaran MRI relatif komplek karena gambaran yang dihasilkan tergantung pada banyak parameter. Bila pemilihan parameter tersebut tepat, kualitas gambar MRI dapat memberikan gambaran detail tubuh manusia dengan perbedaan yang kontras, sehingga anatomi dan patologi jaringan tubuh dapat dievaluasi secara teliti.
Untuk menghasilkan gambaran MRI dengan kualitas yang optimal sebagai alat diagnostik, maka harus memperhitungkan hal-hal yang berkaitan dengan teknik penggambaran MRI, antara lain :
  1. Persiapan pasien serta teknik pemeriksaan pasien yang baik
  2. Kontras yang sesuai dengan tujuan pemeriksaanya
  3. Artefak pada gambar, dan cara mengatasinya
  4. Tindakan penyelamatan terhadap keadaan darurat.
MRI bila ditinjau dari tipenya terdiri dari :
  1. MRI yang memiliki kerangka terbuka (open gantry) dengan ruang yang luas.
  2. MRI yang memiliki kerangka (gantry) biasa yang berlorong sempit.
Bila ditinjau dari kekuatan magnetnya terdiri dari ;
  1. MRI Tesla tinggi ( High Field Tesla ) memiliki kekuatan di atas 1 – 1,5 T ;
  2. MRI Tesla sedang (Medium Field Tesla) memiliki kekuatan 0,5 – T ;
  3. MRI Tesla rendah (Low Field Tesla) memiliki kekuatan di bawah 0,5T.
Tata Laksana dan Langkah Pemeriksaan
  1. Pada pemeriksaan MRI perlu diperhatikan bahwa alat-alat seperti tabung oksigen, alat resusistasi, kursi roda, dll yang bersifat fero-magnetik tidak boleh dibawa ke ruang MRI. Untuk keselamatan, pasien diharuskan mema-kai baju pemeriksaan dan menanggalkan benda-benda feromagnetik, seperti : jam tangan, kunci, perhiasan jepit rambut, gigi palsu dan lainnya.
  2. Screening dan pemberian informasi kepada pasien dilakukan dengan cara mewawancarai pasien, untuk mengetahui apakah ada sesuatu yang membahayakan pasien bila dilakukan pemeriksaan MRI, misalnya: pasien menggunakan alat pacu jantung, logam dalam tubuh pasien seperti IUD, sendi palsu, neurostimulator, dan klip anurisma serebral, dan lain-lain.
  3. Transfer pasien menuju ruang MRI, khususnya pasien yang tidak dapat berjalan harus diperhatikan karena penggunaan mesin roda akan membahayakan dikarenakan medan magnet MRI selalu menyala. Cara antisipasi adalah menggunakan meja MRI yang mobile.
  4. Kenyamanan pasien perlu diperhatikan karena dapat merancukan pemeriksaan.
  5. Persiapan console yaitu memprogram identitas pasien se-perti nama, usia dan lain-lain.
  6. Pemilihan coil yang tepat.
  7. Memilih parameter yang tepat.
  8. Untuk mendapatkan hasil gambar yang optimal, perlu penentuan center magnet (land marking patient) sehingga coil dan bagian tubuh yang diamati harus sedekat mungkin ke center magnet, misalnya pemeriksaan MRI kepala, pusat magnet pada hidung.
Kelebihan MRI Dibandingkan dengan CT Scan
Beberapa kelebihan dan kekurangan MRI dibandingkan dengan pemeriksaan CT Scan, yaitu
  1. MRI lebih unggul untuk mendeteksi beberapa kelainan pada jaringan lunak seperti otak, sumsum tulang serta muskuloskeletal.
  2. Mampu memberi gambaran detail anatomi dengan lebih jelas.
  3. Mampu melakukan pemeriksaan fungsional seperti pemeriksaan difusi, perfusi dan spektroskopi yang tidak dapat dilakukan dengan CT Scan.
  4. Mampu membuat gambaran potongan melintang, tegak, dan miring tanpa merubah posisi pasien.
  5. MRI tidak menggunakan radiasi pengion.