Selasa, 13 Maret 2012

PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA DEMAM BERDARAH DENGUE

Infeksi virus dengue (IVD) sampai saat ini masih merupakan problem kesehatan di dunia. Manisfestasi klinis akibat virus dengue ini sangat bervariasi dan yang ditakutkan adalah demam berdarah dengue (DBD) dan sindrom syok dengue (SSD). Di masyarakat masih sering terjadi kerancuan antara istilah infeksi virus dengue (IVD) dan DBD. Trombositopenia bukanlah satu-satunya marker penanda DBD,
dimana sering terjadi overdiagnosis DBD karena dokter hanya berpatokan pada trombositopenia. DBD menurut kriteria WHO harus meliputi 4 hal yaitu demam, manifestasi perdarahan (minimal Rumpel Leede/Toruniquet Test positif), trombositopenia kurang atau sama dengan 100.000/ul dan tanda kebocoran plasma seperti peningkatan hematokrit ≥ 20%/penurunan hematokrit 20% sesudah terapi cairan/efusi pleura/hipoproteinemia/hipoalbuminemia. Namun menurut guidelines WHO 2009 yang masih akan difinalkan di tahun 2010 ini, klasifikasi infeksi virus dengue akan berubah menjadi dengue tanpa warning signs, dengue dengan warning signs, dan severe dengue. Hal ini disebabkan karena bervariasinya klinis dan hasil laboratoris hasil IVD di lapangan, sehingga menyulitkan tatalaksana/manajemen demam berdarah dengue.
            Pemahaman mengenai patogenesis infeksi virus dengue mutlak harus dikuasai untuk pemilihan parameter laboratorium dan untuk melakukan interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium saat ini selain darah lengkap/CBC (Complete Blood Count), idealnya diiukuti dengan LFT (Liver Function Test) yaitu SGOT dan SGPT serta pemeriksaan serologis. Pemeriksaan serologis berupa antigen NS1, dan antibodi pembeda infeksi primer sekunder yaitu IgM dan IgG anti dengue. Uji serologi menggunakan metode imunokromatografi (rapid test) berupa NS1, IgG dan IgM anti dengue berfungsi sebagai uji saring (screening test) sedangkan metode Elisa (Enzyme Linked Imuno Sorbent Assay) berguna sebagai uji konfirmasi yang bersifat kuantitatif sehingga dapat mengikuti kadar antibodi di dalam tubuh penderita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar