Penyakit
Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit jantung yang disebabkan oleh
penyempitan pembuluh darah koroner. Pembuluh darah koroner adalah
pembuluh darah yang berfungsi menyuplai oksigen dan zat makanan ke otot
jantung, pembuluh ini dapat menyempit akibat pertumbuhan plak sehingga
diameter pembuluh darah tersebut berkurang sehingga pasokan darah ke
otot jantung menjadi berkurang
.
APA PENYEBAB PEMBULUH DARAH KORONER DAPAT MENYEMPIT?
Penyebabnya sendiri tidak diketahui dengan pasti, namun dalam hal ini dikenal istilah ‘faktor resiko', yang terdiri dari diabetes, hipertensi, kolesterol LDL tinggi, kolesterol HDL rendah, umur, obesitas, kurang olahraga, merokok dan keturunan. Semakin banyak faktor resiko yang dipunyai seseorang, maka semakin besar resiko orang tersebut mengalami penyempitan pembuluh darah koroner dan menderita PJK.
APA GEJALA PENYAKIT JANTUNG KORONER?
Aliran darah ke otot jantung yang menurun karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner mengakibatkan otot jantung kekurangan oksigen (iskemia) dan memberikan gejala klinis yang bermacam-macam, dari ringan sampai berat bahkan kematian mendadak. Pasien dapat mengalami gejala klinis berupa sesak nafas, nyeri atau panas di dada atau rasa tercekik yang memberat saat aktivitas dan menghilang dengan istirahat yang dikenal dengan istilah Angina Pektoris Stabil. Bila pada suatu keadaan nyeri makin memberat, makin sering, timbul dengan aktivitas fisik yang ringan atau bahkan timbul saat istirahat, maka gejala ini dikenal dengan istilah Angina Pectoris Tidak Stabil. Pasien juga bisa mengalami serangan jantung (akut miokard infark) berupa nyeri dada hebat yang tidak hilang dengan istirahat dan seringkali disertai keringat dingin. Harus disadari bahwa sekitar 30% PJK tidak memberi gejala apapun pada awalnya sampai suatu saat tiba-tiba pasien meninggal mendadak akibat serangan jantung.
PENGOBATAN PJK DENGAN STENT
Salah satu pengobatan PJK yang sangat bermanfaat adalah PCI (Percutaneus Coronary Intervention), kita sering menyebutnya dengan ‘pemasangan cincin'. Sebenarnya istilah pemasangan cincin kurang begitu tepat karena bentuk cincin (disebut juga Stent) disini lebih menyerupai gorong-gorong yang berjaring-jaring. Stent terbuat dari metal tahan karat, sebelum dikembangkan berbentuk kuncup menempel pada balon (di dalamnya terdapat balon). Fungsi dari stent sebenarnya adalah sebagai penyangga supaya pembuluh darah tidak menyempit kembali (restenosis).
Pada tindakan PCI, stent tadi dimasukan ke dalam pembuluh darah koroner dengan bantuan alat kateter yang dimasukan dengan membuat sayatan kecil (1-2 mm) pada pembuluh darah di tangan atau lipat paha dengan bius lokal (bukan bius umum). Begitu sampai pada tempat penyempitan, balon dikembangkan sehingga stent ikut mengembang, menempel pada pembuluh darah dan pembuluh darah pun menjadi lebar. Balon kemudian dikempiskan lalu ditarik kembali sehingga yang tertinggal disana hanya stent. Untuk memasang stent pada posisi yang tepat, pada tindakan PCI ini digunakan panduan sinar rontgen dan fluoroscopy.
Secara garis besar stent terdiri dari dua jenis, yaitu stent bersalut obat (Drug Eluting Stent/DES) dan stent tanpa salut obat (Bare Metal Stent/BMS). Salut obat pada DES gunanya adalah untuk mengurangi pertumbuhan sel-sel pembuluh darah pada tempat penyempitan sehingga resiko penyempitan kembali dapat dikurangi hingga 5% dibandingkan tanpa menggunakan salut obat.
Dibandingkan operasi bypass (CABG), tindakan PCI ini juga lebih disenangi karena tidak memerlukan persiapan khusus (hanya puasa 3-4 jam), tidak diperlukan pembiusan total, tidak membuka/menyayat dinding dada, rasa sakit sangat minimal dan umumnya hanya memerlukan satu hari perawatan.
DAPATKAH KAMBUH KEMBALI?
Patut diketahui bahwa stent gunanya adalah untuk melebarkan pembuluh darah dengan "menekan atau mendorong" plak tadi supaya pembuluh darah menjadi lebar dan aliran darah menjadi lancar, bukan untuk membuang plak. Plak dapat tumbuh kembali ditempat yang sama ataupun ditempat lain. Maka dari itu, setelah pemasangan stent, bukan berarti semua masalah menjadi beres. Tapi pasien tetap harus menjaga faktor resiko yang telah disebutkan di atas, supaya resiko tumbuhnya kembali plak dapat berkurang.
PERTANYAAN SEPUTAR STENT
Sering seorang dokter mendapat pertanyaan seperti ini dari pasiennya,
"Dok, stent bisa karatan gak sih?"
Stent tidak dapat berkarat karena memang dibuat dari campuran logam tahan karat . Jangankan stent, teflon untuk memasak telur di dapur ibu kita pun bisa dibuat tidak berkarat bukan? Jadi jangan khawatir stent yang telah dipasang di jantung anda akan berkarat.
"Dok, stent bisa bergeser gak ya?"
Stent juga tidak dapat bergeser karena sekali stent tersebut mengembang (expand) dia akan tetap berada di tempatnya.
"Dok, saya tidak tahan sakit, sakit banget gak sih pemasangan stent itu?"
Rasa sakit hanya pada tempat sayatan pada pembuluh darah tangan atau kaki, pemasangan stent atau pemasukan kateter sendiri tidak akan menimbulkan rasa sakit karena pembuluh darah memang tidak mempunyai sensor rasa sakit.
"Dok, kenapa setelah pemasangan stent saya harus tetap meminum obat pengencer darah?"
Bagaimanapun juga, stent adalah benda asing bagi tubuh dan reaksi tubuh atas benda asing tersebut dapat berupa pembentukan bekuan darah di tempat pemasangan stent (stent thrombosis) yang dapat berakibat fatal. Resiko ini meningkat pada penggunaan stent bersalut obat (DES) dibandingkan dengan stent tanpa salut obat (BMS) karena pada stent bersalut obat, obat ditempelkan pada stent dengan menggunakan bahan polymer yang cenderung dapat mencetuskan pembentukan bekuan darah (trombus). Karena itu, setelah pemasangan stent (jenis apapun), pasien harus tetap meminum obat pengencer darah (Clopidogrel dan Aspirin) menurut dosis dan jangka waktu yang ditentukan oleh dokter.
sumber : kanal kesehatan
.
APA PENYEBAB PEMBULUH DARAH KORONER DAPAT MENYEMPIT?
Penyebabnya sendiri tidak diketahui dengan pasti, namun dalam hal ini dikenal istilah ‘faktor resiko', yang terdiri dari diabetes, hipertensi, kolesterol LDL tinggi, kolesterol HDL rendah, umur, obesitas, kurang olahraga, merokok dan keturunan. Semakin banyak faktor resiko yang dipunyai seseorang, maka semakin besar resiko orang tersebut mengalami penyempitan pembuluh darah koroner dan menderita PJK.
APA GEJALA PENYAKIT JANTUNG KORONER?
Aliran darah ke otot jantung yang menurun karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner mengakibatkan otot jantung kekurangan oksigen (iskemia) dan memberikan gejala klinis yang bermacam-macam, dari ringan sampai berat bahkan kematian mendadak. Pasien dapat mengalami gejala klinis berupa sesak nafas, nyeri atau panas di dada atau rasa tercekik yang memberat saat aktivitas dan menghilang dengan istirahat yang dikenal dengan istilah Angina Pektoris Stabil. Bila pada suatu keadaan nyeri makin memberat, makin sering, timbul dengan aktivitas fisik yang ringan atau bahkan timbul saat istirahat, maka gejala ini dikenal dengan istilah Angina Pectoris Tidak Stabil. Pasien juga bisa mengalami serangan jantung (akut miokard infark) berupa nyeri dada hebat yang tidak hilang dengan istirahat dan seringkali disertai keringat dingin. Harus disadari bahwa sekitar 30% PJK tidak memberi gejala apapun pada awalnya sampai suatu saat tiba-tiba pasien meninggal mendadak akibat serangan jantung.
PENGOBATAN PJK DENGAN STENT
Salah satu pengobatan PJK yang sangat bermanfaat adalah PCI (Percutaneus Coronary Intervention), kita sering menyebutnya dengan ‘pemasangan cincin'. Sebenarnya istilah pemasangan cincin kurang begitu tepat karena bentuk cincin (disebut juga Stent) disini lebih menyerupai gorong-gorong yang berjaring-jaring. Stent terbuat dari metal tahan karat, sebelum dikembangkan berbentuk kuncup menempel pada balon (di dalamnya terdapat balon). Fungsi dari stent sebenarnya adalah sebagai penyangga supaya pembuluh darah tidak menyempit kembali (restenosis).
Pada tindakan PCI, stent tadi dimasukan ke dalam pembuluh darah koroner dengan bantuan alat kateter yang dimasukan dengan membuat sayatan kecil (1-2 mm) pada pembuluh darah di tangan atau lipat paha dengan bius lokal (bukan bius umum). Begitu sampai pada tempat penyempitan, balon dikembangkan sehingga stent ikut mengembang, menempel pada pembuluh darah dan pembuluh darah pun menjadi lebar. Balon kemudian dikempiskan lalu ditarik kembali sehingga yang tertinggal disana hanya stent. Untuk memasang stent pada posisi yang tepat, pada tindakan PCI ini digunakan panduan sinar rontgen dan fluoroscopy.
Secara garis besar stent terdiri dari dua jenis, yaitu stent bersalut obat (Drug Eluting Stent/DES) dan stent tanpa salut obat (Bare Metal Stent/BMS). Salut obat pada DES gunanya adalah untuk mengurangi pertumbuhan sel-sel pembuluh darah pada tempat penyempitan sehingga resiko penyempitan kembali dapat dikurangi hingga 5% dibandingkan tanpa menggunakan salut obat.
Dibandingkan operasi bypass (CABG), tindakan PCI ini juga lebih disenangi karena tidak memerlukan persiapan khusus (hanya puasa 3-4 jam), tidak diperlukan pembiusan total, tidak membuka/menyayat dinding dada, rasa sakit sangat minimal dan umumnya hanya memerlukan satu hari perawatan.
DAPATKAH KAMBUH KEMBALI?
Patut diketahui bahwa stent gunanya adalah untuk melebarkan pembuluh darah dengan "menekan atau mendorong" plak tadi supaya pembuluh darah menjadi lebar dan aliran darah menjadi lancar, bukan untuk membuang plak. Plak dapat tumbuh kembali ditempat yang sama ataupun ditempat lain. Maka dari itu, setelah pemasangan stent, bukan berarti semua masalah menjadi beres. Tapi pasien tetap harus menjaga faktor resiko yang telah disebutkan di atas, supaya resiko tumbuhnya kembali plak dapat berkurang.
PERTANYAAN SEPUTAR STENT
Sering seorang dokter mendapat pertanyaan seperti ini dari pasiennya,
"Dok, stent bisa karatan gak sih?"
Stent tidak dapat berkarat karena memang dibuat dari campuran logam tahan karat . Jangankan stent, teflon untuk memasak telur di dapur ibu kita pun bisa dibuat tidak berkarat bukan? Jadi jangan khawatir stent yang telah dipasang di jantung anda akan berkarat.
"Dok, stent bisa bergeser gak ya?"
Stent juga tidak dapat bergeser karena sekali stent tersebut mengembang (expand) dia akan tetap berada di tempatnya.
"Dok, saya tidak tahan sakit, sakit banget gak sih pemasangan stent itu?"
Rasa sakit hanya pada tempat sayatan pada pembuluh darah tangan atau kaki, pemasangan stent atau pemasukan kateter sendiri tidak akan menimbulkan rasa sakit karena pembuluh darah memang tidak mempunyai sensor rasa sakit.
"Dok, kenapa setelah pemasangan stent saya harus tetap meminum obat pengencer darah?"
Bagaimanapun juga, stent adalah benda asing bagi tubuh dan reaksi tubuh atas benda asing tersebut dapat berupa pembentukan bekuan darah di tempat pemasangan stent (stent thrombosis) yang dapat berakibat fatal. Resiko ini meningkat pada penggunaan stent bersalut obat (DES) dibandingkan dengan stent tanpa salut obat (BMS) karena pada stent bersalut obat, obat ditempelkan pada stent dengan menggunakan bahan polymer yang cenderung dapat mencetuskan pembentukan bekuan darah (trombus). Karena itu, setelah pemasangan stent (jenis apapun), pasien harus tetap meminum obat pengencer darah (Clopidogrel dan Aspirin) menurut dosis dan jangka waktu yang ditentukan oleh dokter.
sumber : kanal kesehatan