Minggu, 02 Desember 2012

LA TAHZAN

Tertusuk duri dan ranjau musibah, ujian dan cobaan.
"Jarum kesakitannya menusuk tulung belulang diri sehingga jeritan batin itu terpecah mengejutkan bumi"
Kehilangan saudara tersayang, kematian insan terdekat, kesakitan yang memedihkan, kemiskinan yang lara, kegagalan yang melunturkan, kepahitan hidup yang kelam, kekalahan yang menyebakan, kesedihan yang menyakitkan, persengketaan yang tiada kesudahan, permasalahan yang berulang dan segala bentuk musibah yang lain.
Beban hidup yang memberatkan dan kemacetan hidup yang memusingkan.
"Ya Allah, beratnya ujianmu ini. Kenapa aku diuji sebegini? "Luapan hati kita saat itu.
Semua itu adalah sesuatu yang menyakitkan dan terasa akan penderitaan sampai ke ulu hati yang dalam. Pernahkah Anda merasakan semua ini? Tampaknya Anda terdiam sejenak, berhenti merenungi sampai ke ujung titik.

".. Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu .. "
[Ath Thalaq 65: 3]
Diuji dengan ujian kehidupan yang berat sehingga hilang setengah kontrol kesabaran. Musibah yang datang bagaikan tiada titik hentinya. Setelah satu, hadir satu lagi cobaan. Bak kata orang, ia datang bertimpa-timpa. Benar-benar teruji dengan segala bentuk kesabaran dan ketabahan terguncang seketika.
Pernahkah Anda mengalaminya? - Saya yakin, kita semua pernah. Ada yang mengangguk tanda setuju.
Inilah warna warni kehidupan. Ada hitam dan putih. Ada saat sedih dan ada saat gembira. Suka dan dukanya.
Saya masih ingat, ketika saat-saat melanjutkan ku;iah. Dalam proses menyesuaikan diri dengan suasana pembelajaran, kehidupan dan alam yang baru - saya dirundung dengan tekanan yang bersangatan. Entah mengapa, saya benar-benar bingung.
"Suasana pelajaran yang menekan"
"Hubungan dengan kontak-kontak baru"
"Kikuk dengan alam kampus yang mulai mewarnai corak kehidupan"
"Dan, berbagai masalah yang silih bergantian."
Antara hal yang menyebabkan saya benar-benar down ketika itu adalah prestasi akademi saya jatuh tajam. Setiap hari dipenuhi dengan suasana kejar-mengejar ke kelas antara dua fakultas. (Saya belajar di dua fakultas yang berbeda di mana jaraknya jauh antara satu dengan yang lain. Jika berjalan kaki memakan waktu 20 menit).
Kepenatan, kelelahan, kejemuan dan keputusasaan mulai menyelubungi keseharian saya. Hal ini berlangsung untuk waktu yang cukup lama, dan saat itu jiwa dan hati saya mulai kekosongan dan terasa benar-benar hambar, kaku dan gersang.
"Ana rasa penat sangat dengan kehidupan kampus ini, terasa macam ingin berhenti belajar," Luah hati saya kepada seorang sahabat.
"Kenapa? Anta ada masalah ke?, "Tanya sahabat saya.
"Entah la, ana rasa lain sangat sekarang ini. Jiwa kosong dan hati semacam sudah mati. Sebenarnya, ana sedih dengan diri ana, "Kata saya dengan suara yang terputus-putus.
"Sahabat, anta harus kuat. Jangan bersedih, selalulah mengingat Allah SWT. Kehidupan alam baru ini mungkin sangat baru bagi anta. Tapi yakinlah inilah kehidupan, "nasihatnya dengan penuh kesyahduan.
Dialog saya dengan seorang sahabat itu sedikit sebanyak melegakan hati saya. Namun, saya masih resah, gelisah dan gundah gulana. Saya bergegas ke surau kuliah, mengambil wudhu dan shalat sunat dua rakaat. Dalam shalat itu, saya memaksa diri untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Ilahi.
"Ya Allah, berikanlah aku kekhusyukan. Tenangkan dan kuatkanlah jiwaku, "Rintihan nurani saya diucapkan.
Malam itu saya sendirian dan sendirian. Tidak ada di sisi. Ketika ini, terasa benar-benar kesunyian dan kesepian. Saya mengambil Al-Quran di rak. Lalu saya menatap mushaf Al-Quran.
"Sudah lama aku tidak membaca Al-Quran," Bisik hati kecil saya. Saya tertunduk penuh sambil memejam mata. Air mata tertahan. Saya ingin menangis, tetapi ia terkendali - kelopak mata saya basah dengan air yang dingin.
"Allah Allah Allah Allah Allah Allah Allah" Terbit dibibir saya satu per satu. Saya heran. Telah lama hati ini jauh darinya. Saya hanyut dengan kelalaian dan kealpaan yang menjarakan antara saya dengan Allah SWT.
Firman Allah SWT yang artinya:
"Semua yang ada di langit dan dibumi selalu memohon kepadaNya. Setiap waktu Dia berada dalam aktivitasnya. "
[Ar-Rahman 55: 29]
Ya Allah, usirkanlah kegelisahan yang mengusik jiwa dan nuraniku ini. Ganti penderitaan ini dengan kesenangan dan hilangkanlah perasaan takut ini dengan ketenteraman.
Ya Ilahi, sejukanlah gelora hati ini dengan salju keyakinan dan padamkanlah gejolak api jiwa dengan api keimanan.
Malam itu sungguh luar biasa. Saya terasa akan ketenangan dan kesejukan perasaan yang bertiup lembut di hati saya. MasyaAllah. Malam itu, saya keluar dari surau menuju ke kamar dengan suatu suntikan baru. Ada sesuatu yang menguatkan. Dan saya sadar:
"Ini adalah suatu didikan, asuhan dan tarbiyah dari Allah SWT. Dia sedang menegur saya. "
"Jangan bersedih - Setelah kesulitan pasti ada kemudahan."
Saya memandangnya dengan jiwa yang bersemangat. Saya tidak pernah merasakan perasaan seperti ini. Jiwa saya bagaikan terhembus dengan angin-angin sepoi yang mendamaikan ketika membaca kata pengantar penulis terkait buku ini:
"Hiduplah dengan kehidupan sebagaimana hidupnya kehidupan itu sendiri, dengan kebahagiaan dan kerelaan yang membuat Anda selalu hidup bahagia."
La Tahzan - Inspirasiku
"..... Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah selalu bersama kita ... "
[At-Taubah 9: 40]
Pulang ke asrama kampus, saya terus mengambil ruang untuk membacanya. Lembar demi lembar saya tatap. Sungguh, buku ini membuat saya tertegun.
Saya benar-benar asyik berkeliling di taman buku ini. Bunga-bunga intinya subur mekar di sanubari saya. Penulisannya rapi, indah dan sangat-sangat Mendeteksi hati saya. Tanpa sadar, ia sedang merawat kedukaan dan kekecewaan yang saya alami selama ini.
"..... niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati ... "
[Al-Baqarah 3: 38]
Saya melanjutkan membaca dengan penuh minat, khusyuk dan asyik. Untaian madahnya sangat-sangat pekat dan melekat di jiwa saya. Sungguh, penulisan sangat-sangat hidup, membangkitkan dan memotivasi.
"Kesedihan itu hanya akan memadamkan api motivasi, membunuh roh semangat dan membekukan jiwa."
"Kesedihan adalah merupakan sahabat akrab kecemasan."
"Janganlah bersedih! Karena di sana banyak jalan meringakan musibah. "
Saya terpaku lama membaca setiap kata demi kata. Ayat demi ayat. Memeriksa dengan penuh teliti setiap halaman demi halaman. Ya, saya puas. Buku ini memberikan satu inspirasi baru bagi saya. Syukran ya Allah, karena memberikan hamba-Mu ketentuan dengan penemuan buku ini.
Buku yang berjumlah 612 halaman itu, saya habis dalam waktu dua minggu. Setiap hari, saya beruntukan beberapa jam untuk membacanya. Di dalamnya, ada ayat-ayat Al-Quran yang menjadi tunjang utama cadangan, hadis sebagai nadi detail, bait-bait syair yang memperindahkan penerangan, kata-kata ulama sebagai perhiasan yang mengagumkan, catatan pengalaman serta ibrah yang penuh pengajaran, dan berbagai perumpamaan yang mendidik hati.
Sungguh, kemudian saya mengulangi pembacaan saya untuk kali kedua. Ini sangat luar biasa.

Namun, siapakah penulisnya yang sangat hebat dan luar biasa ini? Saya ingin berkenalan penulis dan pengarang yang sangat mengagumkan ini.


Sekilas tentang Dr ‘Aid Abdullah Al-Qarni
Dr Aidh Abdullah Al-Qarni, penulis buku Best Seller – La Tahzan

Anda kenal Dr 'Aid Abdullah Al-Qarni? Beliaulah penulis, kitab La Tahzan - Jangalah bersedih.
Dr Aidh Abdullah al-Qarni adalah seorang ulama Arab Saudi juga penulis motivasi Islam terkenal di dunia masa kini.
Dr Aidh bin Abdullah al-Qarni dilahirkan pada tahun 1379H di desa al-Qarn, sebelah selatan Arab Saudi. Dia berasal dari keluarga Majdu 'al-Qarni. Memiliki gelar kesarjanaan dari Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Imam Muhammad ibn Su'ud tahun 1403-1404H dan sarjana dalam bidang Hadis Nabi tahun 1408H dengan tesis berjudul al-Bid'ah wa Atsaruha fi ad-Dirayah wa ar-Riwayah (Pengaruh Bid'ah terhadap ilmu Dirayah danRiwayah Hadis).
Ia memperoleh PhD dari universitas yang sama pada tahun 1422H dengan judul tesis "Dirasah wa Tahqiq Kitab al-Mafhum 'Ala Shahih Muslim li al-Qurthubi" (Analisis Kitab al-Mafhum' Ala Shahih Muslim karya al-Qurthubi). Dia telah menghasilkan lebih dari delapan kaset rekaman yang memuat khotbah, kuliah, ceramah, sejumlah bait syair dan hasil seminar-seminar sastra.
Dr Aidh Abdullah al-Qarni juga menghafal al-Quran (yang merupakan syarat mutlak sebagai mahasiswa di Arab Saudi, pada umumnya) dan juga hafal kitab hadis Bulughul Maram serta menguasai 5000 hadis dan lebih dari 10000 bait syair Arab lama hingga modern. Dan, buku La Tahzan ini adalah bukunya yang terlaris. Ia telah diterjemahkan ke 29 bahasa.
MasyaAllah, semoga Allah merahmati beliau.
Saya ingin berbagi dengan Anda terkait buku La Tahzan ini, pernah dalam satu wawancara oleh wartawan Indonesia - beliau menceritakan bahwa buku La Tahzan terilham ini setelah ia dipenjara karena menulis syair-syair terkait politik. Akhirnya, ia terdorong untuk menulis sesuatu yang terkait erat dengan kehidupan, kesedihan, dan tes-tes dunia.
100 halaman pertama buku ini, yang sarat dengan ayat-ayat Al-Quran, hadis, syair dan pujangga ulama adalah hasil penulisannya sewaktu berkelana dipenjara. Kemudian ketika keluar dari penjara, semangatnya berkobar-kobar untuk menyiapkan kemitraan yang sangat berharga ini.
La Tahzan, ditulis dengan penuh penelitian, pencermatan dan ketulusan jiwa. Dia mengambarkan bahwa hasil karya La Tahzan adalah upaya penelitian dan kemitraan yang diambil dari 300 buah kitab dari berbagai bahasa. Sungguh menantang saya, ia memiliki perpustakaan pribadi yang terkandung di dalamnya 10.000 judul kitab.
Rekomendasi Saya
Cari, beli, semak, baca dan hayati buku ini. Terutama di saat-saat Anda diuji dengan musibah yang mencengkam jiwa dan membebani diri. InsyaAllah - di dalamnya ada berbagai solusi yang praktis, islamik dan yang terpenting itu - berhasil. (Dengan izin Allah)
La Tahzan, ia memberikan satu sinar harapan baru buat saya. Jika ditanyakan apakah buku yang meninggalkan dampak yang mendalam kepada saya?
Pastinya, buku La Tahzan adalah jawabannya.
Dr 'Aidh menyebutkan dalam judul kecil dalam kitabnya itu, Jangan bersedih - Bacalah buku
"Membaca buku akan membukakan wawasan kalbu, menghasilkan pelajaran dan nasihat. Membaca buku akan memberikan berbagai hikmah, dapat melancarkan lisan dan meningkatkan kemampuan berpikir. "
Dia menambahkan lagi:
"Membaca buku adalah merupakan hiburan bagi yang menyendiri, bisikan dari hatinya, teman bicara bagi yang berjaga malam, kesenangan bagi orang yang merenung dan pelita bagi yang berjaga malam."
Nah! Telah saya beritahukan sesuatu yang sangat berbekas dan mempengaruhi hidup saya melalui pembacaan. Kini, harapan saya - Anda juga - akan tergerak hati untuk memiliki dan menelaah sendiri buku yang sangat bagus ini.
Semoga, Anda mendapatkan sesuatu yang berharga dan bernilai daripadanya

DISADUR DARI : LANGITILAHI.COM