kepemimpinan adalah sebuah proses dimana seseorang memerintah/mempengaruhi orang-orang lain untuk mencapai suatu tujuan dan mengarahkan organisasi sedemikian rupa sehingga membuat organisasi yang dipimpinya menjadi lebih kompak dan menyatu. (Leadership is a process by which a person influences others to accomplish an objective and directs the organization in a way that makes it more coherent and cohesive). Northouse.G. dalam Donal Clark (2010) menjelaskan bahwa Kepemimpinan adalah proses dimana seseorang mempengaruhi sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. (Leadership is a process whereby an individual influences a group of individual to achieve a common goal.).
Bila kita mencermati dua definisi kepemimpinan diatas ada empat kata kunci dari pengertian kepemimpinan. Keempat kata kunci tersebut menurut Donald Clark (2010) merupakan faktor kepemimpinan Pertama, pemimpin (leader). Pemimpin adalah orang yang paling mengerti tentang dirinya. Ia mengetahui secara pasti apa kelebihan dan kekurangan yang ada padanya. Ia juga mengetahui banyak hal yang berkaitan dengan lembaga yang dipimpinnya. Ia mengetahi keadaan segala sesuatu yang berkaitan dengan urusan kepegawaian dan kerumahtanggaan lembaga. Selain itu, ia juga mengetahui berbagai langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai masalah dan meningkatkan kinerja semua komponen di lembaga yang ia pimpin. Perlu diingat pula, bahwa yang menentukan keberhasilan seorang pemimpin adalah pengikut (pegawai)nya bukan dirinya ataupun atasannya. Kegagalan yang terjadi pada pegawainya adalah kegagalan orang yang memimpinnya. Oleh karena itu, untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses, seorang pemimpin harus mampu meyakinkan pengikutnya (pegawai) bahwa ia memang pantas untuk diikuti.
Kedua, pengikut / pegawai. Dengan sikap, pengetahuan dan keterampilan kepemimpinan yang dimilikinya, seorang pemimpin dapat menerapkan berbagai gaya kepemimpinan sesuai dengan kondisi yang dihadapinya. Contoh, pemimpin akan menerapkan gaya kepemimpinan yang berbeda ketika ia menghadapi seorang pegawai baru dan ketika ia menghadapi pegawai yang telah berpengalaman. Ia juga dapat menerapkan pendekatan yang berbeda ketika ia berhubungan dengan pegawai yang memiliki motivasi tinggi dan pegawai yang motivasinya rendah. Intinya seorang pemimpin harus mengenali dengan baik orang-orang yang dipimpinnya dan harus memiliki pemahaman yang baik tentang kodrat manusia, seperti kebutuhannya, perasaannya dan motivasi orang-orang yang menjadi pegawainya.
Ketiga, komunikasi. Seorang pemimpin harus mengetahui apa dan bagaimana berkomunikasi yang dapat membangun hubungan baik antara dirinya dengan pengikutnya dan sebaliknya, apa dan bagaimana komunikasi yang dapat merusak hubungan baik antara dirinya dengan bawahannya. Ia juga harus piawai menggunakan dua saluran komunikasi, verbal atau non verbal. Ia lebih suka menggunakan saluran komunikasi nonverbal, komunikasi dengan tindakan. Misalnya, ketika seorang pemimpin memperlihatkan sebuah tindakan terpuji, tindakan tersebut mengkomunikasikan bahwa ia menghendaki pegawainya untuk melakukan tindakan serupa seperti yang ia perlihatkan dan tidak menghendaki perilaku buruk yang tidak sesuai dengan kehendaknya.
Keempat, situasi tempat bekerja. Seorang pemimpin harus mampu membaca situasi tempat dimana ia dan pegawai bekerja. Situasi selalu berubah-ubah. Situasi demikian menuntut tindakan yang berbeda-beda pula. Karena itu, seorang pemimpin harus menggunakan pertimbangan yang masak untuk menentukan tindakan/keputusan terbaik yang akan diambilnya dalam menghadapi sebuah situasi dengan kondisi apapun. Misalnya, ketika seorang pemimpin menghadapi pegawai yang telah melakukan tindakan kurang terpuji, maka ia harus segera bertindak. Namun tindakan yang diambilnya tidak boleh tergesa-gesa atau mengulur-ngulur waktu, tidak boleh terlalu keras dan juga tidak boleh terlalu lembek. Pastikan tindakan yang diambilnya efektif. Pemimpin yang dapat melakukan kepemimpinan dengan baik, dapat dikatakan sebagai pimpinan profesional.
Kepemimpinan merupakan suatu perilaku yang utuh, konsisten, komitmen dari seorang pemimpin dalam perkataan sama dengan tindakannya, memiliki kemampuan dan sistem nilai yang dianutnya, yang ditampakkan dalam sikap hidupnya sehari-hari dimanapun ia berada dan dengan siapapun, terutama dalam tugas dan fungsinya sebagai pimpinan.
Kepemimpinan itu dikembangkan, bukan ditemukan. Orang yang terlahir sebagai pimpinan sejati akan selalu menonjol, tetapi untuk tetap konsisten, karakteristik kepemimpinan alamiah haruslah dikembangkan. Menurut John Maxwell dalam bukunya Mengembangkan Kepemimpinan bahwa : “Kepemimpinan optimal adalah hasil pelatihan, bukan dilahirkan. Harus diraih , bukan diberikan.” Dijelaskan oleh Ngalim Purwanto bahwa : “Kepemimpinan sebagai sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat kepribadian yang dijadikan sebagai sarana untuk meyakinkan orang lain agar mau melaksanakan tugas secara sukarela”. Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan dipandang sebagai suatu kemampuan dan sifat-sifat kepribadian yang dimiliki oleh seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan yang sudah ditentukan.Bakat kepemimpinan itu sebenarnya tidaklah dilahirkan. Bakat tersebut muncul melalui keterampilan yang terus-menerus diasah dan dikembangkan. Semua didapat melalui latihan-latihan yang memakan waktu cukup lama.
Membangun integritas kepemimpinan merupakan bentuk konsisten menumbuhkan dan menunjukkan keteladanan dalam mempengaruhi orang lain berarti memberikan daya dorong untuk memotivasi dirinya dalam membangun integritas, yang secara tak langsung mendorong orang lain untuk memahami secara mendalam prinsip dalam menumbuh kembangkan integritas yang kita sebut dengan sikap berprinsip.Pemimpin dengan integritas adalah seorang yang mempunyai kepribadian utuh dalam kata dan perbuatan. Sebagaimana perilakunya di depan umum, begitulah kenyataan kehidupannya. Sebagai seorang pemimpin, ia selalu melakukan apa yang dikatakannya dan mengatakan apa yang dilakukannya.
Integritas adalah modal utama seorang pemimpin, namun sekaligus modal yang paling jarang dimiliki oleh pemimpin. Integritas ialah keadaan dimana sesuatu sama dan lengkap dalam suatu kesatuan. Artinya : “Kata-kata saya sesuai dengan perbuatan saya, kapanpun dan dimanapun saya berada”. Orang yang berintegritas ialah orang yang punya prinsip, orang yang memiliki kepribadian yang teguh dan mempertahankannya dengan konsisten. Integritas berhubungan dengan dedikasi atau pengerahan segala daya dan upaya untuk mencapai satu tujuan. Integritas ini yang menjaga seseorang supaya tidak keluar dari jalurnya dalam mencapai sesuatu. Seorang pemimpin yang berintegritas, tidak akan mudah korupsi atau memperkaya diri dengan menyalahgunakan wewenang. Seorang pengusaha yang berintegritas tidak akan menghalalkan segala cara supaya usahanya lancar dan mendapatkan keuntungan tinggi. Singkatnya, orang yang memiliki integritas tetap terjaga dari hal-hal yang merugikan serta menyimpang dari tujuan mulia.
Menurut Dwight Eisenhower : “Untuk menjadi pemimpin, seseorang harus memiliki pengikut. Dan untuk memiliki pengikut, seseorang harus memiliki rasa percaya. Tetapi syarat terutama bagi seorang pemimpin adalah integritas”. Berdasarkan pendapat beberapa ahli tentang integritas, maka dapat disimpulkan bahwa: Integritas dalam kepemimpinan adalah Suatu perilaku yang utuh, konsisten, komitmen dari seorang pemimpin dalam perkataan sama dengan tindakannya, memiliki kemampuan dan sistem nilai yang dianutnya, yang ditampakkan dalam sikap hidupnya sehari-hari dimanapun ia berada dan dengan siapapun terutama dalam tugas dan fungsinya sebagai pimpinan.
Untuk dapat mengembangkan integritas kepemimpinan berikut adalah strategi atau langkah-langkah untuk mencapainya:
1). Hargai kolega atau orang-orang disekeliling. Bangun kepercayaan antar individu dan ciptakan
keharmonisan.
2). Perkuat nilai-nilai bersama. Ciptakan komunikasi yang memiliki kebanggaan tertentu dan
temukan dasar-dasar pijakan bersama.
3). Kembangkan kemampuan atau keterampilan seorang pemimpin. Berdayakan orang lain sampai
kepuncak karir dan kembangkan kepemimpinan setiap orang.
4). Kembangkan pelayanan. Jadikan diri anda contoh nyata. Mudah dicari dan mudah diajak bicara.
Kembangkan sistem dan prosedur kerja.
5). Pertahankan dan bahkan tingkatkan faktor kepercayaan yang anda miliki, bersikap optimistis,
antusias dan tunjukkan semangat dan kecintaan pada bawahan, tunjukkan bahwa anda layak
dipercaya.
Strategi ini dapat dicapai, apabila seorang pimpinan mau bekerja keras dan berkorban untuk menggapainya. Tidak ada kesuksesan yang tidak membutuhkan pengorbanan.
Bila kita mencermati dua definisi kepemimpinan diatas ada empat kata kunci dari pengertian kepemimpinan. Keempat kata kunci tersebut menurut Donald Clark (2010) merupakan faktor kepemimpinan Pertama, pemimpin (leader). Pemimpin adalah orang yang paling mengerti tentang dirinya. Ia mengetahui secara pasti apa kelebihan dan kekurangan yang ada padanya. Ia juga mengetahui banyak hal yang berkaitan dengan lembaga yang dipimpinnya. Ia mengetahi keadaan segala sesuatu yang berkaitan dengan urusan kepegawaian dan kerumahtanggaan lembaga. Selain itu, ia juga mengetahui berbagai langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai masalah dan meningkatkan kinerja semua komponen di lembaga yang ia pimpin. Perlu diingat pula, bahwa yang menentukan keberhasilan seorang pemimpin adalah pengikut (pegawai)nya bukan dirinya ataupun atasannya. Kegagalan yang terjadi pada pegawainya adalah kegagalan orang yang memimpinnya. Oleh karena itu, untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses, seorang pemimpin harus mampu meyakinkan pengikutnya (pegawai) bahwa ia memang pantas untuk diikuti.
Kedua, pengikut / pegawai. Dengan sikap, pengetahuan dan keterampilan kepemimpinan yang dimilikinya, seorang pemimpin dapat menerapkan berbagai gaya kepemimpinan sesuai dengan kondisi yang dihadapinya. Contoh, pemimpin akan menerapkan gaya kepemimpinan yang berbeda ketika ia menghadapi seorang pegawai baru dan ketika ia menghadapi pegawai yang telah berpengalaman. Ia juga dapat menerapkan pendekatan yang berbeda ketika ia berhubungan dengan pegawai yang memiliki motivasi tinggi dan pegawai yang motivasinya rendah. Intinya seorang pemimpin harus mengenali dengan baik orang-orang yang dipimpinnya dan harus memiliki pemahaman yang baik tentang kodrat manusia, seperti kebutuhannya, perasaannya dan motivasi orang-orang yang menjadi pegawainya.
Ketiga, komunikasi. Seorang pemimpin harus mengetahui apa dan bagaimana berkomunikasi yang dapat membangun hubungan baik antara dirinya dengan pengikutnya dan sebaliknya, apa dan bagaimana komunikasi yang dapat merusak hubungan baik antara dirinya dengan bawahannya. Ia juga harus piawai menggunakan dua saluran komunikasi, verbal atau non verbal. Ia lebih suka menggunakan saluran komunikasi nonverbal, komunikasi dengan tindakan. Misalnya, ketika seorang pemimpin memperlihatkan sebuah tindakan terpuji, tindakan tersebut mengkomunikasikan bahwa ia menghendaki pegawainya untuk melakukan tindakan serupa seperti yang ia perlihatkan dan tidak menghendaki perilaku buruk yang tidak sesuai dengan kehendaknya.
Keempat, situasi tempat bekerja. Seorang pemimpin harus mampu membaca situasi tempat dimana ia dan pegawai bekerja. Situasi selalu berubah-ubah. Situasi demikian menuntut tindakan yang berbeda-beda pula. Karena itu, seorang pemimpin harus menggunakan pertimbangan yang masak untuk menentukan tindakan/keputusan terbaik yang akan diambilnya dalam menghadapi sebuah situasi dengan kondisi apapun. Misalnya, ketika seorang pemimpin menghadapi pegawai yang telah melakukan tindakan kurang terpuji, maka ia harus segera bertindak. Namun tindakan yang diambilnya tidak boleh tergesa-gesa atau mengulur-ngulur waktu, tidak boleh terlalu keras dan juga tidak boleh terlalu lembek. Pastikan tindakan yang diambilnya efektif. Pemimpin yang dapat melakukan kepemimpinan dengan baik, dapat dikatakan sebagai pimpinan profesional.
Kepemimpinan merupakan suatu perilaku yang utuh, konsisten, komitmen dari seorang pemimpin dalam perkataan sama dengan tindakannya, memiliki kemampuan dan sistem nilai yang dianutnya, yang ditampakkan dalam sikap hidupnya sehari-hari dimanapun ia berada dan dengan siapapun, terutama dalam tugas dan fungsinya sebagai pimpinan.
Kepemimpinan itu dikembangkan, bukan ditemukan. Orang yang terlahir sebagai pimpinan sejati akan selalu menonjol, tetapi untuk tetap konsisten, karakteristik kepemimpinan alamiah haruslah dikembangkan. Menurut John Maxwell dalam bukunya Mengembangkan Kepemimpinan bahwa : “Kepemimpinan optimal adalah hasil pelatihan, bukan dilahirkan. Harus diraih , bukan diberikan.” Dijelaskan oleh Ngalim Purwanto bahwa : “Kepemimpinan sebagai sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat kepribadian yang dijadikan sebagai sarana untuk meyakinkan orang lain agar mau melaksanakan tugas secara sukarela”. Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan dipandang sebagai suatu kemampuan dan sifat-sifat kepribadian yang dimiliki oleh seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan yang sudah ditentukan.Bakat kepemimpinan itu sebenarnya tidaklah dilahirkan. Bakat tersebut muncul melalui keterampilan yang terus-menerus diasah dan dikembangkan. Semua didapat melalui latihan-latihan yang memakan waktu cukup lama.
Membangun integritas kepemimpinan merupakan bentuk konsisten menumbuhkan dan menunjukkan keteladanan dalam mempengaruhi orang lain berarti memberikan daya dorong untuk memotivasi dirinya dalam membangun integritas, yang secara tak langsung mendorong orang lain untuk memahami secara mendalam prinsip dalam menumbuh kembangkan integritas yang kita sebut dengan sikap berprinsip.Pemimpin dengan integritas adalah seorang yang mempunyai kepribadian utuh dalam kata dan perbuatan. Sebagaimana perilakunya di depan umum, begitulah kenyataan kehidupannya. Sebagai seorang pemimpin, ia selalu melakukan apa yang dikatakannya dan mengatakan apa yang dilakukannya.
Integritas adalah modal utama seorang pemimpin, namun sekaligus modal yang paling jarang dimiliki oleh pemimpin. Integritas ialah keadaan dimana sesuatu sama dan lengkap dalam suatu kesatuan. Artinya : “Kata-kata saya sesuai dengan perbuatan saya, kapanpun dan dimanapun saya berada”. Orang yang berintegritas ialah orang yang punya prinsip, orang yang memiliki kepribadian yang teguh dan mempertahankannya dengan konsisten. Integritas berhubungan dengan dedikasi atau pengerahan segala daya dan upaya untuk mencapai satu tujuan. Integritas ini yang menjaga seseorang supaya tidak keluar dari jalurnya dalam mencapai sesuatu. Seorang pemimpin yang berintegritas, tidak akan mudah korupsi atau memperkaya diri dengan menyalahgunakan wewenang. Seorang pengusaha yang berintegritas tidak akan menghalalkan segala cara supaya usahanya lancar dan mendapatkan keuntungan tinggi. Singkatnya, orang yang memiliki integritas tetap terjaga dari hal-hal yang merugikan serta menyimpang dari tujuan mulia.
Menurut Dwight Eisenhower : “Untuk menjadi pemimpin, seseorang harus memiliki pengikut. Dan untuk memiliki pengikut, seseorang harus memiliki rasa percaya. Tetapi syarat terutama bagi seorang pemimpin adalah integritas”. Berdasarkan pendapat beberapa ahli tentang integritas, maka dapat disimpulkan bahwa: Integritas dalam kepemimpinan adalah Suatu perilaku yang utuh, konsisten, komitmen dari seorang pemimpin dalam perkataan sama dengan tindakannya, memiliki kemampuan dan sistem nilai yang dianutnya, yang ditampakkan dalam sikap hidupnya sehari-hari dimanapun ia berada dan dengan siapapun terutama dalam tugas dan fungsinya sebagai pimpinan.
Untuk dapat mengembangkan integritas kepemimpinan berikut adalah strategi atau langkah-langkah untuk mencapainya:
1). Hargai kolega atau orang-orang disekeliling. Bangun kepercayaan antar individu dan ciptakan
keharmonisan.
2). Perkuat nilai-nilai bersama. Ciptakan komunikasi yang memiliki kebanggaan tertentu dan
temukan dasar-dasar pijakan bersama.
3). Kembangkan kemampuan atau keterampilan seorang pemimpin. Berdayakan orang lain sampai
kepuncak karir dan kembangkan kepemimpinan setiap orang.
4). Kembangkan pelayanan. Jadikan diri anda contoh nyata. Mudah dicari dan mudah diajak bicara.
Kembangkan sistem dan prosedur kerja.
5). Pertahankan dan bahkan tingkatkan faktor kepercayaan yang anda miliki, bersikap optimistis,
antusias dan tunjukkan semangat dan kecintaan pada bawahan, tunjukkan bahwa anda layak
dipercaya.
Strategi ini dapat dicapai, apabila seorang pimpinan mau bekerja keras dan berkorban untuk menggapainya. Tidak ada kesuksesan yang tidak membutuhkan pengorbanan.