Pendahuluan
Para bidan mempunyai tanggung jawab
terhadap para ibu untuk membantu bayi baru lahir, tidak hanya melewati fase
kehidupan dalam rahim menuju kehidupan luar rahim seaman mungkin, namun juga
melakukan adaptasi fisik terhadap kehidupan luar rahim.
Bidan dapat membantu dalam kehidupan
bayi dengan mempelajari dan mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang
tidak harus dilakukan pada saat merawat seorang bayi baru lahir serta alasannya
untuk itu. Para bidan tidak hanya membantu agar lebih banyak bayi yang hidup,
juga menolong lebih banyak bayi untuk memulai kehidupan yang sehat.
Pemahaman dasar mengenai adaptasi
dan fisiologi bayi baru lahir sangat penting sebagai landasan rencana perawatan
yang tepat. Hal ini dicapai melalui pemahaman menyeluruh mengenai fungsi normal
tubuh bayi baru lahir sehingga bidan dapat membantu bayi sehat untuk tetap
sehat dan memulihkan kondisi bayi baru lahir yang sakit.
Lingkup Asuhan Neonatus, Bayi Dan Balita Adalah :
A.
Lingkup Asuhan
Bayi Baru Lahir Normal
Bayi
lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui
vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42
minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa
cacat bawaan (http://www.foxitsoftware.com.BBLnormal)
Neonatus
ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri
dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin. Perubahan dari
kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauteri memerlukan banyak perubahan
biokimia dan fisiologi. Hilangnya ketergantungan dari peredaran darah ibu
melalui plasenta, memerlukan pengaktifan fungsi paru untuk melakukan pertukaran
oksigen dan karbondioksida, fungsi saluran cerna untuk penyerapan makanan,
fungsi ginjal untuk mengeluarkan bahan-bahan sampah dan mempertahankan
homeostasiskimia, fungsi hati untuk menetralkan dan mengeluarkan bahan-bahan
toksik dan fungsi sistem imunologik untuk perlindungan terhadap infeksi. Sistem
kardiovaskuler dan endokrin juga mengalami penyesuaian akibat hilangnya
dukungan ibu dan plasenta (Nelson, 1992 :569).
Pada
saat lahir, bayi baru lahir berpindah dari ketergantungan total ke kemandirian
fisiologis, proses perubahan yang rumit ini dikenal sebagai periode transisi
yakni periode yang dimulai ketika bayi keluar dari tubuh ibu dan berlanjut
selama beberapa minggu untuk sistem organ tertentu. Artinya bayi baru lahir
menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya(Varney, 2007).
Pelayanan
kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui pelayanan
kesehatan yang diberikan pada ibu hamil. Penelitian menunjukkan bahwa lebih
dari 50% kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan pertama
kehidupan.
Kurang
baiknya penanganan bayi baru lahir yang lahir sehat akan menyebabkan
kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian.
Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat
menyebabkan perdarahan otak, syok, beberapa bagian tubuh mengeras, dan
keterlambatan tumbuh – kembang.
Contoh
lain misalnya, kurang baiknya pembersihan jalan nafas waktu lahir dapat
menyebabkan masuknya cairan lambung ke dalam paru-paru yang mengakibatkan
kesulitan bernafas apabila hal ini berlangsung terlalu lama dapat menimbulkan
perdarahan otak, kerusakan otak dan kemudian keterlambatan tumbuh kembang. Tak
kurang penting adalah pencegahan terhadap infeksi yang dapat terjadi melalui
tali pusat pada waktu pemotongan tali pusat, melalui mata, melalui telingapada
waktu persalinan/waktu membersihkan bayi dengan bahan, atau cairan/alat yang
kurang bersih.
Ditinjau
dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal merupakan periode yang
paling kritis. Pencegahan asfiksia, mempertahankan suhu tubuh bayi, terutama
bayi berat lahir rendah, pemberian ASI dalam usaha menurunkan angka kematian
oleh karena diare, pencegahan terhadap infeksi, pemantauan kenaikan berat badan
dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi pemantau kesehatan bayi dan
anak. Manajemen yang baik pada waktu hamil dan selama persalinan, segera
sesudah dilahirkan, dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya
akan menghasilkan bayi yang sehat (saifuddin, 2006 : 132)
Asuhan
segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut
selama jam pertama setelah lahir. Salah satu bentuk penyesuaian hidup pada baru
lahir adalah suhu lingkungan. Pada menit-menit/jam-jam pertama kehidupannya
harus disesuaikan dengan suhu ibu.
Aspek-aspek
penting dari asuhan segera bayi baru lahir adalah :
·
Jagalah agar
bayi tetap kering dan hangat
·
Usahakan adanya
kontak kulit bayi dan ibunya sesegera mungkin
Perawatan Pada
Bayi Baru Lahir Normal
Bayi baru lahir yang sehat memerlukan perawatan yang
baik agar dapat tumbuh secara normal dan sehat. Dengan
memahami perubahan fisiologis yang terjadi pada bayi baru lahir, pendekatan
rasional terhadap perawatan dapat dimungkinkan. Tujuan perawatan adalah
mendukung transisi, mencegah komplikasi potensial, mengidentifikasi
abnormalitas dan melakukan intervensi bila perlu (Walsh, 2007 : 361)
Anamnesa neonatus harus
(1) mempunyai tujuan agar secara dini dapat mengenali berbagai penyakit
sehingga kelemahan atau kematian dapat dicegah dengan pengobatan yang cepat,
(2) mengantisipasi berbagai keadaan yang kelak mungkin mempunyai arti penting
dan (3) mengungkapkan faktor-faktor penyebab, yang dapat menjelaskan setiap
keadaan patologik., tanpa memandang makna yang yang diberikannya saat ini atau
dikemudian hari. Suatu riwayat keluarga yang terinci harus digali dan dicatat
dengan baik untuk setiap bayi neonatus, peristiwa-peristiwa yang terjadi selama
proses persalinan, saat kelahiran, anastesi dan saat-saat setelah persalinan
selesai terutama mempunyai arti yang penting (Berhman, 1992).
Kondisi bayi dikaji
dengan segera melalui observasi warna, tonus dan upaya pernafasan.
Intervensi
perawatan bayi segera setelah lahir ialah :
·
Pencegahan Infeksi
Bayi baru lahir normal sangat rentan terhadap infeksi
yang disebabkan oleh paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses
persalinan berlangsung maupun beberapa setelah lahir. Sebelum menangani bayi
baru lahir, pastikan penolong persalinan telah melakukan upaya pencegahan
infeksi.
·
Pertahankan
kebersihan jalan nafas
Segera setelah bayi lahir secara cepat
nilai pernafasannya dan lakukan pembersihan jalan nafas. Meskipun pengisapan
segera setelah lahir adalah praktik umum, pembersihan sekresi sederhana dari
wajah bayi sama efektifnya.
Keuntungan potensial dari pengisapan
adalah mengurangi aspirasi sekresi dan mengurangi kesempatan infeksi pada
saluran pernapasan. Namun kerugiannya meliputi aritmia jantung, spasme laring,
dan vasospasme arteri pulmonal. Pernafasan normalnya mulai secara spontan. Bila
tidak penggosokan perlahan punggung bayi terutama efektif dalam merangsang
pernapasan bayi dengan warna dan tonus baik.
·
Jaga bayi tetap
hangat dan tempatkan bayi pada perut ibu
Menurut Gardner (1979), Pengeringan bayi yang segera
dan mempertahankan kontak kulit dengan kulit ibunya membantu termoregulasi
(kemampuan bayi dalam berespons pada stress dingin dengan terjadinya mekanisme
kehilangan panas). Riset menunjukkan bahwa kontak kulit dengan kulit dipilih
untuk menggunakan kehangatan untuk mempertahankan lingkungan termal netral bagi
bayi baru lahir. Selimut basah harus diganti segera dengan selimut yang kering,
aliran udara harus dihilangkan dan kepala bayi harus tetap tertutup. Permukaan
apapun yang kontak dengan kulit bayi harus dalam keadaan hangat.
Mekanisme kehilangan panas tubuh
bayi baru lahir dengan 4 cara :
1.
Evaporasi
: kehilangan panas dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan
tubuh oleh panas bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera
dikeringkan. Kehilangan panas juga terjadi pada bayi yang cepat dimandikan dan
tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
2.
Konduksi
: kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan
yang dingin.
3.
Konveksi
: kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang
lebih dingin.
4.
Radiasi
: kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda
yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi.
·
Klem dan potong
tali pusat bayi
Klem tali pusat dengan dua buah klem,
pada titik kira-kira 2 dan 3 cm dari pangkal pusat bayi, tinggalkan 1 cm
diantara kedua klem, potonglah tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi
bayi dari gunting dengan kedua tangan
kiri. Pertahankan kebersihan saat memotong tali pusat, ganti sarung
tangan bila ternyata sudah kotor, periksa tiap 15 menit apabila masih terjadi
perdarahan, lakukan pengikatan ulang yang lebih ketat.
Jangan mengoleskan salep apapun, atau zat lain
ketampuk tali pusat. Hindari pembungkusan tali pusat. Bagian tali pusat yang
menempel pada pusat bayi mudah terinfeksi dan harus dijaga bersih dengan
alcohol atau antiseptik sampai bagian tersebut lepas. Ini biasanya terjadi
setelah satu minggu. (David Hull, 1991 :22)
Berikan nasehat pada ibu dan
keluarga sebelum meninggalkan bayi :
-
Lipatkan
popok dibawah puntung tali pusat
-
Jika
puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan sabun dan
keringkan segera secara seksama dengan menggunakan kain bersih.
-
Jelaskan
pada ibu bahwa ia harus mencari bantuan jika tali pusat terlihat merah, bernanah, berbau dan berdarah
-
Jika
pangkal tali pusat (pusat bayi) menjadi merah, mengeluarkan nanah atau darah,
segera rujuk bayi ke fasilitas yang dilengkapi perawatan untuk bayi baru lahir.
·
Catat nilai
Apgar pada 1 dan 5 menit pertama
Kondisi bayi waktu lahir dinilai oleh
bidan dan dokter dengan sistem penilaian (scoring sistem) yang dirancang oleh
seorang ahli anastesia Amerika yang bernama Virginia Apgar. Skor APGAR adalah
pemberian nilai 0, 1 atau 2 untuk masing-masing dari lima pokok pengamatan :
denyut jantung, pernapasan warna, tonus otot, dan gerakan, serta respons
terhadap perangsangan(David Hull, 1991 :22).
Nilai APGAR menit ke-1 digunakan untuk menentukan
kebutuhan resusitasi. Bayi dengan nilai kurang dari 7 mungkin memerlukan intervensi
khusus. Nilai APGAR menit ke-5 mengevaluasi respons bayi terhadap resusitasi.
Bayi dengan nilai lebih dari 7 hanya memerlukan observasi, kehangatan dan waktu
untuk bersama orang tuanya.
Tanda (sign)
|
Nilai 0
|
Nilai 1
|
Nilai 2
|
A=Appereance / warna kulit
|
Seluruh tubuh putih / pucat
|
Badan merah,
kaki tangan biru
|
Seluruh tubuh kemerah-merahan
|
P=Pulse / detak jantung
|
Tidak ada
|
< 100/menit
|
> 100/menit
|
G= grimace
/ reflek dari rangsangan
|
Tidak ada
|
Sedikit gerakan menyeringai
|
Bersin/menangis
|
A= activity / tonus otot
|
Lemah lunglai
|
Ektrimitas sedikit
|
Gerakan aktif ekstremitas, flexi
|
R= respiratory / usaha nafas
|
Tidak ada
|
Lemah / lambat tidak teratur
|
Baik, menangis kuat
|
Dari 5 tanda diatas
detak jantung yang paling penting sebab peningkatan frekuensi jantung
menandakan prognosis yang peka, keadaan memburuk jika frekuensi jantung
melemah, meskipun paru telah berkembang.
Derajat
nilai / score : maksimum 10 / 10
Score
: 7-10 = bayi normal
4-6 =
bayi aspixia
4-7 =
bayi aspixia berat
·
Lakukan
dengan segera pemeriksaan menyeluruh terhadap bayi
Saat bayi lahir, bidan/dokter menilai
kondisi bayi. Setelah kelahiran bayi, petugas memeriksa bayi lebih seksama.
Mereka menilai apakah gambaran wajah dan proporsi tubuh normal. Bayi
ditelungkupkan untuk mencek spina bifida
dan memastikan bahwa punggung normal. Anus dan tungkai diperiksa dan jari
tangan dan jari kaki dicek. Jumlah pembuluh darah dalam tali pusat dicatat.
Normalnya terdapat dua pembuluh nadi (arteri) dan satu pembuluh balik (vena)
jika hanya ada satu pembuluh nadi mungkin terdapat ketidaknormalan di tempat lain.
Bayi
ditimbang dan panjang bayi serta lingkar kepala di ukur. Normalnya bayi yang
dilahirkan sekitar waktu yang diharapkan memiliki berat antara 2,5 dan 4,4 kg
dengan panjang rata-rata 50 cm dan lingkar kepala 35 cm
Suhu
bayi diperiksa dengan thermometer rectum dan bayi dihangatkan jika perlu.
Selang penyedot mungkin dimasukkan ke lambung. Tindakan ini untuk mencek apakah
batang tenggorokan (esofagus) lengkap dan normal dan memungkinkan setiap lendir
atau kotoran yang tertelan disedot keluar.
·
Beri vitamin K
Untuk mencegah
terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir maka
semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K injeksi 1 mg intramuskuler dipaha kiri sesegera mungkin
untuk mencegah perdarahan bayi baru lahir.
·
Beri obat
tetes/salep mata
Untuk mencegah terjadinya ofthalmia
neonatorum semua bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi
lahir. Pemberian obat mata eritromicin 0,5%/tetrasiklin 1% dianjurkan untuk
pencegahan penyakit mata karena penyakit menular seksual.
·
Identifikasi
bayi
Apabila bayi dilahirkan ditempat
bersalin yang persalinannya mungkin lebih dari satu persalina, maka sebuah alat
pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus
tetap berada ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan
Ukur berat lahir, panjang bayi, lingkar
kepala, lingkar perut dan catat dalam rekam medik.
Bayi
normal memiliki refleks mencucur dan refleks menghisap yang aktif, dan dapat
segera mulai makan setelah lahir.Jika bayi tidak disusui oleh ibunya di ruang
persalinan, pemberian makanan biasanya dimulai dalam 4 jam setelah kelahiran.
Bayi baru lahir akan berkemih sebanyak 6-8 kali sehari. Mereka juga buang air
besar setiap hari, menangis keras, keadaan kulitnya bagus dan mempunyai refleks
menghisap yang kuat.
Tanda bayi
normal adalah :
- Nilai APGAR
Setelah bayi baru lahir kita tentukan apgar score pada
menit pertama dan menit kelima.
- Berat badan 2500- 4000 gr
- Panjang badan lahir 48-52 cm
- Lingkar dada 30-38 cm
- Lingkar kepala 33-35 cm
- Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180x/ menit, kemudian menurun sampai 120-140 kali/menit.
- Pernafasan pada menit-menit pertama cepat kira-kira 80 kali/menit, kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40 kali/ menit
- Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputi vernix caseosa
- Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
- Kuku telah agak panjang dan lemas.
- Genitalia: Labia mayora sudah menutupi labia minora ( pada perempuan ), testis sudah turun (pada anak laki-laki)
- Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
- Reflek moro sudah baik, bila bayi dikagetkan akan memperlihatkan gerakan seperti memeluk
B.
Lingkup Asuhan Bayi Baru lahir Bermasalah
Prinsip asuhan bayi
baru lahir adalah jika bayi dilahirkan dari ibu yang mengalami komplikasi dalam
persalinan, penanganan bayi tersebut bergantung pada dua hal :
·
Apakah bayi
mempunyai kondisi atau masalah yang perlu tindakan segera
·
Apakah kondisi
ibu memungkinkan merawat bayi secara penuh, sebagian, atau tidak sama sekali
Masalah/kondisi akut
perlu tindakan segera dalam satu jam kelahiran (oleh tenaga kesehatan di kamar
bersalin) :
-
Tidak bernapas
-
Sesak napas
-
Sianosis sentral
-
Bayi berat lahir
rendah < 2500 gram
-
Letargis
-
Hipotermi/stress
dingin (suhu axial < 36,50C)
-
Kejang
Kondisi perlu tindakan awal :
-
Potensial
infeksi bakteri (pada ketuban pecah dini atau pecah lama)
-
Potensial
sifilis (ibu dengan gejala atau
serologis positif)
Kondisi malformasi atau
masalah lain yang tidak perlu tindakan segera (oleh tenaga kesehatan di kamar
bersalin) :
-
Lakukan asuhan
segera bayi baru lahir dalam jam pertama setelah kelahiran bayi
-
Rujuk ke kamar
bayi atau tempat pelayanan yang sesuai.
Penanganan segera
Tiga
keadaan yang perlu tindakan segera ialah : tidak bernapas atau megap-megap,
sianosis dan sukar bernapas
a.
Asfiksia
Asfiksia
merupakan penyebab utama dari kelahiran bayi baru lahir dan kematian neonatus.
Selain itu asfiksia menyebabkan mortalitas yang tinggi dan sering menimbulkan
gejala sisa berupa kelainan neurologi. Insiden asfiksia perinatal dinegara maju
berkisar antara 1,0-1,5% tergantung dari masa gestasi dan berat lahir.
Insidensi asfiksia pada bayi matur berkisar 0,5%, sedangkan bayi prematur
adalah 0,6%.
Di
Indonesia, prevalensi asfiksia sekitar 3% kelahiran (1998) atau setiap tahunnya
sekitar 144.900 bayi dilahirkan dengan keadaan asfiksia sedang dan berat.
Asfiksia Neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan
teratur, sehingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang
menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. Tujuan melakukan
tindakan terhadap bayi asfiksia adalah melancarkan kelansungan pernafasan bayi
yang sebagian besar terjadi pada waktu persalinan.
Batasan
Asfiksia adalah suatu keadaan hipoksia yang progresif, akumulasi
CO2 dan asidosis
Klasifikasi
1. Tanpa asfiksia (nilai APGAR 8-10)
2. Asfiksia
ringan-sedang ( nilai APGAR 4-7)
3. Asfiksia
berat (nilai APGAR 0-3)
Fisiologi
pernapasan bayi baru lahir
Oksigen sangat penting
untuk kehidupan sebelum dan sesudah persalinan. Selama di dalam rahim, janin
mendapatkan oksigen dan nutrien dari ibu melalui mekanisme difusi melalui plasenta
yang berasal dari ibu diberikan kepada janin. Sebelum lahir, alveoli paru bayi
menguncup dan terisi oleh cairan. Paru janin tidak berfungsi sebagai sumber
oksigen atau jalan untuk mengeluarkan CO2 (karbondioksida) sehingga paru tidak
perlu diperfusi atau dialiri darah dalam
jumlah besar. Setelah lahir, bayi tidak berhubungan dengan plasenta
lagisehingga dan akan segera bergantung kepada paru sebagai sumber utama
oksigen. Oleh karena itu, maka beberapa saat sesudah lahir paru harus segera
terisi oksigen dan pembuluh darah paru harus berelaksasi untuk memberikan
perfusi pada alveoli dan menyerap oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh.
Patofisiologi
Tahap awal asfiksia
ditandai dengan periode pernafasan cepat, bunyi jantung dan tekanan darah yang
meningkat, kemudian diikuti oleh apnea primer. Asfiksia akan menyebabkan
redistribusi aliran darah ke jantung, otak dan adrenal agar kebutuhan oksigen
dan substrat terhadap organ-organ vital tersebut terpenuhi. Mekanisme
terjadinya redistribusi tersebut melalui hipoksia dan meningkatnya CO2,
bertambahnya aktifitas simpatis dan kemoreseptor, bersama-sama dengan pelepasan
vasopressin arginin.
Hipoksia juga
meransang kemoreseptor, melalui regulasi nervus vagus, akan menyebabkan
bradikardia. Jika hipoksia berlanjut akan terjadi penurunan pH dan asidosis
metabolik.
Jika asfiksia
sangat berat akan terjadi gangguan autoregulasi aliran darah ke otak dan
jantung sehingga menyebabkan penurunan tekanan darah dan curah jantung. Selama
asfiksia berat aliran darah yang ke otak lebih banyak ke batang otak daripada
ke serebrum. Akibat pengiriman oksigen yang berkurang ke otak, maka akan
terjadi focus injury didaerah aliran
kolateral cortex (parasagital watershed area).
Akibat redistribusi
darah ke otak dan jantung, ginjal akan mengalami ischemic injury pada tubulus ginjal yang proksimal. Jika proses
berlanjut akan terjadi nekrosis epitel tubulus.
Etiologi
Asfiksia antepartum
dan asfiksia intrapartum disebabkan insufisiensi plasenta, sedangkan asfiksia
post partum biasanya merupakan akibat sekunder dari insufisiensi paru, jantung
dan pembuluh darah, serta neurologis.
Faktor
Predisposisi
Faktor
Antepartum
a.
Umur
> 35 tahun
b.
Ibu
dengan diabetes
c.
Hipertensi
dengan kehamilan
d.
Anemia
dan isoimunisasi
e.
Infeksi
pada ibu
f.
Ketuban
pecah sebelum waktunya (KPD)
g.
Kehamilan
ganda
h.
Tidak
ada PNC
i.
DLL
Faktor Intrapartum
- Seksio secarea
- Sungsang atau kelainan letak
- Persalinan kurang bulan
- Persalinan lama
- Cairan amnion bercampur mekonium
- Prolaps tali pusat, Lilitan tali pusat, Simpul tali pusat, Tekanan pada tali pusat, Ketuban telah pecah, Kehamilan lewat waktu
- Abrutio plasenta
- Plasenta previa
- Gangguan His pada ibu
- DLL
Diagnosis
asfiksia janin dalam rahim
Untuk dapat menegakkan diagnosis
gawat janin dapat ditetapkan dengan melakukan pemeriksaan sebagai berikut :
1.
Denyut
jantung janin
Denyut jantung janin normal antara 120 sampai 160 kali
per menit. Terjadinya gawat janin
menimbulkan perubahan denyut jantung janin.
2.
Mekonium
dalam air ketuban. Pengeluaran mekonium pada letak kepala menunjukkan gawat
janin.
Kriteria
Diagnosa
Sesuai dengan
klasifikasi atau sesuai dengan batasan dan klasifikasi.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium:
Analisis gas darah
: asidosis metabolik/ respiratorik, PO2
menurun elektrolit : hipokalsemia (< 7 mg/dl), glukosa (dekstrostiks)
: hipoglikemia (kurang bulan < 20 mg/dl, cukup bulan < 30 mg/dl).
Radiologi : foto
toraks, USG kepala, dan CT scan
kepala
Komplikasi
- Hipoksia, edema dan nekrosis serebral
Asfiksia akan menyebabkan kurangnya oksigen (hipoksia)
dan atau kurangnya perfusi (iskemia) terhadap beberapa organ tubuh. Hipoksia
dan iskemia akan menyebabkan berkurangnya suplai oksigen ke otak, sehingga akan
terjadi gangguan metabolisme oksidatif otak dan metabolisme anaerob
(glikolisis). Gangguan metabolisme tersebut akan meningkatkan asam laktat dan
penurunan pH serta tidak efisiennya produksi ATP. Berkurangnya produksi ATP
tersebut akan menjadi pencetus rangkaian mekanisme lain yang akan menyebabkan
kematian sel.
- Perdarahan peri-ventrikuler
Asfiksia akan menyebabkan gangguan intraventrikuler,
vaskuler dan ekstravaskuler.
- Gagal ginjal
Hipoksemia yang terjadi pada keadaan asfiksia akan
menurunkan suplai oksigen ke jaringan diantaranya ke ginjal.
- Gagal jantung
Jantung merupakan
organ aerob, yang berarti seluruh metabolismenya tergantung pada oksigen.
Penyediaan oksigen pada miokardium tergantung kepada kapasitas angkut oksigen
darah dan kecepatan aliran darah koroner. Kapasitas angkut darah ditentukan
oleh kadar hemoglobin dan kadar oksigen sistemik. Menurut pasokan oksigen ke
jaringan akan menyebabkan gangguan metabolisme sel dan bahkan kematian sel
miokardium terutama didaerah subendokardial dan otot papilaris kedua milik
jantung Yang mengakibatkan pengaruh terhadap fungsi miokardium. Gangguan fungsi
miokardium tersebut akan meyebabkan gagal jantung pada periode post natal yang
ditandai dengan adanya takikardia, takipnea, bunyi galop, kardiomegali.
b. Hipotermia dan Hipetermia
Prinsip
dasar mempertahankan suhu tubuh bayi baru lahir dan mencegah hipotermi.
1.
Mengeringkan
bayi baru lahir sesudah lahir
2.
Menunda
memandikan bayi baru lahir sampai suhu tubuh bayi normal
Suhu normal bayi baru lahir 36,5 C-37,5 C (suhu aksila).
Gejala hipotermia apabila suhu < 36 C atau kedua kaki dan tangan teraba
dingin. Disebut hipotermia 32 C-36 C. Disamping sebagai suatu gejala,
hipotermia dapat merupakan awal penyakit yan berakhir dengan kematian.
Klasifikasi Hipotermi
Anamnesis
|
Pemeriksaan
|
Klasifikasi
|
·
Bayi terpapar
suhu lingkunga yang rendah
·
Waktu timbul
kurang dari 2 hari
|
·
Suhu tubuh 32
C-36,4C
·
Gangguan napas
·
Denyut jantung
< 100 x/m
·
Malas minum
·
Letargi
|
Hipotermi sedang
|
·
Bayi terpapar
suhu lingkungan yang rendah
·
Waktu timbul
kurang dari 2 hari
|
·
Suhu tubuh , 32C
· Tanda lain
hipotermia sedang
· Kulit teraba
keras
· Napas pelan dan dalam
|
Hipotermi berat
|
·
Tidak terpapar dengan
dingin atau panas yang berlebihan
|
·
Suhu tubuh berfluktuasi antara 36C-39C
meskipun berada di suhu lingkungan yang stabil
·
Fluktuasi terjadi sesudah periode suhu
stabil
|
Suhu tubuh tidak stabil (lihat dugaan sepsis)
|
Hipertermia adalah lingkungan yang telalu panas yang
dihadapi bayi. Keadaan ini terjadi bila bayi diletakkan di dekat api atau
ruangan yang berudara panas.
Penilaian
Hipertermia bayi baru lahir :
-
Suhu tubuh bayi > 37,5 C
-
Frekuensi pernafasan bayi > 60/m
-
Tanda-tanda dehidrasi yaitu berat badan menurun, turgor kulit kurang, banyaknya
air kemih yang berkurang.
c. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir
kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram).
Faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya bayi berat lahir rendah adalah :
1.
faktor ibu
a.
Gizi
saat hamil kurang
b.
Umur
kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
c.
Jarak
hamil dan bersalin terlalu dekat
d.
Penyakit
menahun ibu : hopertensi, jantung, gangguan pembuluh darah
e.
Faktor
pekerja yang terlalu berat
2.
Faktor kehamilan
a.
Hamil
dengan hidramnion
b.
Hamil
ganda
c.
Perdarahan
antepartum
d.
Komplikasi
hamil : Preeklamsia, eklamsi, Ketuban pecah dini.
3.
Faktor janin
a.
Cacat
bawaan
b.
Infeksi
pada rahim
Gambaran Bayi Preterm
Gambaran
bayi berat lahir rendah mempunyai karakteristik :
a.
Berat
kurang dari 2500 gram
b.
Panjang
kurang dari 45 cm
c.
Lingkaran
dada kurang dari 30 cm
d.
Lingkaran
kepala kurang dari 33 cm
e.
Umur
kehamilan kurang dari 37 minggu
f.
Kepala
relatif lebih besar
g.
Kulit
: tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang
h.
Otot
Hipotonik lemah
i.
Pernapasan
tak teratur dan dapat terjadi apnue (gagal nafas)
j.
Ekstremitas
: paha abduksi, sendi/lutut fleksi-lurus
k.
Kepala
todak mampu tegak
l.
Pernafasan
sekitar 45 sampai 50 kali permenit
m.
Frekuensi
nadi 100 sampai 140 kali permenit
d. Dehidrasi
Kadar air dalam lean
body mass bayi ( tubuh tanoa jaringan lemak) lebih kurang 82 %. Apabila
bayi kekurangan cairan 5 % atau lebih, akan terjadi dehidrasi.
Gejala/tanda
dehidrasi pada bayi antara lain meliputi : bayi mengantuk, tampak kehausan,
kulit, bibir dan lidah kering, saliva menjadi kental, mata dan ubun-ubun
menjadi cekung, warna kulit pucat atau sianosis, turgor kulit berkurang,
ekstremitas dingin, banyak air kemih berkurang, apatik, gelisah, kadang-kadang
kejang sampai syok.
e. Ikterus Neonatorum
Ikterus adalah pewarnaan kuning di kulit, konjungtiva dan
mukosa yang terjadi karena meningkatnya kadar bilirubin dalam darah. Klinis
ikterus tampak bila kadar bilirubin dalam serum mencapai ≥ 5 mg/dl. Disebut
hiperbilirubinemia apabila didapatkan kadar bilirubin dalam serum > 13 mg/dl.
Ikterus atau warna kuning sering dijumpai pada bayi baru
lahir dalam batas normal pada hari kedua sampai hari ketiga dan menghilang pada
hari kesepuluh.
Ikterus
disebabkan hemolisis darah janin dan selanjutnya diganti menjadi darah dewasa.
Pada janin menjelang persalinan terdapat kombinasi antara darah janin (fetal blood) dan darah dewasa (adult blood) yang mampu menarik O2 dari
udara dan mengeluarkan CO2 melalui paru-paru. Penghancuran darah janin inilah
yang menyebabkan terjadinya ikterus yang bersifat fisiologis. Sebagai gambaran
dapat dikemukakan bahwa kadar billirubin indirek bayi cukup bulan sekitar 15
mg% sedangkan bayi belum cukup bulan 10 mg%. Diatas angka tersebut disebut
sebagai hiperbilirubinemia, yang dapat menimbulkan kern ikterus.
PEMBAGIAN IKTERUS MENURUT
METODE KREMER
Derajat ikterus
|
Daerah ikterus
|
Perkiraan kadar bilirubin
|
I
|
Daerah kepala dan leher
|
5.0 mg%
|
II
|
Sampai badan atas
|
9.0 mg%
|
III
|
Sampai badan bawah hingga
tungkai
|
11.4 mg%
|
IV
|
Sampai daerah lengan, kaki
bawah, lutut
|
12.4 mg%
|
V
|
Sampai daerah telapak tangan
dan kaki
|
16.0 mg%
|
Kern
ikterus adalah tertimbunnya dalam jaringan otak sehingga dapat menggangu fungsi
otak dan menimbulkan gejala klinis sesuai tempat timbunan itu.
f. Kejang
Kejang dapat disebabkan oleh meningitis, ensefalopati
atau hipoglikemia berat. Pastikan bayi dijaga tetap hangat. Bungkus bayi dengan
kain lunak, kering, selimuti dan pakaikan topi untuk menghindari kehilangan
panas. Rujuk segera ketempat pelayanan kesehatan yang mempunyai NICU
C.
Kelainan
– kelainan Pada Bayi Baru Lahir
Setelah bayi
menangis dan dirawat maka diperiksa apakah kelainan-kelainan pada tubuh bayi.
Pemeriksaan dilakukan seluruh tubuh mulai dari kepala sampai kaki.
Sifat-sifat bayi normal adalah :
a.
Panjang
badan kurang lebih 50 cm
b.
Berat
badan kurang lebih 3000 gram
c.
Dada
lebih kecil dari kepala
d.
Warna
kulit merah jambu
e.
Kulit
diliputi oleh lemak, verniks caseosa
f.
Pada
bayi laki-laki biasanya zakar sudah turun
g.
Tak
terdapat cacat pada tubuh
Kelainan bawaan (kongenital) adalah kelainan yang dibawa
sejak lahir,merupakan penyimpangan dari bentuk umum karena gangguan
perkembangan dikemudian. Sebab langsung sukar diketahui, beberapa faktor yang
mempengaruhi adalah :
Faktor
genital, adanya kelainan kromosom pada suami atau isteri.
Faktor
lingkungan dari ibu : infeksi oleh virus (rubella, polio, herpes) terutama bila
menyerng pada trimester I kehamilan
Umur
ibu : down syndrome didapat pada ibu berumur dibawah 35 tahun makin tua umur
ibu makin besar kemungkinan mendapat bayi cacat.
Paritas
: secara tidak langsung berhubungan dengan umur ibu
radiasi
obat-obatan
Beberapa cacat bawaan :
a.
Kepala busung (hidrosefalus)
Rongga otak bayi mengandung terlalu banyak cairan. Dapat
mengganggu kelancaran persalinan
b.
Bibir sumbing (labio palato schizis)
Adalah kelainan bawaan berupa bibir belah / palatum belah
akibat dari kegagalan proses penutupan maxilla selama masa embrio.
c.
Spina Bifida
Spina
bifida adalah suatu keadaan tidak terbentuknya tulang belakang bayi secara
lengkap, sehingga sum-sum tulang belakang dan pembungkusnya terpapar.
d.
Anensefalus
Tengkorak bagian atas kepala bayi tidak ada sama sekali
e.
Atresia ani
Adalah
merupakan suatu kelainan bawaan dimana tidak ada lubang tetap pada anus
f.
Hirschprung
Adalah suatu kelainan bawaan yaitu tidak terbentuknya sel
ganglion parasimpatis dari pleksus mesentrukus/aurbarch pada kolon bagian
distal
g.
Hernia diafragmatika
Adalah
merupakan kelainan bawaan dimana tidak terbentuknya sebagian diafragma sehingga
sebagian isi perut masuk ke dalam rongga thoraks
Untuk
mengetahui cacat bawaan perlu diperiksa:
-
Bentuk
muka bayi : adakah tanda-tanda mongoloid ?
-
Besar
dan bentuk kepala : hidrosefal dan anensefal
-
Bentuk
daun telinga : normal ?
-
Mulut bayi : adakah sumbing bibir atau
sumbing langit-langit ?
-
Jari-jari
: adakah talipes, sindaktili atau polidaktili
-
Kelamin
: adakah hipospadia atau hidrokel atau hernia
-
Punggung
: adakah meningokel ?
-
Dubur
bayi : jari kelingking dimasukkan ke dalam dubur bayi untuk menentukan atresia
ani