Bayi
resiko tinggi adalah bayi yang mempunyai kemungkinan lebih besar untuk
menderita sakit atau kematian dari pada bayi lain. Resiko tinggi menyatakan
bahwa bayi harus mendapat pengawasan ketat oleh dokter dan perawat yang telah
berpengalaman. Lama masa
pengawasan biasanya beberapa hari tetapi dapat berkisar dari beberapa jam
sampai beberapa minggu. Pada umumnya resiko tinggi
terjadi pada bayi sejak lahir sampai usia 28 hari (neonatus).
Klasifikasi bayi resiko tinggi
Klasifikasi bayi resiko tinggi dibedakan berdasarkan 4 macama yaitu :
1.
Klasifikasi berdasarkan berat badan
Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram (BBLR)
yg dikelompokkan sbg berikut :
a.
Bayi berat badan lahir amat sangat rendah, yaitu bayi yang lahir dengan
berat badan < 1000 gram.
b.
Bayi berat badan lahir sangat rendah, yaitu bayi yang lahir dengan
berat badan < 1500 gram.
c.
Bayi berat badan lahir cukup rendah, yaitu bayi yang lahir dengan berat
badan 1501-2500 gram.
2.
Klasifikasi berdasarkan umur kehamilan
a.
Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan belum
mencapai 37 minggu.
b.
Bayi cukup bulan adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 38-42
minggu.
c.
Bayi lebih bulan adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan > 37
minggu.
3.
Klasifikasi berdasarkan umur kehamilan dan berat badan
a.
Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK) yaitu bayi yang lahir dengan keterlambatan
pertumbuhan intrauterine dengan berat badan terletak dibawah persentil ke-10
dalam grafik pertumbuhan intra uterine.
b.
Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK) yaitu bayi yang lahir dengan
dengan berat badan sesuai dengan berat badan terletak antara persentil ke-10
dan ke-90 dalam grafik pertumbuhan intra uterine.
c.
Bayi besar untuk masa kehamilan (BMK) yaitu bayi yang lahir dengan
berat badan lebih besar untuk usia kehamilan dg berat badan yang diatas
persentil ke-90 dalam grafik pertumbuhan intra uterine.
(Grafik terlampir)
4.
Klasifikasi berdasarkan masalah patofisologis
Pada klasifikasi ini yaitu semua neonatus yang lahir disertai masalah
patofisiologis atau mengalami gangguan fisiologis.
a.
Hiperbilirubinemia
Merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir dimana kadar
bilirubin seru total lebih dari 10 mg % pada minggu pertama dengan ditandai
ikterus.
b.
Asfiksia
Neonaturum
Merupakan keadaan dimana bayi tidak dapat bernafas
spontan dan teratur setelah lahir, yang dapat disertai dengan hipoksia.
c.
Tetanus neonaturum
Merupakan tetanus yang
terjadi pada bayi yang dapat disebabkan adanya infeksi melalui tali pusat ,
Yang dipicu oleh kuman clostridium tetani yang bersifat anarerob dimana kuman
tersebut berkembang tanpa adanya oksigen.
d.
Respiratory Distress
Sindrom
Merupakan kumpulan
gejala yang terdiri dari dispneo, frekwensi pernapasan yang lebih dari 0 kali
permenit, adanya sianosis, adanya rintihan, pada saat ekspirasi adanya rektraksi
suprasternal.