Sistem rawat gabung merupakan system perawatan bayi yang disatukan dengan ibu sehingga ibu dapat melakukan semua perawatan dasar bagi bayinya. Bayi bisa tinggal bersama ibunya dalam satu kamar sepanjang siang maupun malam hari sampai keduanya keluar dari rumah sakit atau bayi dapat dipindahkan kebangsal neonatus atau keruang observasi pada saat-saat tertentu, seperti pada malam hari atau pada jam-jam kunjungan / besuk
.
Rawat gabung atau
rooming ini adalah suatu sistem perawatan dimana bayi serta ibu dirawat dalam satu unit. Dalam pelaksanaannya bayi
harus selalu berada di samping ibu sejak segera setelah dilahirkan sampai
pulang. Untuk persalinan dirumah sakit terdapat modifikasi dalam praktek bahwa
pada saat kunjungan bayi ditempatkan dalam suatu station bayi agar tidak ada kontaminasi dengan pengunjung. Station bayi dibuat dengan dinding kaca
agar pengunjung dapat melihat bayi.
Rawat
gabung mempunyai banyak keuntungan . sistim ini memberikan banyak
kesempatan pada ibu baru, khususnya
primipara, untuk mempelajari dengan sunguh-sungguh bagaimana cara merawat
bayinya dan memudahkan staf perawatan untuk menjawab semua pertanyaan yang
diajukan oleh ibu tersebut. Setelah ibu sendiri melakukan semua perawatan dasar
dengan dibimbing oleh bidan , maka akan timbul rasa percaya diri dalam menagani
dan menyusui bayinya. Karena tidak ada dua bayi yang benar-benar sama, ibu
hanya menjumpai sedikit hal-hal yang belum pernah disebutkan dalam buku apapun
yang dibaca atau yang terjadi pada bayi lain yang pernah dirawatnya. Rawat
gabung juga sangat mengurangi resiko terjadinya infeksi silang.
Ada satu kerugian terdapat ( tapi
dapat dicegah ) pada rawat gabung. Jika ibu tidak berdisiplin dalam menggunakan
setiap kesempatan untuk beristirahat. Ia akan menyia-nyiakan waktu istirahatnya
dan akan menjadi terlalu lelah. Jika perawat menyadarinya dan membantu mengatur
istirahat ibu, problem seperti ini tidak akan terjadi.
Semua ibu yang ingin melakukan
perawatan rawat gabung, harus diberitahukan bahwa kalau terdapat komplikasi
seperti ikterus, maka rawat gabung mungkin harus ditunda sampai kondisi bayinya
kembali normal dan tidak membutuhkan lagi pengamatan serta perawatan yang
khusus.
Melakukan asuhan pada Bayi Baru
Lahir Normal :
a. Penilaian Awal
Segera
setelah lahir, letakkan bayi diatas kain bersih dan kering yang disiapkan pada
perut ibu. Bila hal tersebut tidak memungkinkan maka letakkan bayi didekat ibu
(diantara kedua kaki atau disebelah ibu) tetapi harus dipastikan pada areal itu
bersih dan kering.
Segera
lakukan penilaian awal dengan menjawab 2 pertanyaan yaitu :
1. Apakah
bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan ?
2. Apakah
bayi bergerak dengan aktif atau lemas ?
b. Perlindungan Termal ( Mencegah
kehilangan panas )
Cegah
terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai berikut :
1.
Keringkan
bayi dengan seksama
Pastikan tubuh bayi dikeringkan segera
setelah lahir untuk mencegah kehilangan panas yang disebabkan oleh evaporasi
cairan ketuban pada tubuh bayi. Keringkan bayi dengan handuk atau kain yang
telah disiapkan diatas perut ibu. Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi,
juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.
2.
Selimuti
bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Segera setelah mengeringkan tubuh bayi
dan memotong tali pusat, ganti handuk atau kain yang basah oleh cairan ketuban
dan kemudian selimuti tubuh bayi dengan selimut atau kain yang hangat, kering
dan bersih. Kain basah didekat tubuh bayi dapat menyerap panas tubuh bayi
melalui proses radiasi. Ganti handuk, selimut atau kain yang basah telah
diganti dengan selimut atau kain yang baru ( hangat , bersih dan kering )
3.
Selimuti
bagian kepala bayi
Pastikan bagin kepala bayi ditutupi atau
diselimuti setiap saat. Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang
relative luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut
tidak tertutup.
4.
Anjurkan
ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat
menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Anjurkan ibu untuk
menyusukan bayinya segera setelah lahir. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai
dalam waktu satu jam pertama kelahiran.
5.
Jangan
segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah
kehilangan panas tubuhnya ( terutama jika tidak berpakaian ), sebelum melakukan
penimbangan, selimuti bayi dengan
selimut dan kain bersih serta kering. Berat badan bayi dapat dinilai
dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat
pakaian/ selimut. Bayi sebaiknya dimandikan ( sedikitnya ) enam jam setelah
lahir. Memandikan bayi pada beberapa jam pertama setelah lahir dapat
menyebabkan hipotermia yang sangat membahayakan kesehatan bayi baru lahir .
c. Pembersihan Jalan Nafas
Jika
bayi tidak bernapas atau bernapas megap-megap atau lemah maka segera lakukan
tindakan resusitasi bayi baru lahir .
1. Jaga
bayi tetap hangat
2. Atur
posisi bayi
3. Isap
lendir
4. Keringkan
dan rangsang bayi
5. Atur
kembali posisi kepala dan selimuti bayi
6. Lakukan
penilaian awal.
d. Inisiasi Dini / Bonding
Prinsip
pemberian ASI sedini mungkin dan eklusif. Bayi baru lahir harus mendapat ASI
dalam waktu satu jam setelah lahir. Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan
mencoba segera menyusukan bayinya setelah tali pusat diklem dan dipotong .
Beritahu bahwa penolong akan selalu membantu ibu untuk menyusukan bayinya
setelah plasenta lahir dan memastikan ibu dalam kondisi baik ( termasuk
menjahit laserasi ) keluarga dapat membantu ibu untuk memulai pemberian ASI
lebih awal.
Hubungan antara ibu dan bayi sangat penting untuk saling
mengenal terutama pada hari-hari pertama setelah persalinan. Bayi akan
memperoleh kehangatan tubuh ibu, suara ibu, kelembutan dan kasih sayang ibu (bonding effect).
e. Menyuntikan Vit K
Semua
bayi baru lahir harus diberikan Vit K injeksi 1 mg intramuskuler dipaha kiri
sesegera mungkin untuk mencegah pendarahan bayi baru lahir akibat defisiensi
vit K yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir.
Vit K sangat penting untuk
pembentukan protrombin yang memungkinkan darah membeku dan ternyata kadarnya
dianggap “rendah” pada bayi baru lahir adalah gangguan jarang yang berpotensi
fatal dan berhubungan dengan kadar vit
K.
f. Mengoleskan salf mata
Salf
mata atau tetes mata dapat diberikan setelah ibu memberikan ASI nya atau
setelah terjadinya bonding antara ibu dan bayi. Pencegahan infeksi pada mata
biasanya diberi salf mata tetrasiklin 1 %, salf antibiotika tersebut harus
diberikan dalam waktu satu jam setelah kelahiran. Upaya profilaksis infeksi
mata tidak efektif jika diberikan lebih dari satu jam setelah kelahiran.
Cara
pemberian profilaksis mata :
·
Cuci tangan
·
Jelaskan apa yang akan dilakukan dan
tujuan pemberian obat tersebut
·
Berikan salf mata dalam satu garis lurus
mulai dari bagian mata yang paling dekat dengan hidung bayi menuju bagian luar mata.
·
Ujung tabung salf mata tidak boleh
menyentuh mata bayi.
·
Jangan menghapus salf mata dari mata
bayi dan anjurkan keluarga untuk tidak menghapus obat-obat tersebut.
g. Melakukan Identifikasi dan
pemasangan tanda pengenal / Identitas
Tanda
pengenal ini diberikan pada bayi sebagai identitas diri si bayi, biasanya tanda
pengenal bayi ini berupa gelang tangan yang terbuat dari karet plastik yang
lentur dan lunak sehingga tidak berbahaya bagi bayi. Pada gelang tersebut
terdapat tulisan seperti “ By Ny Lily & Tn Toni ”
Tujuan
Rawat Gabung
- Bantuan emosional
Hubungan
antara ibu dan bayi sangat penting untuk saling mengenal terutama pada
hari-hari pertama setelah persalinan. Bayi akan memperoleh kehangatan tubuh
ibu, suara ibu, kelembutan dan kasih sayang ibu (bonding effect).
- Penggunaan air susu ibu
ASI adalah
makanan yang terbaik. Produksi ASI akan lebih cepat dan lebih banyak bila
diransang sedini mungkin dengan cara menetekkan sejak bayi lahir hingga selama
mungkin. Pada hari-hari pertama, yang keluar adalah colostrum yang jumlahnya
sedikit. Tidak perlu khawatir bahwa bayi akan kurang minum minum, karena bayi
harus kehilangan cairan pada hari-hari pertama dan absorbsi usus juga sangat
terbatas.
- Pencegahan infeksi
Pada tempat
perawatan bayi dimana banyak bayi disatukan, infeksi silang sulit dihindari.
Dengan rawat gabung, lebih mudah mencegah infeksi silang. Bayi yang melekat
pada kulit si ibu akan memperoleh transfer antibodi dari si ibu. Kolostrum yang
mengandung antibodi dalam jumlah tinggi, akan melapisi seluruh permukaan kulit
dan saluran pencernaan bayi, dan diserap oleh bayi sehingga bayi akan mempunyai
kekebalan tinggi. Kekebalan ini akan mencegah infeksi, terutama pada diare.
- Pendidikan kesehatan
Kesempatan
melaksanakan rawat gabung dapat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan
kesehatan pada ibu, terutama pada primipara. Bagaimana teknik menyusui,
memandikan bayi merawat tali pusat, perawatan payudara dan nasihat makanan yang
baik, merupakan bahan-bahan yang diperlukan si ibu. Keinginan ibu untuk bangun
dari tempat tidur, menggendong bayi dan merawat sendiri akan mempercepat
mobilisasi, sehingga si ibu akan lebih cepat pulih dari persalinan.
Pelaksanaan
Rawat Gabung
- Di Poliklinik Kebidanan
Memberikan
penyuluhan mengenai kebaikan ASI dan rawat gabung, memberikan penyuluhan
mengenai perawatan payudara, makanan ibu hamil, nifas, perawatan bayi dan
lain-lain.
- Dikamar Bersalin
Bayi yang
memenuhi syarat perawatan bergabung dilakukan perawatan bayi baru lahir seperti
biasa. Adapun kriteria yang ambil sebagai syarat untuk dapat dirawat bersama
ibunya ialah :
·
Nilai
apgar 7
·
Berat
badan lebih dari 2500
·
Masa
kehamilan lebih dari 36 minggu
·
Lahir
spontan presentasi kepala
·
Tanpa
infeksi intrapartum
·
Ibu
sehat dalam jam pertama setelah lahir, bayi segera disusukan kepada ibunya
untuk meransang pengeluaran ASI
·
Memberikan
penyuluhan mengenai ASI dan perawatan bergabung Bayi terutama bayi yang belum
mendapat penyuluhan di poliklinik
- Diruang Perawatan
Bayi diletakkan
didalam tempat tidur bayi yang ditempatkan disamping tempat tidur ibu. Pada
waktu berkunjung bayi dan tempat tidurnya dipindahkan keruangan lain, perawat
harus memperhatikan keadaan umum bayi dan dapat dikenali keadaan-keadaan yang
tidak normal serta kemudian melaporkan kepada dokter jaga; bayi boleh menyusu
sewaktu ia menginginkan.; bayi tidak boleh diberi susu botol. Bila ASI masih
kurang, boleh menambahkan air putih dan susu formula dengan sendok; ibu harus
dibantu untuk dapat menyusui bayinya dengan baik, juga untuk merawat
payudaranya; keadaan bayi sehari-hari dicatat dalam status; bila bayi sakit
perlu observasi lebih teliti; bayi dipindahkan ke ruang perawatan bayi baru
lahir; bila ibu dan bayi boleh pulang, sekali lagi diberi penerangan tentang
cara-cara merawat bayi dan pemberian ASI serta perawatan payudara dan makanan
ibu menyusui. Kepada ibu diberikan leaflet mengenai hal tersebut dan dipesan
untuk memeriksakan bayinya 2 minggu kemudian; status bayi dilengkapi dan
dikembalikan ke ruang follow up.
- Diruang follow up
Meliputi
pemeriksaan bayi dan keadaan ASI. Aktivitas-aktivitas diruang follow-up
meliputi menimbang berat bayi, anamnesis mengenai makanan bayi yang diberikan
dan keluhan yang timbul, mengecek keadaan ASI, memberikan peraturan makanan
bayi, pemeriksaan bayi oleh dokter abgian anak, pemberian imunisasi menurut
instruksi dokter.
Syarat
Rawat Gabung
Pada
prinsipnya syarat rawat gabung adalah dimana si ibu menyusui dan si bayi mampu
menyusu. Kemampuan si ibu untuk menyusui dimulai dengan keinginan dan kesediaan
yang berupa motivasi diberikan sejak awal kehamilan. Keadaan ibu yang sehat
selalu memungkinkan si ibu untuk menyusui.
Dari pihak
sibayi kemampuan menyusui dinilai dari fungsi kardiorespiratorik, refleks
menghisap dan dan fungsi neurologik yang baik. Penolong persalinan harus cukup
terlatih untuk menilai apakah ibu dan bayi mampu menyusui segera setelah proses
persalinan. Apabila ibu dan bayi baik, secepat mungkin bayi diberikan kepada
ibu dan mulai menyusui. Apabila diperlukan observasi hal ini tentu dapat
dilakukan dan setelah ibu dan bayi sudah menjadi lebih baik keadaan umumnya
harus segera digabung dan mulai menyusui.
Kontra
Indikasi Rawat Gabung
Pihak ibu
- Fungsi kardiorespiratorik yang tidak baik. Pasein penyakit jantung sementara tidak menyusi sampai keadaan jantung membaik.
- Preeklamsia dan eklamsia, keadaan ibu biasanya tidak baik karena pengaruh obat-obatan untuk mengatasi penyakit biasanya kesadaran ibu menurun. Tidak diperbolehkan ASI dipompa dan diberikan pada bayi.
- Penyakit infeksi akut dan aktif. Bahaya penularan pada bayi yang dikhawatirkan. Tubercolosis paru yang aktif dan terbuka merupakan kontraindikasi yang mutlak.
- Karsinoma payudara. Pasien dengan penyakit ini harus dicegah jangan sampai ASI nya keluar karena akan mempersulit penilaian penyakitnya. Apabila menyusui ditakutkan adanya sel-sel karsinoma yang terminum si bayi.
- Psikosis : tidak dapat dikontrol keadaan jiwa si ibu bila menderita psikosis. Meskipun pada dasarnya ibu sayang pada bayinya, tetapi selalu ada kemungkinan penderita psikosis membuat cedera pada bayi.
Pihak bayi
- Bayi kejang. Kejang-kejang pada bayi akibat cedera persalinan atau infeksi tidak memungkinkan meyusui. Ada bahaya aspirasi, bila kejang timbul saat bayi menyusui. Kesadaran bayi yang menurun juga tidak memungkinkan bayi untuk menyusui.
- Bayi yang sakit berat. Bayi yang penyakit jantug atau paru-paru atau penyakit lain yang memerlukan perawatan intensif tentu tidak mungkin menyusu dan dirawat gabung.
- Bayi yang memerlukan observasi atau terapi khusus. Selama observasi rawat gabung tak dapat dilaksanankan.
- Very Low Birth Weight (BBLSR), karena refleks menghisap bayi tersebut belum baik sehingga tidak mungkin menyusu dan dirawat gabung.
- Cacat bawaan. Diperlukan persiapan mental si ibu untuk menerima keadaan bahwa bayinya cacat. Cacat ringan seperti labiopalatiskhisis masih memungkinkan untuk menyusui
- Kelainan metabolik dimana bayi tidak dapat menerima ASI.
Manfaat Rawat
Gabung
1)
Aspek Fisik
Ibu
mudah menjangkau sehingga kapan saja bayi ingin menyusui dapat diberikan
2)
Aspek
Fisiologis
Dekat
ibu dengan bayi sehingga bayi disusui / frekuensinya sering sehingga
mendapatkan nutrisi alam timbul reflek prolaktin.
3)
Aspek
Psikologis
Dengan sentuhan dari ibu mempengaruhi psikologi
bayi.
4)
Aspek Edukatif
Mempunyai
pengalaman sehingga ibu mampu merawat bayi setelah pulang ( cara menyusui,
perawatan tali pusat, cara memandikan )
5)
Aspek ekonomis
Menghemat
pembelian susu, dot, botol .
6)
Aspek Medis
Mencegah
inspeksi nosokomial.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan Rawat Gabung
1.
Peran sosial budaya
2.
Faktor
ekonomi
3.
Peranan tatalaksanan rumah sakit
/rumah bersalin yang negative dan tidak bermanfaat
· Bayi
dipuasakan beberapa hari, padahal reflek hisap bayi paling kuat adalah pada jam
pertama setelah lahir.
· Memberikan
makanan prelakteral yang membuat hilangnya rasa haus sehingga bayi enggan
menyusu.
· Memisahkan
bayi dengan ibunya sehingga ibu tidak dapat menyusui bayinya sesuai yang
dinginkan .
· Menimbang
bayi sebelum dan sesudah menyusui. Bila berat bayi tidak sesuai maka bayi
diberi susu formula.
· Menggunakan
obat-obatan sebelum proses persalinan (obat penenang) sehingga menghambat
permulaan laktasi.
· Pembarian
sampel susu formula akan membuat ibu salah sangka bahwa susu formula sama
baiknya dengan ASI.
4.
Faktor - faktor pada ibu sendiri
·
Keadaan gizi ibu
·
Pengalaman atau sikap ibu terhadap
menyusui
·
Keadaan emosi
·
Keadaan payudara
5.
Peranan masyarakat dan pemerintah
Peraturan pemerintah yang mendukung
·
INPRES no 14,1975, menkokesra selaku
coordinator pelaksanan menetapkan bahwa salah satu program dalam usaha
perbaikan gizi adalah pemberian pertama pada ASI.
·
Melarang produsen susu buatan / formula
untuk mencantumkan kalimat-kalimat promosi kesehatan produknya yang memberikan pengertian bahwa susu buatan tersebut sama dengan ASI (
PERMENKES 240/1985 )
·
Mengharuskan produsen susu kental manis untuk mencantumkan pada
label produknya bahwa susu kental manis tidak cocok untuk bayi dengan warna
tulisan merah ( PERMENKES 76/1975 )
·
Melarang promosi susu buatan sebagi
pengganti ASI.
·
Menganjurkan menyusui secara eklusif
sampai bayi umur 6 bulan dan menganjurkan pemberian ASI sampai anak berumur 2
tahun.
·
Melaksanakan rawat gabung ditempat
persalinan, milik pemerintah dan swasta.
·
Meningkatkan kemampuan petugas
kesehatan.
·
Pencanangan PP ASI oleh BPK Presiden
pada hari ibu ke-62 ( desember 1990)
Pelaksanaan rawat gabung dan
kegiatan penunjangnya
1.
Bayi ditempatkan bersama ibunya dalam
sebuah ruangan.
2.
Bayi dapat diletakkan ditempat tidur
bersama ibunya atau dalam bok disamping tempat tidur ibu.
3.
Books bayi bisa juga ditempatkan diatas
tempat tidur, disebelah ujung kaki ibu.
4.
Perawat harus memperhatikan KU bayi dan
mengenali keadaan abnormal
5.
Ibu menyusui bayinya sewaktu-waktu
sesuai dengan keinginan bayi.
6.
Perawat harus membantu ibu untuk merawat
payudara, menyusui, menyendawakan dan merawat bayi secara benar.
Praktek / kegiatan rawat gabung
1.
Memandikan bayi
2.
Menyusui
3.
Merawat tali pusat.