Selasa, 19 Februari 2013

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI POSKESDES



Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan telah berhasil meningkatkan status kesehatan masyarakat. Kinerja sistem kesehatan telah menunjukkan peningkatan, antara lain ditunjukkan dengan peningkatan status kesehatan, yaitu: penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dari 46 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1997 menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI 2007). Angka Kematian Ibu (AKI) juga mengalami penurunan dari 318 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1997 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI, 2007).

Sejalan dengan penurunan angka kematian bayi, Umur Harapan Hidup (UHH) meningkat dari 68,6 tahun pada tahun 2004 menjadi 70,5 tahun pada tahun 2007. Demikian pula telah terjadi penurunan prevalensi kekurangan gizi pada balita dari 29,5% pada akhir tahun 1997 menjadi sebesar 18,4% pada tahun 2007 (Riskesdas, 2007). Namun penurunan indikator kesehatan masyarakat tersebut masih belum seperti yang diharapkan. Upaya percepatan pencapaian indikator kesehatan dalam lingkungan strategis baru, harus terus diupayakan dengan perbaikan di berbagai sektor ( riset keshatan dasar 2007 )
Penyakit infeksi menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menonjol, terutama: TB Paru, Malaria, HIV/AIDS, DBD dan Diare. Selain itu penyakit yang kurang mendapat perhatian (neglected diseases), seperti Filariasis, Kusta, Framboesia cenderung meningkat kembali. Hasil Riskesdas Tahun 2007 menunjukkan adanya peningkatan kasus penyakit tidak menular (seperti penyakit kardiovaskuler dan kanker) secara cukup bermakna, menjadikan Indonesia mempunyai beban ganda (double burden).( dirjen P2PL Kemenkes )

Sistem informasi kesehatan menjadi lemah setelah menerapkan kebijakan desentralisasi. Data dan informasi kesehatan untuk perencanaan tidak tersedia tepat waktu.Informasi Kesehatan yang ada saat ini lebih cenderung berpihak untuk kepentingan pengelola program daripada untuk kepentingan langsung kepada Masyarakat Sistem Informasi Kesehatan Nasional (Siknas) yang berbasis fasilitas yang sudah mencapai tingkat kabupaten/kota secara nyata belum bisa dimanfaatkan langsung untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat.Sistem Informasi Kesehatan yang ada saat ini belum menyentuh langsung dalam upaya monitoring dan evaluasi serta untuk melakukan survailance secara berkala terhadap status kesehatan masyarakat yang seharusnya selalu terpantau sepanjang waktu.Sistem yang ada saat ini juga belum bisa menggambarkan potensi yang ada pada masyarakat dalam kontribusinya pada upaya peningkatan status kesehatan masyarakat

Rumah tangga yang telah melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat meningkat dari 27% pada tahun 2005 menjadi 36,3% pada tahun 2007, namun masih jauh dari sasaran yang harus dicapai pada tahun 2009, yakni dengan target 60%.
Jumlah UKBM, seperti Posyandu dan Poskesdes semakin meningkat, tetapi pemanfaatan dan kualitasnya masih rendah. Hingga tahun 2008 sudah terbentuk 47.111 Desa Siaga dimana terdapat 47.111 buah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes). Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat lainnya yang terus berkembang pada tahun 2008 adalah Posyandu yang telah berjumlah 269.202 buah dan 967 Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren). (riskessdas 2007 )
Salah satu program unggulan Pemerintah  dalam upaya pemecahan masalah kesehatan diatas adalah peningkatan upaya Pemberdayaan masyarakat dengan  program Desa Siaga yaitu desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan,  dan kegawat daruratan kesehatan secara mandiri menuju desa siaga. Pengembangan desa siaga mencakup upaya untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat desa, memandirikan masyarakat dalam menghadapi masalah kesehatan, serta mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat. Inti kegiatan Desa Siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Untuk menuju desa siaga perlu di kaji upaya-upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang sudah ada seperti posyandu, polindes, pos obat desa, dana sehat, siap antar jaga kesehatan ibu dan anak (Siaga KIA) dan lain-lain sebagai embrio atau titik awal sebagai pengembangan menuju desa siaga. Mengubah desa menjadi desa siaga akan lebih cepat bila di desa tersebut telah ada berbagai UKBM.

Dalam rangka pengembangan program tersebut Kementrian Kesehatan telah mendorong pembentukan Pos Kesehatan Desa ( Poskesdes ). Poskesdes adalah upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan atau menyediakan pelayanan kesehatan dasar masyarakat desa.Poskesdes dibentuk dalam rangka mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat serta sebagai sarana kesehatan yang merupakan pertemuan antara upaya masyarakat dan dukungan pemerintah.Pelayanan pokesdes meliputi upaya promotif, preventif dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan terutama bidan dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela.

Kegiatan utama yang dilakukan di poskesdes antara lain adalah :
  • Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB)
  • Pengamatan kesehatan ibu hamil yang berisiko dan pemantauan Kesehatan anak termasuk kelompok rawan gizi buruk.
  • Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensinya.
  • Kegiatan-kegiatan lain, yaitu promosi kesehatan untuk peningkatan keluarga sadar gizi, peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS), penyehatan Iingkungan, dan Iain-Iain, merupakan kegiatan  pengembangan.
  • Pengembangan atau revitalisasi berbagai UKBM lain yang dibutuhkan masyarakat desa (misalnya Warung Obat Desa, Kelompok Pemakai Air, Arisan Jamban Keluarga, dan lain-lain). Dengan demikian, Poskesdes sekaligus berperan sebagai koordinator UKBM .
Untuk mendukung Kegiatan-kegiatan di Poskesdes tersebut perlu dilakukan pembenahan sistem manajemen tatakelola Poskesdes tersebut mulai dari pelaksanaan kegiatan sampai dengan pencatatan/pelaporan agar semua kegiatan di Poskesdes tersebut dapat terdokumentasi dan tertata secara baik.Sistem Informasi dalam hal ini sangat penting terutama dalam melihat gambaran kesehatan masyarkat di Desa t secara umum ataupun secara lebih spesifik.Informasi data kesiapsiagaan masyarakat juga penting diketahui dan sejauh mana pencapaian kegiatan juga perlu dilakukan monitoring dengan suatu sistem Informasi yang baik.Untuk itu diperlukan suatu dukangan sistem yang dapat menjawab kebutuhan progaram dan kebutuhan kebutuhan nyata di lapangan dan untuk terkoneksinya sistem pelayanan kesehatan mulai dari baris terdepan yaitu tingkat bidan desa yang selama ini mereka cenderung hanya sebagai pengumpul data lalu dikirim ketingkat lebih yang selanjutnya tidak di monitor dan di analisis secara berkala.untuk dalam penelitian ini penulis mencoba mencari solusi dengan merancang suatu sistem informasi kesehatan di tingkat terbawah yaitu sistem informasi Poskesdes

Sistem Informasi Poskesdes merupakan jenis informasi kesehatan secara berjenjang merupakan pola reporting yang berlaku di lingkungan jajaran kesehatan , pola ini dilaksanakan sesuai dengan tugas dan kewenangan inyaTupoksuai seorang bidan desa se.Ketersediaan data dan informasi yang akurat, komprehensif dan mutakhir akan diperoleh jika setiap desa memiliki Sistem Informasi Kesehatan yang mampu mengelola data dan informasi secara akurat dan benar.

Kebutuhan Sistem Informasi Manajemen Poskesdes.

1.  Sistem Yang bisa memberikan informasi yang terintegrasi  dari unit pelayanan  kesehatan  di tingkat desa,
2.    Sistem yang  Dapat Memudahkan koordinasi dan pelaporan kesehatan antara Bidan Desa , puskesmas dan Dinas Kesehatan
3.    Sistem yang bisa membantu proses pengambilan keputusan kondisi kesehatan masyarakat di desa
4.    Sistem yang bisa Mempercepat penanganan desa yang membutuhkan bantuan dan perhatian dari kecamatan dan Kabupaten.
5.    Sistem yang bisa Memudahkan melakukan monitoring dan evaluasi tentang pelaporan kondisi kesehatan masyarakat di desa.
6.    Sistem yang bisa Membangun kepercayaan masyarakat tentang peningkatan pelayanan masyaraka melalui sarana  teknologi Informasi..
7.    Sistem yang bisa Menghasilkan informasi data kesehatan yang akurat ,transparan, mudah diperoleh oleh masyarakat, pemerintah dan pengambil keputusan.


Spesifikas Sistem yang direncanakan

a.    Sistem menggunakan Web Based Application
aplikasi berbasis website / web based application dirancang dengan bahasa program HTML dan PHP /MyQSL yang mempunyai kelebihan sudah sangat familiar dengan bidan desa serta  meningkatkan kemudahan implementasi dan efisiensi waktu serta biaya dan nantinya bisa dikembangkan terintegrasi dengan tingkatan yang lebih tinggi.

Substansi Sistem difokuskan pada ketersediaan informasi yang digunakan untuk survailance serta untuk monitoring dan evaluasi dengan fitur yang sederhana yaitu fitur input untuk memasukkan database dan preview untuk melihat visualisasi laporan dalam bentuk tabel dan grafik
Input Data :
·         Pengisian Database dalam bentuk  Family Folder
·         Pengisian Database Unit Kegiatan Kesehatan  Berbasis Masyarakat
     Output Data
·         Monitoring Kesehatan Ibu
·         Monitoring Kesehatan Anak
·         Monitoring Pengendalian Penyakit
·         Monitoring Kegiatan Kesehatan Masyarakat

b.   Mempunyai Fitur Dynamic Admin Setup
Aplikasi disertai fasilitas administrator / setup yang bisa mengatur konfgurasi aplikasi secara dinamis. Sehinga setiap penggantian atau perubahan format peloran yang sudah ada dapat dilakukan dengan cepat dan praktis oleh admin/Bidan desa dengan mendownload di web tanpa harus bergantung pada pihak pengembang software..

c.    Dirancang untuk  versi  offline
Untuk efisiensi biaya operasional setiap poskesdes, aplikasi  diimplementasikan dalam Aplikasi sistem informasi kesehatan versi offline yang akan bisa diinstall di setiap poskesdes  dan akan digunakan rutin sebagai media imput data. Versi offline ini bisa di upload ke Sistem Informasi Daerah Yang Sudah ada

d.    Print Out Pencatatan palaporan
Hasil entry pelaporan secara otomatis bisa di lihat dan di print out oleh Poskesdes dan oleh Puskesmas dan kab/kota untuk . Sistem ini akan memberikan percepatan penyampaian informasi data apabila hardcopy dibutuhkan oleh pengambil keputusan.

e.    Memiliki interface khusus untuk transfer data ke puskesmas, kabupaten, propinsi dan pusat melalui website
Hasil update data offline dari masing-masing poskesdes bisa dikirimkan secara langsung menggunakan interface website yang akan diintegrasikan dengan Sistem Informasi Kesehatan daerah yang sudah ada.


f.     Metode input data yang sederhana
Untuk memudahkan sosialisasi dan implementasi aplikasi sistem informasi kesehatan maka aplikasi ini menggunakan metode format data yang sangat sederhana dan mudah dipahami para Bidan desa.