Selasa, 10 September 2013

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN FOGGING


SELAMA ini, fogging (pengasapan) kerap diandalkan masyarakat untuk memberantas nyamuk demam berdarah. Padahal, fogging bukanlah upaya yang paling dianjurkan dalam pengendalian nyamuk demam berdarah.
"Fogging hanya mematikan nyamuk yang sudah dewasa saja. Sedangkan yang harusnya diberantas ialah jentik nyamuk, asal muasal penyebabnya. Fogging saja tidak efektif, karena efeknya jangka pendek. Tiga hari kemudian akan ada nyamuk lagi, karena jentiknya tidak mati dengan fogging," fogging hanyalah salah satu rangkaian dalam membasmi nyamuk Aedes Aegypti, si pembawa virus dengue yang menyebabkan seseorang terkena demam berdarah. Untuk memberantas penyakit tersebut, pemberantasan jentik menjadi cara efektif yang 
                                                     
dapat dilakukan. "Sebelum mematikan nyamuk dewasa dengan fogging, terlebih dulu harus diberantas jentiknya, yakni dengan memberantas sarang jentik nyamuk. Caranya dengan langkah 3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur benda-benda yang bisa digenangi air.  dampak fogging  ternyata banyak kerugian yang terjadi, antara lain: nyamuk yang mati hanya nyamuk dewasa, fogging sangat mencemari lingkungan dengan Pestisida akhirnya mencemari manusia, disamping itu tindakan fogging harganya mahal dan hasilnya tidak sebegitu signifikan, karena setiap fogging hanya focus dengan radius 100 meter dan membutuhkan 3 liter Pestisida dan 60 liter solar dan akhirnya dengan fogging masyarakat menjadi terlena dan nyamuknya menjadi resisten.
Lebih rinci lagi tentang dampak fogging adalah, bahan yang digunakan terdiri dari Pestisida dan Solar. Dengan pestisida (racun), manusia dapat terganggu kesehatannya karena pestisida dapat masuk dalam tubuh manusia melalui kulit (Contact poison) dan ini merupakan kasus yang banyak ditemukan, disamping itu pestisida dapat masuk melalui pernafasan (Respiratory poison) dan dapat melalui mulut (mouth poison) apabila tangan kita, makanan yang kita makan, peralatan makan/minum tercemar pestisida.
Yang lebih berbahaya lagi pestisida dapat menimbulkan dampak kronis, yaitu pada 1. Sistem syaraf, Neurotoksin: masalah ingatan yang gawat, sulit berkonsentrasi, perubahan kepribadian, kelumpuhan, kehilangan kesadaran dan koma; 2. Hati; 3. Perut; 4. Muntah-muntah, sakit perut dan diare adalah gejala umum dari keracunan; 5. Sistem kekebalan dan 6. Keseimbangan hormon.
Dampak pestisida terhadap kesehatan, pest=hama, sida=caedo=pembunuh atau pestisida juga dapat mematikan manusia. Adapun gejala yang sering timbul dimulai dengan sakit kepala, pusing, mual, sakit dada, muntah-muntah, kudis, sakit otot, keringat berlebihan, kram, diare, sulit bernafas, pandangan kabur dan akhirnya dapat menyebabkan kematian.
Dampak jangka panjang yang ditimbulkan pestisida yaitu:karsinogenic (pembentukan jaringan kanker pada tubuh); mutagenic(kerusakan genetic untuk generasi yang akan datang); teratogenic (kelahiran anak cacad dari ibu yang keracunan) dan residu sisa berbahaya bagi konsumen.
Sedang dampak bahan bakar Solar. Solar merupakan salah satu bahan bakar yang berasal dari fosil. Hasil pembakaran berupa Emisi CO, NOx, Sox. CO-Hb (dalam darah) => HbCO, seharusnya HbO2, CO 210x lebih kuat mengikat Hb dibanding O2. Dampaknya kekurangan O2.
NO2 bersifat racun, mengakibatkan radang paru-paru (sembuh 6-8 minggu), pemampatan bronchioli (dapat meninggal 3-5 minggu).
SO2 bersifat iritan, mudah diserap selaput lendir saluran nafas, produksi lendir berlebihan, iritasi. Pemaparan berulang-ulang berisiko kanker saluran nafas.
Apapun pengaruh Pestisida terhdap lingkungan: 1. Pestisikda sebagai bahan beracun, termasuk bahan pencemar yang berbahaya bagi lingkungan (tanah, air dan udara). 2. Residu pestisida pada makanan sayur dan buah (akumulasi residu), Resistensi hama (termasuk nyamuk) dan mestinya hewan non target.
NOx di udara , NO2, NPO3; Di dalam darah HbNO3, kekurangan O2. Akibat kekurangan O2 (Anoksia) maka berakibat kelumpuhan ototrespirasi (pernafasan). Akibat lebih lanjut otak kekurangan suplai O2 (lemas, pucat, ngantuk, meninggal).
GLOBAL, jika terkena air hujan di udara: NOx di udara juga dapat membentuk NH3, NH4. Sox di udara dapat membentuk H2S, H2SO4. NH3, NH4, NH2S, H2SO4 dan SO2 menyebabkan hujan asam. Unsur N dan C di atmosfer dapat menyebabkan efek rumah kaca, sehingga bumi semakin panas.
Dari data-data di atas intinya betapa berbahayanya fogging dilakukan untuk pemberantasan nyamuk, karena banyak dampak negatifnya, semakin sering dilakukan fogging nyamuk semakin kebal, sehingga ini mengharuskan komposisi campuran obat untuk fogging berikutnya semakin keras dan terus semakin keras, sehingga tidak hanya berdaya untuk membunuh nyamuk namun juga mampu untuk membunuh manusia. Mari kita ikut andil untuk mensosialisasikan dampak fogging agar kedepan kita selamat.

Dikutip dari berbagai sumber




2 komentar:

  1. Fogging bukan solusi yang tepat, karna banyak dampak negatifnya..
    Seharusnya fogging di hapus / di tiadakan, dan mencari solusi lagi

    BalasHapus
  2. Betul Pak.. Fogging hanya solusi jangka pendek yang paling penting adalah bagaimana bisa merobah prilaku masyarakat terutama dalam pengendalian sarang nyamuk serta jentik2nya

    BalasHapus