Minggu, 22 Juli 2012

Gangguan Pertumbuhan Janin

UFD
A.    IUFD adalah kematian janin dalam rahim yang terjadi pada usia kehamilan > dari 22 minggu
B.     Etiologi
§      Kesalahan genetic / kromosom
§      Infeksi
§      Diabetes mellitus
§      Kehamilan ganda
§      Kelainan organ reproduksi
§      RH isoimunisasi
§      Insufisiensi plasenta
§      Trauma fisik dan psikis (sangat sedikit)

C.     Diagnosa IUFD
1)      Anamnesa
§      Ibu tidak merasakan gerakan anak
§      Kandungan / rahim tidak bertambah besar, malah makin mengecil
§      Penurunan berat badan
§      Perubahan pada payudara dan nafsu makan
2)      Pemeriksaan fisik
·         Fundus uteri tambah turun (rahim tidak tambah besar)
·         Gerakan anak tidak dirasakan
·         Palpasi anak tidak jelas
·         Bunyi jantung anak tidak terdengar
3)      Pemeriksaan penunjang
§      USG :      - Gerak anak tidak ada
-      DJJ tidak pasti ada
-  Tampak bekuan darah pada ruang jantung janin
§      Rontgen foto
a.       Spalding sing (+)à tulang tengorak janin saling menutupi, pencairan dari otak menyebabkan over laping dari tulang otak
b.      Nanjouk’s sing (+) à tulang punggung janin sangat melengkung
c.       Rorbet’s sing (+) à tampak gelembung –gelembung gas pada pembuluh darah besar janin à ditemukan setelah janin mati paling kurang 12 jam
§      Laboratorium
a.       Reaksi biologis (-) à setelah 10 hari janin mati
b.      Hipofibrinogenemia setelah 4 – 5 minggu anak mati
D.    Bahaya yang dapat terjadi pada ibu à hipofibrinogenemia (,100 mg %)
E.     Management (Fadel 1982)
Sekali diagnosa IUFD ditegakan pasien dan keluarga biasanya meminta dokter untuk mengakhiri kehamilan segera. Adalah penting untuk menyarankan kepada pasien bahwa tidak ada yang emergensi pada pasien IUFD
1.      Jika uterus tidak lebih dari ukuran 12 mg kehamilan, pengososongan uterus dilakukan dengan kuret suction.
2.      Jika ukuran uterus antara 12 – 28 mingguà prostaglandin Evaginan supositoria
3.      jika kehamilan > 28 minggu, tidak dianjurkan pemakaian prostaglandin. Jika tidak ada his dalam 2 mingguà anjurakan induksi dengan oksitosin
F.      Tingkatan perubahan janin yang mati dalam rahim
a.       Rigor mortis (berlangsung 2 ½ jam setelah mati à kemudian lemas lagi)
b.      Maserasi tinggkat I (timbul lepuh – lepuh pada kulit, lepuh – lepuh ini mula – mula berisi cairan jernihà berwarna merah, à berlangsung sampai 48 jam setelah janin mati)
c.       Maserasi tinggkat 2 (lepuh – lepuh pecah dan mewarnai air ketubanà merah coklat terjadi 48 jam setelah anak lahir)
d.      Maserasi tinggkat 3 (terjadi kira – kira 3 minggu setelah janin mati, badan janin lemas, hubungan antara tulang sangat longar, odema diabawah kulit)


IUGR
A.    IUGR adalah pertumbuhan intra uterin yang terhambat (PIUT) dimana berat bayi kurang dari usia kehamilan
B.     Faktor resiko
  1. Nutrisi butuk
  2. Status social ekonomi lemah
  3. Pertumbuhan berat badan maternal buruk
  4. Berat badan prakehamilan  < 45 kg
  5. Zat kimia yang teratogen
  6. Kelainan kromosom à trisomi
  7. Infeksi virus / bakteri pada maternal
  8. Abnormalitas genetic
  9. Kehamilan ganda
  10. Riwayat kehamilan iugr terdahulu
  11. Ibu yang merokok / mengunakan narkotika / peminum alcohol
  12. Penyakit pada ibu Anemia, Dm,  Preeklamsi , Penyakit jantung,  Penyakit vaskuler maternal
C.     Diagnosis
1.      TFU tidak sesuai dengan usia kehamilan
2.      peningkatan berat badan ibu kurang / tidak ada
3.      Pada memeriksaan USG à pada pengukuiran biparietal, panjang paha janin.  lingkaran abdomen
D.    Wewenang bidan
1)      Pada kehamilan
1.      Pengawasan kehamilan  pada usia kehamila < 34 minggu dan jumlah air ketuban cukup, jika dekat aterm à persalinan disegerakan à mungkin akan memberikan hasil jika benar dicurigai mengalami kelainan retadrasi pertumbuhan
2.      Kolaborasi ke DR OBGIN untuk pemeriksaan USG dan kesejahteraan janin
3.      Anjurkan ibu untuk tidak lagi merokok, mengunakan narkotika,/ minum alcohol
4.      Berikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan status nutrisi
5.      Batasi aktifitas meternal à banyak istirahat, kurangi aktifitas dan kegiatan rumah tangga
2)      Saat persalinan
1.      Awasi kemajuan peralinan seperti biasa mengunakan partograf
2.      Kolaborasi dengan DR OBGIN tentang kemunginan partus di rumah bidan
3.      Pantau DJJ selama proses persalinan
4.      Rujuk bayi kerumah sakit jika ada tanda – tanda bayi mengalami aspirasi mekonium,







GEMELLI / KEHAMILAN KEMBAR

M Pengertian Gemelli / kehamilan kembar adalah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih
M Frekuensi
Greulich (1930) pada 121 juta persalinan
Hellin
Prawiroharjo (1994) pada 16.288 persalinan
>  Gemelli 1: 85,
>  1: 89
>  197
>  Triplet 1 : 7.629
>  1: 89
>  6
>  Kuadruplet     1: 670,743
>  1 : 89

>  Quintuplet
      1 : 41.6000.000
>  dst

M Etiologi
1.      Bangsa
2.      Hereditas
3.      Umur
4.      Paritas
5.      obat – obatan hormonal
M Stadium terjadinya kehamilan kembar karena adanya faktor penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi pada saat:
  1. Sebelum blastula terbentuk à kehamilan kembar dengan 2 amnio, 2 korion, dan 2 plasenta à kehamilan kembar dizigot
  2. Setelah blastula terbentuk sebelum amnion terbentukà kehamilan kembar dengan 2 amnion
  3. Sebelum primitive streak à kehamilan kembar dengan 1 amnion
  4. Sesudah primitive streak terbentuk à kembar dempet dengan berbagai bentuk
M Jenis kehamilan kembar
  1. Kehamilan kembar monozigot
§  Jenis kelamin sama, rupa juga sama
§  Sebagaian hamil lembar dalam bentuk ( 2 amnion,2 korion,  2 plasenta), bisa juga ( 2 amnion, 1 korion,  1 plasenta)
§  Dapat terjadi kelainan pertumbuhan kembar siam
  1. Kehamilan kembar dizigot
§  Jenis kelamin dapat sama / berbeda
§  Mempunyai  2 amnion,2 korion,  2 plasenta
M Letak dan presentasi
  1. Letak memanjanag dengan presentasi kepala
  2. Presentasi kepala dan bokong
  3. Keduanya presentasi bokong
  4. Presentasi kepala dan bahu
  5. Presentasi bokong dan bahu
  6. Paling jarang keduanya presentasi bahu
M Komplikasi
  1. Partus prematurus
  2. Anemia
  3. Hidramnion
  4. Preeklamsi dan eklamsi
  5. Solution plasenta
  6. Sesak nafas, pada tungkai bawah dan vulva odema, varises
  7. Inersia uteri
  8. Perdarahan post partum
M Diagnosis
  1. Besarnya uterus melebihi lamanya amenorhoe
  2. Pertumbuhan uterus cepat pada pemeriksaan berulang
  3. Penambahan berat badan ibu yang mencolok tanpa disertai dengan  odema / obesitas
  4. Banyak bagian kecil teraba
  5. Teraba 3 bagian besar janin
  6. Teraba 2 balotemen
M Diagnosis pasti dari :
  1. Teraba 2 kepala. 2 bokong, dan 1 atau 2 punggung
  2. Terdengar 2 DJJ yang letaknya  berjauhan, dengan perbedaan kecepatan paling sedikit 10 denyut / menit
  3. Dari hasil USG bisa  terdiagnosa kehamilan kembar pada trimester I
  4. Dari Rontgen foto abdomen
M Manajemen antepartum
Wewenang bidan
§      Pada kehamilan
  1. Melakukan pemeriksaan ANC seperti biasa à mulai kehamilan 24 minggu pemeriksaan dilakuikan setiap 2 minggu sekali, sesudah kehamilan 36 minggu 1 x seminggu.
  2. Jika ada kelainan / penyakit penyerta à rujuk pada DR OBGIN
  3. Memberikan pendidikan kesehatan (setelah kehamilan 30 minggu disarankan untuk tidak melakukan perjalanan jauh, asupan protein dan
zat besi ditingkatkan)
§      Pada persalinan
1.      Merujuk pasien ke RS
2.      Memantau pembukaan dan melaporkan hasilnya kepada OBGIN (RS)
3.      Posisi dan presentasi ditentukan sebelum persalinan di mulai
4.      Kolaborasi dengan dokter anak
5.      Episiotomi jika ada indikasi à mal presentasi
6.      Mempersiapkan alat penangulangan kemungkinan perdarahan post partum
7.      Bayi kembar pertama dilahirkan sesuai posisi dan presentasinya oleh OBGIN
8.      Klem talipusat dengan cepat dan hati – hati à eksanguinasi à perdarahan à tali pusat à monozigot
9.      Tentukan presentasi dan posisi bayi kembar kedua, tentukan ukuranya à jika letak kepala à wewenang bidan
10.      Pantau ketat djj, periksa vagina à adanya tanda perdarahan.
11.      Selama tidak terdapat perdarahan dan distress janin à tidak perlu dilakukan terburu – buru
12.      Waktu optimum yang diperlukan bayi kedua untuk lahir à 3 – 15 menit Setelah bayi pertama lahir. Bayi harus dilahirkan sebelum plasenta lahir
13.      Arahkan bagian presentasi ke dalam panggul à kombinasi tekanan abdominal dan manipulasi vagina, perawatan ditujukan untuk perawatan tali pusat, Begitu presentasi menempati panggulà pecahkan ketuban à periksa apa ada prolaps tali pusat
14.      Bantu ibu untuk mengedan, Jika kontraksi belum terjadi , daya mengedan tidak adekuat àdrip oksitosin
15.      Lakukan kelahiran seperti biasa
16.      Tangani hemoragi kala IV menyerupai perdarahan pascapartum