Rabu, 18 Juli 2012

KLINIK LAKTASI



Pengertian
Klinik laktasi adalah klinik yang diselenggarakan untuk memberikan pelayanan kepada ibu-ibu yang ada hubungannya dengan laktasi waktu hamil maupaun pasca persalinan.
Dengan demikian klinik laktasi merupakan kegiatan integritasi antara unit kerja yang berhubungan dengan kesehatan anak serta kebidanan dan kandungan.
Klinik ini menangani semua masalah yang berhubungan dengan laktasi, dengan demikian sasarannya adalah ibu hamil dan ibu menyusui yang datang ke klinik. Motivasi menyusui sangat penting ditekankan sejak kehamilan, sehingga diharapkan laktasi dapat berlangsung dengan baik dan lancar.


Fungsi  Klinik Laktasi
Fungsi utama klinik laktasi adalah pelayanan medis, tetapi di rumah sakit pendidikan klinik laktasi juga mempunyai fungsi tambahan yaitu fungsi pendidikan.
Fungsi pelayanan medis klinik laktasi dibedakan masa kehamilan dan masa pasca persalinan. Pada masa kehamilan pelayanan medis terutama bimbingan persiapan menyusui yang pada prinsipnya terdiri dari persiapan psikis ibu, pemerikasaan puting susu, penjelasan tentang manfaat ASI dan kerugian susu buatan, penjelasan rawat gabung dan penyuluhan atau konsultasi gizi ibu hamil. Pada masa pasca persalinan diberikan bimbingan ibu menyusui yang pada prinsipnya terdiri dari teknik menyusui, perawatan payudara pasca persalianan, menangani maslah dalam menyusui dana penyuluhan atau konsultasi gizi bayi dan ibu menyusui, serta perawatan bayi.
Fungsi pendidikan ditujukan pada calon dokter ahli, calon dokter dan calaon para medis. Penting diingat bahwa jangan sampai fungsi pendidikan mengganggu fungsi pelayanan medis, karena masalah menyusui termasuk hal yang sensitif, misalnya mengganggu privasi ibu. Diusahakan fungsi pendidikan berlangsung wajar, seakan memberikan pelayanan kepada ibu.

Syarat Klinik Laktasi
Klinik laktasi akan berjalan baik jika memenuhi persyaratan yang memandai. Persyaratan itu adalah persetujuan tertulis dari direktur rumah sakit, mempunyai tenaga terlatih dan mempunyai saraana yang cukup.
Persetujuam dari direktur rumah sakit diperlukan, karena semua kegiatan rumah sakit termasuk klinik laktasi harus didukung fasilitas yang cukup, dan dengan adanya persetujuan dari direktur, kegiatan klinik laktasi diharapkan tidak banyak mengalami hambatan.
Kegiatan klinik akan lancar kalau didukungolah tenaga terlatih. Karena kegiatan klinik dimulai sejak kehamilan sampai pasca persalinan, maka tenaga terlatih hendakanya meliputi:
a.       Tenaga terlatih yanga mampu melaksanakan pemeriksaan payudara pasca persalinan.
b.      Tenaga terlatih yang mampu mengadakan penyuluhan tentang manfaat ASI dan kerugian susu bantuan, mamapu memberikan penyuluhan tentang rawat gabung dan manfaatnya.
c.       Tenaga terlatig yang mampu memberikan penyuluhan/ konsultsi gizi untuk bayi, ibbu hamil dan ibu menyusui.
d.      Tenaga terlatih yang mampu menjelaskan tentang masalah menyusui yang dihadapai oleh bayi dan ibu menyusui.



Sarana yang cukup memadai untuk kelancaran kegian klinik laktasi hendaknya tersdia. Sarana yang seharusnya tersedia adalah:
a.       Ruang dan peralatan untuk pemerikasan payudara dan perawata payudara serta pemeriksaan bayi.
b.      Ruang penyuluhan dan alat yang diperlukan seperti boneka, leaflets, OHP, proyektor slide, televisi,dan video, poster, lembar balik, food model (contoh makan sesungguhnya atau alat peraga) untuk penyuluhan atau konsultasi gizi, KMS Ibu hamil, dan KMS balita.
c.       Catatan medik klinik laktasi

Setiap klinik laktasi dapat menyesuaikan persyaratan sesuai dengan kondisi masing-masing.

Kegiatan Klinik Laktasi
Sesuai dengan fungsinya, kegiatan klinik laktasi dibedakan menjadi kegiatan pelayanan medis dan kegiatan pendidikan.
Kegiatan pelayanan medis
Kegiatan pelayanan medis pada masa kehamilan disebut Bimbingan Persiapan Menyusui (BPM). BPM meliputi:
1.      Mempersiapkan psikis ibu
Psikis ibu haruslah diperiapkan sejak masa kehamilan, karena ibu yang siap untuk menyusui sangat membantu kelancaran laktasi, sebaliknya ibu yang mamang tidak siap/ mau menyusui akan mengganggu kelancaran laktasi
2.      Pemeriksaan payudara khususnya puting susu
Kalau dijumpai kelainan puting datar atau terbenam, berikan pengertian kepada ibu bahwa bayi tidak menyusu pada puting, tetapi pada payudara (areola masuk ke mulut bayi). Karena ada kekhawatiran ibu, maka ibu perlu mendapatkan bantuan segera setelah bayi lahir agar bisa berhasil menyusui. Keterampilan memeras ASI perlu diberikan.
3.      Penyuluhan tentang manfaat ASI dan kerugian susu buatan
Kegiatan penyuluhan ini dapat diintegrasikan dengan kegiatan penyuluhan lain di klinik laktasi misalnya penyuluhan rawat gabung, gizi ibu hamil dan meyusui, dan sebagainya.
4.      Penyuluhan tentang rawat gabung dan manfaatnya
Penyuluah ini penting untuk mempersiapkan ibu mengerti masalah rawat gabung yang akan dijalani setelah persalinan, penyluhan ini dapat dilaksanakan secara terintegritasi dengan penyuluhan lain.
5.      Penyuluhan atau konsultasi gizi ibu hamil
Penyuluhan gizi dilakukan secara kelompok san bila ada ibu yang memerlukan konsultasi khusus dapat dilakukan konsultasi oleh ahli gizi di poliklinik gizi.

Kegiatan pelayanan medis pada masa pasca persalinan disebut Bimbinga Ibu Menyusui (BIM). BIM  meliputi:
1.      Membimbing ibu mengenai teknik menyusui yang benar
Walaupun ibu sudah mendapatkan bimbingan tentang teknik menyusui yang benar saat di ruang rawat agbung, kadang-kadang masih ada ibu yang belum menguasai dengan baik teknik menyusui yang benar. Dengan demikian petugas harus mengecek kembali teknik menyusui dengan cara meminta ibu memperagakan cara meyusui bayinya dan petugas menunjukan cara yang benar bila masih ada kesalahan.
2.      Perawatan payudara pasca persalinan
Seperti halnya tenik menyusui, wlaupun ibu sudah mendapatkan cara merawat payudara pasca persalinan, tetapi kadang-kadang ada ibu yang belum menguasai  perawatan ini. Petugas hendaknya mengecek kembali dan memberikan penjelasan cara perawatan yang benar.
3.      Memantau masalah nenyusui pada ibu
Setelah pulang dari rumah sakit, kadang-kadang ibu mempunyai masalh yang berhubungan dengan menyusui. Bilamana ada, petugas haruslah mengecek keadaan bayi dan ibu. Bayi dilihat keadaan umumnya, diuji reflek menghisap dan menelannya, dan cari apakah ada kelainan seperti stomatitis, sumbing atau  kelainan sistemik lain seperti infeksi. Payudara  ibu diperiksa dan ditentukan kelainan yang ada seperti puting susu lecet, sumbatan saluran susu, mastitis, abses dan sebagainya.
4.      Memberikan penyuluhan atau konsultasi gizi bayi dan ibu menyusui, perawatan bayi, tumbuh kembang bayi, KB, dll.
Aeperi halnya ibu hamil, konsultasi gizi bayi dan gizi ibu menyusui dilakukan secara kelompok, bilamana ada ibu yang mempunyai masalh khusus untuk bayi dan dirinya dapat dikirim ke poliklinik gizi untuk konsultasi.

Kegiatan pendidikan
Kegiatan pendidikan di klinik laktasi seharusnya diintegritaskan ke dalam pelayanan medis seperti dijelaskan di atas. Untuk kelancaran tugas koordinator klinik laktasi membuat jadwal kegiatan masing-masing siswa. Sebelum masa pendidikan di klinik laktasi dimulai, diberikan penjelasan tentang semua prosedur termasuk etika di klinik.