Kamis, 19 Juli 2012

OBSTIPASI PADA BAYI


1.      Pengertian
Obstipasi yaitu sulit BUANG AIR BESAR (BAB)
a.       Obstipasi
Obstipasi = adalah konstipasi hebat yang tidak terobati.
Obstipasi berasal dari bahasa Latin :
- Ob berarti in the way = perjalanan
- Stipare berarti to compress = menekan
Secara istilah obstipasi adalah bentuk konstipasi parah dimana biasanya disebabkan oleh terhalangnya pergerakan feses dalam usus (adanya obstruksi usus)

b.      Konstipasi
Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan di mana seorang manusia mengalami pengerasan feses yang sulit untuk dibuang, yang dapat menyebabkan kesakitan hebat pada penderitanya. Konstipasi dapat disebabkan oleh pola makan, hormon, akibat samping obat-obatan, dan juga karena kelainan anatomis. Pengobatan konstipasi dapat dilakukan dengan pengubahan pola makan, obat pencahar (laxatif), terapi serat, dan pembedahan, walaupun pilihan terakhir jarang dilakukan.
Konstipasi adalah keluhan pencernaan yang paling umum. Gejala akan berbeda antara seseorang dengan seseorang yang lain, karena bentuk usus besar setiap orang berbeda-beda. Munculnya rasa mulas bukan suatu tanda, begitu pula mulas yang tak tentu juga tidak menuju ke suatu gejala. Konstipasi sering terjadi pada anak-anak dan orang tua, dan lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria.
Gejala antara obstipasi dan konstipasi sangat mirip dimana terdapat kesukaran mengeluarkan feses (defekasi). Namun obstipasi dibedakan dari konstipasi berdasarkan penyebabnya ialah dimana konstipasi disebabkan selain dari obstruksi intestinal sedangkan obstipasi karena adanya obstruksi intestinal.
2.      Gejala
·   Gejala obstipasi berupa pengeluaran feses yang keras dalam jangka waktu tiap 3-5 hari,
·    kadang disertai adanya perasaan perut penuh akibat adanya feses atau gas dalam perut.
·   Tinja yang dikeluarkan terlihat keras
·   Kering dan berbentuk bulatan kecil
·   Ada darah pada tinja
·   Bayi rewel dan mengerang kesakitan
·   Penurunan nafsu makan pada bayi

3.      Penyebab
a.    Obstipasi akibat obstruksi dari intralumen usus
meliputi akibat adanya kanker dalam dinding usus.
b.   Obstipasi akibat obstruksi dari ekstralumen usus, biasanya akibat penekanan usus oleh massa intraabdomen misalnya adanya tumor dalam abdomen yang menekan rectum.
c.    Ada kelainan dalam sistem metabolisme tubuh yang disebabkan oleh :
o Kelainan pada persarafan segmen usus yaitu hiscprung
o Gangguan persarafan usus besar paling bawah
o Gangguan perkembangan neurologis
o Kelainan sistem endokrin

JENIS OBSTIPASI
Obstipasi ada dua macam :
  Obstipasi obstruksi total
     Memiliki ciri tidak keluarnya feses atau flatus dan pada pemeriksaan colok dubur didapatkan rectum yang kosong, kecuali jika obstruksi terdapat pada rectum.
  Obstipasi obstruksi parsial.
     Memiliki ciri pasien tidak dapat buang air besar selama beberapa hari tetapi kemudian dapat mengeluarkan feses disertai gas. Keadaan obstruksi parsial kurang darurat daripada obstruksi totalis.

Obstipasi didiagnosa melalui cara:
1. Anamnesis
·         Riwayat penyakit difokuskan pada gagal untuk mengeluarkan baik feses maupun gas. Perlu untuk menentukan apakah termasuk obstruksi total atau partial.
·         Anamnesis ditujukan untuk menggali lebih dalam akan riwayat penyakit terdahulu yang mungkin dapat menstimulasi terjadinya obstipasi.
·         Dicari juga apakah ada kelainan usus sebelumnya, nyeri pada perut, dan masalah sistemik lain yang penting, sebagai contoh riwayat adanya penurunan berat badan yang kronis dan feses yang bercampur darah kemungkinan akibat obstruksi neoplasma.
            2. Pemeriksaan Fisik
a)      Pemeriksaan abdomen standar seperti inspeksi, auskultasi, perkusi,    dan palpasi untuk melihat apakah ada massa abdomen, nyeri abdomen,  dan adanya distensi kolon.
b)      Obstruksi usus pada fase lanjut tidak terdengar bising usus.
c)      Pemeriksaan region femoral dan inguinal untuk melihat apakah ada hernia atau tidak. Obstruksi kolon bisa terjadi akibat hernia inguinal kolon sigmoid
d)     Pemeriksaan rectal tussae (colok dubur) untuk mengidentifikasi kelainan rectum yang mungkin menyebabkan obstruksi dan memberikan gambaran tentang isi rectum obstruksi total.
3. Pemeriksaan penunjang
·      Pencitraan dengan CT scan, USG, X rays dengan atau tanpa bahan kontras. Pencitraan untuk melihat apakah ada dilatasi kolon. Dilatasi kolon tanpa udara menandakan obstruksi total dan dilatasi kolon dengan terdapat udara menandakan partial obstruksi parsial. Pencitraan ini dapat digunakan untuk menentukan letak obstruksi dan penyebab obstruksi.
·      Laboratorium seperti pemeriksaan elektrolit darah (mengetahui dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit), hematokrit (apakah ada anemia yang dihubungkan dengan perdarahan usus missal akibat neoplasma), hitung leukosit (mengetahui infeksi usus).
·      Endoskopi untuk melihat bagian dalam kolon dan mennetukan sebab obstipasi.
Penanganan obstipasi :

1. Perawatan medis
Meliputi resusitasi untuk mengoreksi cairan dan elektrolit tubuh, nasograstis decompression pada obstruksi parah untuk mencegah muntah dan aspirasi, dan pengobatan lain untuk mencegah semakin parahnya sakit.
2. Operasi
Untuk mengatasi obstruksi sesuai dengan penyebab obstruksi, dan untuk mencegah perforasi usus akibat tekanan tinggi. Obstipasi obstruksi total bersifat sangat urgent untuk dilakukan tindakan segera dimana jika terlambat dilakukan dapat mengakiabtkan perforasi usus karena peningkatan tekanan feses yang besar.
3. Diet
pada obstruksi total dianjuran tidak makan apa-apa, pada obstruksi parsial dapa diberikan makanan cair dan obat-obat oral.