Stimulasi tumbuh kembang anak dapat dilakukan dengan cara
memberikan permainan atau bermain, mengingat dengan bermain anak akan belajar
dari kehidupan.Ketika masa anak sudah memasuki masa bermain atau istilah
lain ”masa Toddler”, maka anak akan selalu membutuhkan kesenangan pada dirinya
disitulah anak membutuhkan suatu permainan. Maka tidak terlalu heran masa
kanak-kanak identik dengan masa bermain, karena perkembangan anak mulai akan
diasah sesuai dengan kebutuhannya disaat tumbuh kembang. Akan tetapi banyak
orang tua yang menganggap masa bermain pada anak tidaklah mendapat suatu
perhatian khusus sehingga banyak sekali orang tua yang membiarkan anak tanpa
memberikan pendidikan terhadap permainan yang dimiliki anak.
Aktivitas bermain
merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara optimal. Sekarang
ini, banyak dijual bermacam-macam alat permainan. Apabila orangtua tidak
selektif dan kurang memahami fungsinya, alat permainan yang dibelinya tidak
berfungsi secara efektif. Jenis permainan tertentu hanya cocok untuk anak
dengan usia tertentu. Permainan harus dapat menstimulasi perkembangan
kreativitas anak serta perkembangan mental dan emosional, sehingga orangtua
harus mengarahkan agar sesuai dengan proses kematangan perkembangananak
tersebut.
Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya
dari lingkungan diluar individu anak. (soetjiningsih, 1995 : 105). Anak yang
lebih banyak dapat stimulasi cenderung lebih cepat berkembang. Stimulasi juga
berfungsi sebagai penguat (reinforcement).
Memberikan stimulasi secara terus menerus dan berulang pada setiap aspek
perkembangan anak berarti telah memberikan kesempatan pada anak untuk tumbuh
kembang secara optimal.Menurut
Moersintowarti (2002), stimulasi merupakan perangsangan dan latihan-latihan
terhadap kepandaian anak yang datangnya dari lingkungan di luar anak. Stimulasi
ini bisa dilakukan oleh orangtua, anggota keluarga, atau orang dewasa lain di
sekitar anak. (Nursalam, 2008 : 74) Jadi, Stimulasi
merupakan bagian dari kebutuhan dasar anak yaitu asah. Dengan mengasah kemampuan anak secara terus menerus,
kemampuan anak akan semakin meningkat.Pemberian
stimulus dapat dilakukan dengan latihan dan bermain. Anak yang memperoleh
stimulus yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang
memperoleh stimulus.Aktivitas
bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak, meskipun hal
tersebut tidak menghasilkan komoditas tertentu misalnya keuntungan finansial.
Anak bebas mengekspresikan perasaan takut, cemas, gembira, atau perasaan
lainnya, sehingga dengan memberikan kebebasan bermain orangtua mengetahui
suasana hati anaknya.Dengan aktivitas
bermain, anak juga akan memperoleh stimulasi mental yang merupakan cikal bakal
dari proses belajar pada anak untuk pengembangan, kecerdasan, keterampilan,
kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral dan etika dsb.Pemberian
stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anak
sesuai dengan tahap perkembangannya.
Fungsi bermain
pada anak :
·
Membantu perkembangan sensorik dan
motorik
·
Membantu perkembangan kognitif
·
Meningkatkan kemampuan sosialisasi anak
·
Meningkatkan kreativitas
·
Meningkatkan kesadaran diri
·
Mempunyai nilai terapeutik
·
Mempunyai nilai moral pada anak
Pada awal perkembangan kognitif, anak berada dalam
tahap sensorik motorik. Pada tahap ini keadaan kognitif anak akan
memperlihatkan aktifitas-aktifitas motoriknya, yang merupakan hasil dari
stimulasi sensorik. Misalnya pemberian stimulasi visual pada ranjang bayi akan
meningkatkan perhatian anak terhadap lingkungannya, bayi akan gembira dengan
tertawa-tertawa dan menggerak gerakkan tubuhnya. Tetapi bila stimulus tersebut
terlalu banyak, reaksi dapat sebaliknya yaitu perhatian anak berkurang dan anak
akan menangis.
Selain stimulasi
sensorik untuk merangsang aktivitas ototnya, juga diperlukan stimulasi afektif
dan selanjutnya stimulasi yang mempunyai aspek social dan kognitif, sehingga
akan terwujud perkembangan yang optimalbaik fisik, mental dan social.
Pada tahun-tahun
pertama tumbuh kembang anak, anak belajar mendengarkan yang disebut juga
“periode kesiapan mendengarkan”. Stimulasi verbal pada periode ini sangat
penting untuk perkembangan bahasa anak pada tahun pertama kehidupannya. Karena
kualitas dan kuantitas vokalisasi seorang anak dapat bertambah dengan stimulasi
verbal dan anak-anak akan menirukan kata-kata yang didengarnya. Tetapi
sebaliknya kalau auditif terlalu banyak, misalnya pada lingkungan yang terlalu
rebut, dengan suara yang simpang siur, sianak akan kesulitan dalam membedakan
stimulasi auditif yang diperlukan sehingga kelak akan berdampak pula dalam
pelajaran membaca.
·
Prinsip-prinsip dalam melakukan
stimulasi perkembangan :
a.
Sebagai ungkapan rasa cinta dan kasih
saying, bermain dengan anak sambil menikmati kebahagiaan bersama anak.
b.
Bertahap dan berkelanjutan serta
mencakup 4 bidang kemampuan perkembangan
c.
Dimulai dari tahapan perkembangan yang
telah dicapai anak
d.
Dilakukan dengan wajar, tanpa paksaan,
hukuman atau bentakan bila anak tidak mau
e.
Anak selalu diberi pujian atas
keberhasilannya
f.
Alat bantu stimulasi bila diperlukan
dicari yang sederhana dan mudah didapat, misalnya mainan yang dibuat sendiri
dari bahan bekas, alat-alat di sekitar
rumah atau benda-benda yang terdapat di alam bebas
g.
Suasana dibuat segar, menyenangkan dan
bervariasi agar tidak membosankan
Mulai
usia 6-9 bulan stimulasi kemampuan kecerdasan dilakukan bersama-sama dengan
stimulasi kemampuan gerak halus.
·
Teknik Stimulasi
a. Stimulasi
Visual
Stimulasi visual merupakan
stimulasi awal yang penting pada tahap permulaan perkembangan anak. Anak akan
meningkatkan perhatiannya pada lingkungan sekitarnya melalui penglihatan. Oleh
karena itu, orangtua disarankan untuk memberikan mainan warna-warni pada usia
anak 3 bulan pertama.
b. Stimulasi
Pendengaran (stimulasi auditif)
Stimulasi pendengaran adalah sangat
penting untuk perkembangan bahasanya (verbal), terutama pada tahun pertama
kehidupannya
c. Stimulus
taktil
Merupakan stimulasi dengan memberikan
sentuhan yang mencukupi pada anak berarti memberikan perhatian dan kasih sayang
yang diperlukan oleh anak. Stimulus semacam ini akan menimbulkan rasa aman dan
percaya diri pada anak sehingga anak akan lebih responsif dan berkembang
d. Stimulasi
kinetik
Merupakan stimulasi yang akan
membantu anak untuk mengenal lingkungan yang berbeda
e. Stimulasi
sosial dan bahasa
Stimulasi ini akan membantu anak
dalam bergaul dengan orang disekitarnya/berhubungan dengan orang lain. Seperti
dengan cara orangtua memeluk anaknya sambil berbicara kemudian si anak memberi
respon dengan tersenyum, tertawa dan bergembira dll.
·
Jenis Stimulasi Permainan Berdasarkan
Kelompok Usia
1) Usia
0-1 tahun
Pada usia ini perkembangan anak
mulai dapat dilatih dengan adanya reflex : melatih kerja sama antara mata dan
tangan atau mata dan telinga dalam berkoordinasi, melatih mencari objek yang
ada tetapi tidak kelihatan, serta melatih mengenal asal suara, kepekaan
perabaan, dan keterampilan dengan gerakan yang berulang. Fungsi bermain pada
usia ini adalah untuk memperbaiki pertumbuhan dan perkembangan.
Jenis
permainan yang dianjurkan pada usia ini antara lain benda/permainan yang aman
sehingga dapat dimasukkan kedalam mulut, misalnya gambar bentuk muka, boneka
orang dan binatang, alat permainan yang dapat digoyang dan menimbulkan suara,
alat permainan yang berupa selimut, boneka, dan lain-lain.
2) Usia
1-2 tahun
Jenis permainan
yang dapat digunakan pada dasarnya bertujuan untuk melatih anak melakukan
gerakan mendorong/menarik, melatih melakukan imajinasi, melatih anak melakukan
kegiatan sehari-hari. Serta memperkenalkan beberapa bunyi dan mampu
membedakannya.
Jenis permainan ini menggunakan semua alat
permainan yang dapat didorong dan ditarik, misalnya alat rumah tangga,
balok-balok, buku bergambar, kertas, pensil berwarna dll.
3) Usia
2-3 tahun
Pada usia ini
anak dianjurkan untuk bermain dengan tujuan menyalurkan perasaan atau emosinya
anak, mengembangkan keterampilan berbahasa, melatih motorik kasar dan halus,
mengembangkan kecerdasan, melatih daya imajinasi, serta melatih kemampuan
membedakan permukaan dan warna benda.
Alat
permainan yang dapat digunakan antara lain peralatan menggambar, puzzle sederhana, manik-manik ukuran
besar, serta berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang
berbeda-beda.
4) Usia
3-6 tahun
Pada usia ini
anak sudah mulai mampu mengembangkan kreativitas dan sosialisasinya sehingga
sangat diperlukan permainan yang dapat mengembangkan kemampuan menyamakan dan
membedakan, kemampuan berbahasa, mengembangkan kecerdasan, menumbuhkan sportivitas,
mengembangkan koordinasi motorik, mengembangkan dan mengontrol emosi, motorik
kasar dan halus, memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan serta
memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.
Alat permainan
yang dapat digunakan pada anak usia ini misalnya benda-benda di sekitar rumah,
buku gambar, majalah anak-anak, alat gambar, kertas untuk belajar melipat,
gunting dan air.