1.
Melakukan
Penilaian Awal
Segera setelah lahir, letakkan bayi diatas kain bersih
dan kering yang disiapkan pada perut ibu. Bila hal tersebut tidak memungkinkan
maka letakkan bayi didekat ibu (diantara kedua kaki atau disebelah ibu) tetapi
harus dipastikan pada areal itu bersih dan kering
1.
Mencegah kehilangan panas
Cegah terjadinya kehilangan
panas melalui upaya sebagai berikut :
a. Keringkan
bayi dengan seksama
Pastikan
tubuh bayi dikeringkan segera setelah lahir untuk mencegah kehilangan panas
yang disebabkan oleh evaporasi cairan ketuban pada tubuh bayi. Keringkan bayi
dengan handuk atau kain yang telah disiapkan diatas perut ibu. Mengeringkan
dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu
bayi memulai pernapasannya.
Segera
setelah mengeringkan tubuh bayi dan memotong tali pusat, ganti handuk atau kain
yang basah oleh cairan ketuban dan kemudian selimuti tubuh bayi dengan selimut
atau kain yang hangat, kering dan bersih. Kain basah didekat tubuh bayi dapat
menyerap panas tubuh bayi melalui proses radiasi. Ganti handuk, selimut atau
kain yang basah telah diganti dengan selimut atau kain yang baru (hangat,
bersih dan kering).
c. Selimuti
bagian kepala bayi
Pastikan
bagian kepala bayi ditutupi atau diselimuti setiap saat. Bagian kepala bayi
memiliki luas permukaan yang relatif luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan
panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
d. Anjurkan
ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Pelukan
ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan
panas. Anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya segera setelah lahir. Sebaiknya
pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu jam pertama kelahiran.
e.
Jangan segera
menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas
tubuhnya (terutama jika tidak berpakaian), sebelum melakukan penimbangan,
selimuti bayi dengan selimut dan kain
bersih serta kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari
selisih berat bayi pada saat berpakaian / diselimuti dikurangi dengan berat
pakaian / selimut. Bayi sebaiknya dimandikan (sedikitnya) enam jam setelah
lahir. Memandikan bayi pada beberapa jam pertama setelah lahir dapat
menyebabkan hipotermia yang sangat membahayakan kesehatan bayi baru lahir.
3. Membersihkan
Jalan Nafas
Jika bayi tidak
bernapas atau bernapas megap-megap atau lemah, maka segera lakukan tindakan
resusitasi bayi baru lahir :
a. Jaga
bayi tetap hangat.
b. Atur
posisi bayi.
c. Isap
lender.
d. Keringkan
dan rangsang bayi.
e.
Atur kembali posisi
kepala dan selimuti bayi.
f.
Lakukan penilaian awal.
1.
Inisiasi Dini / Bonding
Prinsip pemberian
ASI sedini mungkin dan eklusif. Bayi baru lahir harus
mendapat ASI dalam waktu satu jam setelah lahir. Anjurkan ibu untuk memeluk
bayinya dan mencoba segera menyusukan bayinya setelah tali pusat diklem dan
dipotong. Beritahu bahwa penolong akan selalu membantu ibu untuk menyusukan
bayinya setelah plasenta lahir dan memastikan ibu dalam kondisi baik (termasuk
menjahit laserasi) keluarga dapat membantu ibu untuk memulai pemberian ASI
lebih awal.
Hubungan antara ibu dan bayi sangat penting untuk saling
mengenal terutama pada hari-hari pertama setelah persalinan. Bayi akan
memperoleh kehangatan tubuh ibu, suara ibu, kelembutan dan kasih sayang ibu (bonding
effect).
2.
Menyuntikan Vitamin K
Semua bayi baru
lahir harus diberikan Vitamin K injeksi 1 mg intramuskuler dipaha kiri sesegera
mungkin untuk mencegah pendarahan bayi baru lahir akibat defisiensi Vitamin K
yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir.
Vitamin K sangat
penting untuk pembentukan protrombin yang memungkinkan darah membeku dan
ternyata kadarnya dianggap “rendah” pada bayi baru lahir adalah gangguan jarang
yang berpotensi fatal dan berhubungan dengan kadar Vitamin K.
3.
Mengoleskan Salf Mata
Salf mata atau
tetes mata dapat diberikan setelah ibu memberikan ASI nya atau setelah
terjadinya bonding antara ibu dan bayi. Pencegahan infeksi pada mata biasanya
diberi salf mata tetrasiklin 1 %, salf antibiotika tersebut harus diberikan
dalam waktu satu jam setelah kelahiran. Upaya profilaksis infeksi mata tidak
efektif jika diberikan lebih dari satu jam setelah kelahiran.
Cara pemberian
profilaksis mata :
a. Cuci
tangan.
b. Jelaskan
apa yang akan dilakukan dan tujuan pemberian obat tersebut.
c. Berikan
salf mata dalam satu garis lurus mulai dari bagian mata yang paling dekat
dengan hidung bayi menuju bagian luar mata.
d. Ujung
tabung salf mata tidak boleh menyentuh mata bayi.
e. Jangan
menghapus salf mata dari mata bayi dan anjurkan keluarga untuk tidak menghapus
obat-obat tersebut.
4.
Melakukan
Identifikasi dan pemasangan tanda pengenal / Identitas
Tanda
pengenal ini diberikan pada bayi sebagai identitas diri si bayi, biasanya tanda
pengenal bayi ini berupa gelang tangan yang terbuat dari karet plastik yang
lentur dan lunak sehingga tidak berbahaya bagi bayi. Pada gelang tersebut
terdapat tulisan seperti “By Ny.Lita & Tn.Toni ”.