Kamis, 16 Agustus 2012

Asuhan Pada Bayi Baru Lahir

1.      
Melakukan Penilaian  Awal
Segera setelah lahir, letakkan bayi diatas kain bersih dan kering yang disiapkan pada perut ibu. Bila hal tersebut tidak memungkinkan maka letakkan bayi didekat ibu (diantara kedua kaki atau disebelah ibu) tetapi harus dipastikan pada areal itu bersih dan kering


1.      Mencegah kehilangan panas
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai berikut :
a.      Keringkan bayi dengan seksama
Pastikan tubuh bayi dikeringkan segera setelah lahir untuk mencegah kehilangan panas yang disebabkan oleh evaporasi cairan ketuban pada tubuh bayi. Keringkan bayi dengan handuk atau kain yang telah disiapkan diatas perut ibu. Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.

b.      Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Segera setelah mengeringkan tubuh bayi dan memotong tali pusat, ganti handuk atau kain yang basah oleh cairan ketuban dan kemudian selimuti tubuh bayi dengan selimut atau kain yang hangat, kering dan bersih. Kain basah didekat tubuh bayi dapat menyerap panas tubuh bayi melalui proses radiasi. Ganti handuk, selimut atau kain yang basah telah diganti dengan selimut atau kain yang baru (hangat, bersih dan kering).
c.       Selimuti bagian kepala bayi
Pastikan bagian kepala bayi ditutupi atau diselimuti setiap saat. Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang relatif luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
d.      Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya segera setelah lahir. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu jam pertama kelahiran.
e.      Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya (terutama jika tidak berpakaian), sebelum melakukan penimbangan, selimuti bayi dengan  selimut dan kain bersih serta kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian / diselimuti dikurangi dengan berat pakaian / selimut. Bayi sebaiknya dimandikan (sedikitnya) enam jam setelah lahir. Memandikan bayi pada beberapa jam pertama setelah lahir dapat menyebabkan hipotermia yang sangat membahayakan kesehatan bayi baru lahir.
3.   Membersihkan  Jalan Nafas
Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap-megap atau lemah, maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir :
a.      Jaga bayi tetap hangat.
b.      Atur posisi bayi.
c.       Isap lender.
d.      Keringkan dan rangsang bayi.
e.       Atur kembali posisi kepala dan selimuti bayi.
f.        Lakukan penilaian awal.

1.      Inisiasi Dini / Bonding
Prinsip pemberian ASI sedini mungkin dan eklusif. Bayi baru lahir harus mendapat ASI dalam waktu satu jam setelah lahir. Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan mencoba segera menyusukan bayinya setelah tali pusat diklem dan dipotong. Beritahu bahwa penolong akan selalu membantu ibu untuk menyusukan bayinya setelah plasenta lahir dan memastikan ibu dalam kondisi baik (termasuk menjahit laserasi) keluarga dapat membantu ibu untuk memulai pemberian ASI lebih awal.
Hubungan antara ibu dan bayi sangat penting untuk saling mengenal terutama pada hari-hari pertama setelah persalinan. Bayi akan memperoleh kehangatan tubuh ibu, suara ibu, kelembutan dan kasih sayang ibu (bonding effect).

2.      Menyuntikan Vitamin K
Semua bayi baru lahir harus diberikan Vitamin K injeksi 1 mg intramuskuler dipaha kiri sesegera mungkin untuk mencegah pendarahan bayi baru lahir akibat defisiensi Vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir.
Vitamin K sangat penting untuk pembentukan protrombin yang memungkinkan darah membeku dan ternyata kadarnya dianggap “rendah” pada bayi baru lahir adalah gangguan jarang yang berpotensi fatal dan berhubungan dengan kadar Vitamin K.
             
3.      Mengoleskan Salf Mata
Salf mata atau tetes mata dapat diberikan setelah ibu memberikan ASI nya atau setelah terjadinya bonding antara ibu dan bayi. Pencegahan infeksi pada mata biasanya diberi salf mata tetrasiklin 1 %, salf antibiotika tersebut harus diberikan dalam waktu satu jam setelah kelahiran. Upaya profilaksis infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari satu jam setelah kelahiran.
Cara pemberian profilaksis mata :
a.      Cuci tangan.
b.      Jelaskan apa yang akan dilakukan dan tujuan pemberian obat tersebut.
c.       Berikan salf mata dalam satu garis lurus mulai dari bagian mata yang paling dekat dengan hidung bayi menuju bagian luar mata.
d.      Ujung tabung salf mata tidak boleh menyentuh mata bayi.
e.       Jangan menghapus salf mata dari mata bayi dan anjurkan keluarga untuk tidak menghapus obat-obat tersebut.

4.      Melakukan Identifikasi dan pemasangan tanda pengenal / Identitas
Tanda pengenal ini diberikan pada bayi sebagai identitas diri si bayi, biasanya tanda pengenal bayi ini berupa gelang tangan yang terbuat dari karet plastik yang lentur dan lunak sehingga tidak berbahaya bagi bayi. Pada gelang tersebut terdapat tulisan seperti “By Ny.Lita & Tn.Toni ”.