Minggu, 14 Oktober 2012

PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH TANGGA

A. Persyaratan Umum
Persyaratan umum yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan sistem pengolahan limbah cair rumah tangga adalah sebagai berikut :
a. Biaya meliputi investasi, pengoperasian dan pemeliharaan
b. Kondisi tanah
c. Perkiraaan penggunaan air yang dipergunakan
d. Lokasi danukuran lahan
e. Topografi
f. Muka air tanah
g. Lokasi sumur dan sumber air tanah yang lain
h. Kemampuan untuk mememlihara penggunaaan sarana yang akan datang


B. Persyaratan Pemilihan Teknologi Pengolahan
Persyaratan pemilihan teknologi limbah cair rumah tangga menurut sumbernya :
1. Penampungan limbah cair yang berasal dari kamar mandi, dapur dan tempat pencucian 
a. Tidak mencemari sumber air tanah
b. Jarak horizontal dengan smber air minimal 11 meter
c. Tidak memungkinkan berkembang biaknya serangga dan tikus
d. Menghindarkan atau mencegah timbulnya bau dan pemandangan yang tidak menyedapkan.
e. Mengusahakan konstruksi yang sederhana, kuat dan murah

2. Penampung limbah cair yang berupa jamban (urin, tinja dan penggelontor)
a. Tidak mengakibatkan pencemaran pada sumber-sumber air minum dan permukaan tanah yang ada disekitar jamban. Letak dan jarak jamban terhadap sumber air perlu memperhatikan:
a. Keadaaan daerah datar atau lereng
b. Sifat macam dan susunan tanah berpori atau padat, pasir, tanah liat atau kapur
b. Menghindarkan berkembang biaknya dan tersebarnya cacing pada permukaan tanah 
c. Tidak memungkinkan berkembang biaknya serangga dan tikus
d. Menghindarkan atau mencegah timbulnya bau dan pemandangan yang tidak menyedapkan
e. Mengusahakan konstruksi yang sederhana, kuat dan murah
f. Mengusahakan  sistem yang dapat digunakan dan diterima masyarakat setempat.

C. Jenis Pembuangan Limbah Cair Rumah Tangga
Limbah cair rumah tangga yang berasal dari kamar mandi, dapur dan tempat pencucian dapat dibuang melalui :

a. Drainase
Bagi daerah yang telah mempunyai sistem drainase, air buangan dari kamar mandi dan tempat pencucian dapat dibuangan dengan cara mengalirkannya ke drainase.

b. Sistem riol
Sistem riol biasanya terdapat di daerah perkotaan. Apabila sistem riol ini telah tersedia maka semua limbah cair rumah tangga (termasuk tinja) saat disalurkan dan diolah dengan sistem terpusan (off-site tratment system).

c. Sarana Pengolahan Air Limbah (SPAL)
Setiap perumahan hendaknya mempunyai sarana pembuangan air limbah yang memenuhi persyaratan kesehatan sehingga penghuninya dapat hidup dengan nyaman bebas dari tempat perindukan vektor.
Agar lingkungan pemukiman terjaga kelestariannya maka suatu sistem resapan air buangan  cucian dapur pada rumah tangga yang bentuk teknis pembuatannya sederhana.
Persyaratan lokasi :
Penentuan lokasi SPAL harus memperhatikan  hal-hal  sebagai berikut :
- Daerah dengan angka diare, kecacingan, filariasis, dan schistosomiasis (demam keong) tinggi
- Adanya potensi masyarakat untuk dikembangkan 
- Daerah daerah tujuan wisata
- Pada daerah berpeduduk padat
- Tidak didaerah rawa dan daerah pasang surut.








3. Pengelolaan Limbah Cair  Rumah Tangga
Tinja dapat dibuang melalui berbagai jenis sarana yang sesuai dengan  perkembangan teknologi dan sosial budaya. Beberapa contoh teknologinya disajikan dibawah ini.

a. Cubluk sederhana, cubluk plengsengan, dan cubluk kembar
Jamban cubluk adalah lubang dalam tanah, dindingnya berlubang, berfungsi untuk penampung dan mengolah kotoran yang dialirkan dari jamban. Jamban cubluk ada tiga jenis cubluk sederhana, cubluk plengsengan  dan cubluk kembar.
Keuntungan :
- Biaya murah
- Mudah dibuat
- Tidak memerlukan air saat digunakan 
Kerugian 
- Berbau
- Mengundang lalat nyamuk dan serangga lainnya
- Apabila sudahpenuh harus membuat baru

b. Cubluk dengan ventilasi
Jamban ini adalah jamban cubluk dilengkapi dengan viva  ventilasi yang berguna untuk mengalirkan bau yang berasal dari jamban
Keuntungan :
- Biaya murah 
- Mudah dibuat
- Tidak memerlukan air 
- Dapat mengurangi air
- Dapat mengurangi lalat
- Tidak berbau
Kerugian
- Tidak bisa mencegah perkembangbiakan nyamuk 
- Perlu biaya tambahan untuk pipa ventilasi.

c. Jamban leher angsa tanpa tangki septik
Jamban ini dilengkapi dengan leher angsa yang dapat mencegah bau dan serangga karena adanya air perapat (water seal). Letak lubang penampung tinja dapat langsung dibawah atau jauh dari tempat dudukan leher angsa. 
Keuntungan :
a. Biaya murah 
b. Dapat mencegah serangga dantikus
c. Tidak berbau
d. Tinja dibawah tidak kelihatan
e. Penggunaannya merasa nyaman
f. Dapat ditingkatkan untuk sambungan ke sistem saluran limbah cair perkotaaan untuk pengolahan terpusat
g. Dapat dibangun di dalam rumah 
Kerugian :
a. Perlu air yang cukup 
b. Tidak cocok untuk daerah sulit air
c. Dapat mencemari air tanah  apabila jarak minimal vertikal dan horizontal  terhadap sarana air tanah tidak dipenuhi 
d. Jamban leher angsa dan tangki septik
Jamban  ini dilengkapi dengan leher angsa yag dapat mencegah bau dan serangga karena adanya air perapat (water seal). Letak lubang penampungan tinja dapat langsung di bawah atau jauh dari tempat dudukan leher angsa.
Keuntungan :
- Biaya relatif murah dibandingkan dengan sistem  perpipaan untuk pengolahan terpusat (off site sewerage system) 
- Dapat mencegah serangga dan tikus
- Tidak berbau
- Tinja dibawah tidak kelihatan 
- Penggunaaannya merasa nyaman
- Dapat ditingkatkan untuk sambungan ke sistem saluran limbah cair perkotaaan untuk pengolahan terpusat.
- Dapat dibangun di dalam rumah 
Kerugian :
- Perlu air yang cukup
- Tidak cocok untuk daerah sulit air 
- Dapat mencemari air tanah apabila jarak vertikal dan horizonatal terhadap sarana air  tanah tidak dipenuhi.

e. Jamban Kompos
Jamban Komopos adalah jenis jamban angsa dibangun diatas tanah dengan dua lubang penampung yang ditutup dengan lantai dudukan dengan lubang urin dan tinja yang terpisah serta lubang untuk masukan bahan pencampur tambahan untuk membantu mempercepat proses pembusukan oleh  bakteri, jamur dan kapang menjadi kompos.
Pada jamban kompos tinja yang masuk kedalam tangki kedap air dicampur dengan abu atau daun-daunan untuk menjaga kelembaban kandungan uap air  dan kimia seimbang sehingga campuran tinja tersebut akan terurai menja dipupuk tanah yang baik dalam waktu sekitar empat bulan. Mikroorganisme akan mati dalam kompos kering yang bersifat basa yang selanjutnya dapat digunakan sebagai pupuk organik.

Keuntungan:
- Menghasilkan pupuk organik yang bernilai ekonomis 
- Mengurangi 50% dari produksi limbah rumah tangga
- Tidak menghasilkan limah sampingan yang perlu diolah lagi
- Aman dan terjangkau untuk muka air tanah tinggi dan sulit air
- Tidak mencemari air permukaan  air tanah
- Tidak memberi dampak perkembangan nyamuk
- Tidak membutuhkan air yang banyak untuk menggelontor
- Bila dikelola dengan baik tidak menimbulkan bau dan aman 

Kerugian :
- Menghasilkan bau yang sangat kuat apabila kurang udara dan terlalu basah
- Mengundang banyak kecoa 
- Perlu pengelolaan yang hati hati
- Urin harus dikumpulkan terpisah
- Abu dan daun-daun harus ditambahkan secara teratur
Jamban kompos.
Jamban kompos biasanya disebut juga jamban humus dengan sistem tanpa air yang tergantung pada prinsip pengomposan oleh mikro organisme untuk menguraikan tinja, kertas, dan bahan lainnnya menjadi humus. Sistem jamban dapat berupa satu lubang atau dua lubang dimana setiap lubang terdiri dari beberapa ember untuk menampung tinja secara bergantian.

Bahan 
Tinja tanpa urin, sisa sayur-sayuran  sisa buah-buahan  potongan rumput, kulit telur, koran kardus, potongan kayu (serutan kayu) kotoran ayam tanah  abu kayu, kapur daun  plastik 

Waktu yang dibutuhkan untuk menjadi kompos sempurna dan eliminasi ptogen selama 4 – 9  bulan 

Cara pembuatan 
Campur bahan-bahan tersebut diatas menjadi satu :
a. Pilihlah jenis bahan yang akan dijadikan tempat penampungan (ember) tersebut dimasukan kedalam tanah sedemikian rupa untuk  menampung campuran bahan. 
b. Letakan lapisan campuran bahan tersebut dibawah gundukan tinja. Lapisan ini berukuran antara 8-12 cm tingginya.
c. Tambahkan bahan yang mengandung banyak nitrogen seperti potongan rumput atau kulit buah dan sayuran, dan bahan lain yang tinggi karbon seperti potongan koran.
d. Keberhasilan pembuatan kompos tergantung variasi bahanpada setiap lapisan dan penambahan air pada lapisan yang kering. Setelah selesai menambahkan bahan-bahan tadi  tutup kompos dengan selembar plastik untuk menjaga hilangnya kelembaban dan mencegah lalat.
e. Apabila menginginkan kompos yang cepat, gundukan tersebut dibolak balik setiap beberapa minggu agar tidak terlalu basah atau bau atau tidak terlalu kering. Pembalikan tersebut akan mengeringkan gundukan yang basah dan memungkinkan air untuk masuk kedalam gundukan yang kering.

Prinsip pengomposan:
a. Ada kehidupan: Pengomposan adalah proses alamiah menggunakan jutaan organisme hidup 
b. Keanekaragaman: Kompos harus mengandung komposisi dari berbagai jenis bahan 
c. Aerasi: kompos memerlukan udara sehingga bahan dapat cepat terurai dan tidak berbau.
d. Kelembaban: semua benda hidup termasuk kompos memerlukan air untuk bertahan hidup 

Cara Pengoperasian dan Pemeliharaan

Sebelum menggunakan jamban kompos, setiap ember diisi dengan separuhnya jerami dan serbuk gergaji atau daun kering. Hal ini utuk menyediakan karbon dalam proses pengomposan tinja untuk menjadi bagian-bagian  lebih kecil dari volume asalnya. Secara berkala tambahan jerami dimasukan kedalam gundukan tinja apabila campuran bahan menjadi basah atau berbau. Setiap selesai penggunaan ditambahkan satu sendok semen penuh abu atau kapur dengan cara menaburkan diatas tinja kemudian ditutup.
Bila satu lubang telah penuh maka lubang tersebut ditutup dan menggunakan lubang satunya secara bergantian. Kompos yang telah jadi biasanya digunakan untuk memupuk tanaman bunga atau tanaman lainnya. Urin dan air embersih dapat langsung dibuang ketanaman dan tidak menyebabkan bau karena secara cepat diserap oleh tanaman dan tanah.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan 

a. Catat data atau penggunaa setiap ember atau penampung tinja untuk sistem multi tabung.
b. Selalu menutup lubang jamban ketika tidak digunakan agar tidak menjadi tempat perkembang biakan  lalat dan memastikan proses aerasi di dalam tempat penampungan. Pastikan bahan tersebar merata diatas gundukan tinja.
c. Selalu membersihkan tempat pijakan dengan mengguna kan sedikit air dan tidak menggunakan disinfektan.
d. Periksa kondisi temperatur dan kelembaban secara berkala untuk menjaga kondisi optimum dalam proses pengomposan.

Pemanfaatan
Jamban kompos dapat mengatasi masalah pembuangan tinja dimuka air tinggi dan daerah yang banyak mengandung air. Namun demikian jamban kompos dapat digunakan sebagai alternatif jamban yang murah dan pemanfaaan teknologi penghematan air di daerah lainnya. Jamban kompos dapat dibangun disamping rumah perdesaan atau didaerah pinggiran kota. Karena sistem jamban ini tidak memerlukan sambungan ke sistem saluran limbah sehingga tidak ada masalah dalam hal penumpukan tinja. Disarankan aplikasi jamban dengan sistem ini melalui peningkatan kesadaran dan penyuluhan kesehatan sebelum pembangunan.

f. Jamban gasbio
Jamban gasbio adalah jamban yang tinjanya difermentasikan secara anaerobik untuk menghasilkan gas metan dengan kandungan sekitar 60%. Ada berbagai jenis konstruksi jamban gasbio antara lain gasbio dengan kuba terapung (floating dome) gasbio dengan kubah menetap (fixed dome), dan gasbio dengan tabung plastik polietilin. Dalam sistem ini tinja biasanya dicampur dengan potongan batang  padi atau limbah sayur-sayuran dan air untuk membentuk ampas (slurry), ampas terebut dapat diambil setelah waktu tinggal dalam tangki antara 30-50 hari. Produksi gas biasanya ada suhu 30 C apabila suhunya turun menjadi 25 C akan menghasilkan gas yang lebih kecil kira-kira setengahnya dan roduksi akan sangat kecil bila suhu dibawah 15 C.
Keuntungan :
- Menghasilkan gasbio yang dapat digunakan untuk keperluan energi alternatif.
- Mengurangi pencemaran lingkungan
- Ampasnya (slurry) dapat digunakan untuk pupuk organik.
Kerugian :
- Memerlukan biaya yang relatif mahal
- Dalam pengoperasiannya  perlu tenaga terlatih karena risiko kecelakaan 

g. Jamban jamak
Jamban jamak adalah jenis jamban yang terdiri dari dua buah atau lebih tempat jongkok dan dilengkapi sistem perpipaan untuk menyalurkan tinja ke tempat penampungan tangki septik yang selanjutnya efluennya diresapkan kedalam tanah sehingga lumbah cair terebut mengalir melalui porositas tanah dan sebagian lagi diserap oleh akar tanaman dan menguap dari tanah. Sistem ini merupaan off-slite sewerage terbatas yang cocok digunakan untuk mengumpulkan dan mengolah kotoran manusia dari beberapa rumah  sekolah umum, sekolah, asrama, perkantoran, pondok pesantren atau tempat-tempat ibadah.

Keuntungan :
- Lebih ekonomis dibandingkan dengan jamban tunggal.
- Lebih rivasi apabila kegunaannya untuk laki-laki dan perempuan dipisahkan 
- Membutuhkan lahan yang relatif lebih sedikit 



Kerugian :
- Perlu partisipasi para pengguna dalam pemeliharaaan
- Konstruksi lebih kompleks karena harus memperhatikan tingkat kemiringan (slope) antara  jamban dengan tangki septik.

h. Tangki septik dengan bidang resapan
Tangki septik dengan bidang resapan adalah suatu sistem pengolahan limbah cair dengan tangki yang ditanam dalam tanah terdiri dari satu sampai tiga ruangan dan menggunakan anaerobik. Sistem ini bekerja dengan tanah sebagai penyaring untuk meresapkan efluennya sedangkan lumpurnya akan mengendap secara gravitasi di bagian bawah tangki. Apabila persyaratan konstruksi tersebut dipenuhi  maka tangki septik ini dapat mencegah kontaminasi air tanah.

Keuntungan :
- Apabila didesain dan dipelihara dengan baik sistem ini dapat digunakan sampai  mencapai umur 30 tahun 
- Dapat menurunkan jumlah bakteri patogen sampai 80% - 95%
- Relatif murah dibandingkan dengan sistem perpipaan limbah cair terpusat (off-site sewerage system).
- Konstruksi lebih sederhana dibandingkan dengan sistem perpipaan limbah cair terpusat (off-site sewerage system)

Kerugian 
- Tingkat efisiensi pengolahannya relatif lebih rendah dibandingkan dengan sistem perpipaan limbah cair terpusat (off-site sewerage system)
- Tidak cocok  untuk daerah dengan muka air tanah tinggi 
- Tidak cocok untuk jenis tanah yang mempunyai sifat penyaringan lambat seperti tanah liat
- Tidak bekerja dengan baik bila terlalu banyak air
- Jarak horizontal yang kurang dari 11 meter terhadap sarana air tanah 
- Tidak cocok untuk pembuangan bahan pelarut, lemak dan bahan kimia lainnya.