Jumat, 27 Maret 2015

WASPADA ANCAMAN DBD DI SUMATERA BARAT

Sumbarsehat.com- Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegipty saat ini menjadi ancaman serius bagi masyarakat Sumatera Barat (Sumbar). Bahkan RSUP M. Djamil Padang mencatat mulai awal tahun ini sedikitnya sudah 50 Warga yang dirawat intensif. Melihat angka sepanjang awal tahun ini lanjut kemungkinan jumlah penderita DBD akan terus bertambah. Maka dari itu sudah seharusnya kesadaran untuk hidup bersih dan juga berprilaku bersih pada lingkungan sekitar dengan berpedoman pada 3M plus ditingkatkan, mengingat efek yang timbul dari virus Dengue ini cukup berbahaya bagi kesehatan.Sementara itu, Dinas Kesehatan sumbar mencatat hampir di tiap Kabupaten dan Kota se-Sumbar masih menjadi sarang kasus DBD. Dari sekian banyak kasus yang terjadi, kebanyakan menyerang kelompok usia di bawah 15 tahun. Puncak siklus lima tahunan penyebaran demam berdarah dengue diperkirakan terjadi pada 2015. Itu ditandai dengan peningkatan jumlah kasus penyakit tersebut di sejumlah daerah. 


Masyarakat pun diimbau waspada dan aktif mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yang menularkan penyakit itu. Pada tahun 2005 dan 2010, kasus demam berdarah dengue (DBD) naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Melihat tren akhir-akhir ini, jumlah kasus DBD diprediksi naik dibandingkan dengan jumlah kasus 2014. ” Penyebab siklus lima tahunan belum diketahui pasti, kemungkinan terkait cuaca,.Untuk mengantisipasi siklus lima tahunan demam berdarah, masyarakat diimbau melakukan sejumlah langkah. Salah satunya adalah mengenali karakteristik nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk Aedes aegypti biasanya menggigit pada pagi dan sore serta senang hidup di genangan air bersih, nyamuk Aedes aegypti amat adaptif pada kondisi manusia. Hewan itu tidak bersuara saat terbang, berukuran kecil, dan gigitannya tidak menimbulkan rasa sakit. Nyamuk tersebut biasanya menggigit bagian bawah tubuh manusia karena ketinggian terbang nyamuk itu hanya sekitar 1 meter. ”Dengan karakteristik itu, gigitan nyamuk Aedes aegypti kerap tak disadari, Untuk mengantisipasi DBD, perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti mesti dicegah. Caranya, menguras bak mandi dan tempat penampungan air bersih, mengubur sampah yang menimbulkan genangan air, dan menutup tempat penampungan air terbuka.Selain itu, pencegahan gigitan nyamuk bisa dilakukan dengan mengenakan celana panjang dan kemeja lengan panjang. ”Untuk murid SD dan SMP yang memakai celana pendek, pengelola sekolah bisa menyarankan siswa memakai celana panjang untuk sementara atau memakai obat antinyamuk,

Kenali gejala

masyarakat tak boleh terlambat memeriksakan kerabat yang mengalami gejala DBD. Beberapa gejala penyakit itu antara lain demam tinggi dengan suhu tubuh 39-40 derajat celsius, nyeri kepala dan otot, mual, kadang disertai bintik-bintik merah. ”Jika demam tinggi lebih dari 48 jam, kemungkinan besar terjangkit demam berdarah, Di sejumlah daerah dilaporkan peningkatan jumlah kasus DBD. Di Kota Padang, Sumatera Barat, Januari lalu, 48 warga dirawat di rumah sakit dan 2 pasien meninggal. Namun, pemerintah daerah setempat belum menetapkan status KLB DBD. Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Eka Lusti, dikutip dari kompas.com menyatakan, status kejadian luar biasa DBD belum ditetapkan karena belum ada peningkatan kasus secara signifikan dari bulan sama pada 2014 yang sebanyak 50 kasus. ”Status KLB ditetapkan jika jumlah kejadian bulan ini dua kali dari bulan yang sama tahun lalu,